Analisaaceh.com, Banda Aceh | Formatur/Ketua Umun Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komsat FEB Unsyiah, Naufal Siregar mengapresiasi Pemerintah Aceh yang terus berupaya untuk pencegahan dan penanganan virus corona (cobid-19) di Aceh.
Menurut Naufal, merebak nya virus corona di Aceh menyebabkan berbagai sektor terganggu, tak terkecuali rutinitas ibadah.
Dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat telah mengeluarkan fatwa Nomor 14 Tahun 2020. Di dalamnya terdapat 9 poin utama yang menjelaskan umat yang wajib dan tidak wajib menyelenggarakan ibadah sesuai dengan zona wilayah yang berkaitan dengan sebaran COVID-19.
Salah satu poin Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yakni, “Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularan nya rendah berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia tetap wajib menjalankan kewajiban ibadah sebagaimana biasa dan wajib menjaga diri agar tidak ter papar virus Corona, seperti tidak kontak fisik langsung (bersalaman, berpelukan, cium tangan), membawa sajadah sendiri, dan sering membasuh tangan dengan sabun.”
Namun demikian, Naufal menyayangkan di beberapa daerah dan di kampung-kampung pihak-pihak berwenang mengambil keputusan dengan tergesa-gesa tanpa mengkajinya lebih dalam Fatwa MUI.
Salah satunya yakni mengambil keputusan untuk menutup Masjid dan menghimbau untuk tidak melakukan shalat berjamaah di Masjid sementara waktu.
“Saya sangat menyayangkan pihak berwenang setempat atau pun di kampung-kampung untuk mengambil keputusan penutupan Masjid, yang memang dalam hal ini bukan termasuk sebagai daerah atau kampung yang rawan dan rentan akan penularan pandemic virus corona ini. Kecuali daerah itu memang sudah ada kasus PDP atau pun pasien positif corona maka di segerakan untuk melakukan isolasi terbatas (belajar, bekerja, beribadah di rumah saja),” ujarnya pada Selasa (31/3/2020).
Naufal juga memberikan saran, apabila kampung itu bukan termasuk sebagai daerah yang rawan dan rentan akan penularan pandemic virus corona, lebih baik tidak melakukan penutupan masjid.
Menurutnya masyarakat kampung lebih baik bergotong-royong membersihkan masjid dan meningkatkan kembali kewaspadaan.
“Dengan meningkatkan kewaspadaan yang tinggi seperti gotong royong oleh masyarakat untuk melakukan penyemprotan/disinfektan, menghindari kontak sementara (bersalaman, berpelukan, cium tangan), membawa sajadah sendiri, dan melakukan imbauan kepada jamaah jikalau dalam kondisi sakit lebih baik shalat di rumah saja,” jelasnya.
Tentunya dengan kewaspadaan tinggi tersebut, kata Naufal, maka tidak perlu untuk melakukan penutupan Masjid.
Dirinya juga mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada tenaga medis serta relawan covid-19 yang berjuang di garda terdepan dalam menangani wabah dengan ikhlas dan sepenuh hati.
“Maka dari itu mari kita bantu petugas medis dengan di rumah saja sekaligus berdonasi untuk pemenuhan Alat Perlindungan Diri (APD), suplemen vitamin, makanan sehat dan lain sebagainya yang di di butuhkan Tim Medis,” pungkas Naufal.