Kartu JKN Hilang? Jangan Khawatir, NIK di KIA Jadi Solusi!

Masriani (39) bersama anaknya saat menjalani rawat inap di RSU Cut Meutia Kota Langsa, Senin (15/7/2024). Foto (ist).

Kesehatan anak adalah harta yang tak ternilai. Sebagai generasi penerus bangsa, mereka adalah harapan untuk masa depan yang lebih baik. Menyadari pentingnya kesehatan anak, pemerintah melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berkomitmen untuk memberikan perlindungan kesehatan yang optimal bagi seluruh anak Indonesia.

JKN hadir sebagai solusi atas kekhawatiran orang tua akan biaya pengobatan yang mahal, memastikan setiap anak mendapatkan perawatan medis yang layak tanpa harus terbebani masalah finansial.

Di sebuah desa kecil di Aceh Timur, Masriani (39), seorang ibu rumah tangga, merasakan langsung manfaat JKN yang begitu besar. Putrinya yang berusia 5 tahun, Rere, tiba-tiba mengalami demam tinggi yang tak kunjung turun selama tiga hari. Kondisi Rere semakin mengkhawatirkan ketika ia mengalami kejang-kejang.

“Saat itu saya sangat panik dan takut. Saya tidak tahu harus berbuat apa,” kenang Masriani. Ia segera memutuskan untuk membawa Rere ke Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Meutia di Kota Langsa.

Sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN, Masriani merasa lega karena tidak perlu khawatir tentang biaya pengobatan. Ia yakin, JKN akan menanggung semua biaya perawatan Rere.

Sesampainya di IGD RSU Cut Meutia, Masriani langsung disambut oleh petugas medis yang sigap. Tanpa berlama-lama, Rere segera mendapatkan penanganan yang dibutuhkan. Dokter dan perawat dengan cekatan melakukan pemeriksaan dan memberikan obat penurun demam serta obat anti kejang.

“Saya sangat bersyukur dengan pelayanan di rumah sakit ini. Semua petugas sangat ramah dan membantu. Saya tidak merasa dibedakan sebagai pasien JKN,” ungkap Masriani.

Setelah menjalani perawatan selama empat hari, kondisi Rere berangsur membaik. Demam dan kejangnya sudah mereda. Masriani merasa lega dan berterima kasih kepada JKN yang telah membantu menyelamatkan putrinya.

Namun, ada satu hal yang membuat Masriani semakin terkesan dengan JKN. Saat akan mengurus administrasi kepulangan Rere, ia baru menyadari bahwa kartu JKN milik putrinya tertinggal di rumah.

“Saya sempat panik karena takut tidak bisa pulang kalau tidak ada kartu JKN. Tapi ternyata, petugas rumah sakit bilang saya bisa menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang ada di Kartu Identitas Anak (KIA) Rere,” cerita Masriani.

Ia pun merasa kagum dengan kemudahan yang ditawarkan oleh JKN. “Ini sangat membantu, apalagi bagi ibu-ibu seperti saya yang sering lupa membawa barang,” ujarnya sambil tersenyum.

Masriani mengaku sudah mengetahui informasi tentang penggunaan NIK sebagai pengganti kartu JKN sejak tahun lalu. Namun, ia baru berani mencobanya saat itu.

“Ternyata benar, sangat mudah dan praktis. Saya tidak perlu repot-repot fotokopi kartu keluarga atau dokumen lainnya,” kata Masriani.

Pengalaman Masriani ini menjadi bukti nyata bahwa JKN terus berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi peserta. Dengan adanya kemudahan akses layanan menggunakan NIK, peserta JKN tidak perlu khawatir jika kartu JKN hilang, rusak, atau tertinggal.

Masriani berharap agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya JKN dan segera mendaftarkan diri. “JKN sangat membantu kita, terutama saat ada anggota keluarga yang sakit. Jangan ragu untuk mendaftar, karena kesehatan adalah investasi yang paling berharga,” pesannya.

Kisah Masriani ini merupakan salah satu dari sekian banyak cerita inspiratif tentang manfaat JKN. Program ini telah memberikan harapan dan perlindungan kesehatan bagi jutaan masyarakat Indonesia.

Semoga BPJS Kesehatan terus meningkatkan kualitas layanan dan memberikan kemudahan akses bagi peserta JKN. Dengan begitu, JKN akan semakin dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Indonesia, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

Komentar
Artikulli paraprakBea Cukai Langsa Musnahkan Barang Ilegal Senilai Rp439 Juta
Artikulli tjetërTeridentifikasi Judol, Wakil Rektor UIN Ar Raniry Beri Peringatan Mahasiswa