Categories: KAMPUSNEWS

Kisruh Tapal Batas, DEMA UIN: Ini Suatu Pelecehan Dari Para Elit Kampus

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Kisruh tapal batas terhadap tembok yang dibangun oleh pihak Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) di sektor utara lapangan Tugu Darussalam kembali berlanjut.

Hari ini, Rabu (19/8/2020) sejumlah mahasiswa tampak menggelar aksi dengan memasang sejumlah spaduk bertuliskan “Darussalam Berdarah” dan “Jangan Rusak Darussalam” pada tembok yang dibangun di atas badan jalan depan Mushala Fathun Mubin tersebut.

Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Reza Hendra Putra mengatakan, aksi penolakan yang dilakukan itu adalah suatu bentuk kekecewaan daripada mahasiswa dan masyarakat yang ada di Darussalam.

“Pertama yang saya ingin tegaskan, ini bukan hanya persoalan temboknya, tapi yang kami lihat hari ini ada suatu pelecehan yang dilakukan dari para elit-elit kampus dan bahkan melecehkan pendidikan yang ada di Aceh ini,” kata Reza saat ditemui di lokasi.

Kemudian Ia juga mempertanyakan kemana para pimpinan-pimpinan kampus yang ada di Darussalam ketika dibutuhkan saat ada permasalahan yang terjadi. Menurutnya yang menjadi korban sekarang tidak hanya mahasiswa tapi juga masyarakat sekitar.

“Hari ini kami bergerak untuk salah satunya menyadarkan elit-elit kampus terhadap perbuatan-perbuatan yang sudah dilakukan, dan ini akan kami lakukan terus berlanjut ke depannya,” ungkap Reza.

Dikatakan Reza, selama permasaalahan itu tidak diselesaikan, pihaknya akan terus melakukan aksi lanjutan. Karena ia menilai tindakan pemagaran tersebut salah satu bentuk tidak difungsikannya lagi Tri Darma Perguruan Tinggi.

“Insya Allah ke depannya ini akan berlanjut kepada episode dua, kegiatan-kegiatan yang kita lakukan ini sampai ada titik temu antara seluruh kampus yang ada di Darussalam ini. Ya semoga segera ada solusi terkait permasalaalahan ini,” jelasnya.

Sementara itu, Misniatik salah seorang warga yang berjualan di dekat lokasi tersebut meminta supaya tembok yang sudah dibangun setengah jadi tersebut agar dibongkar.

“Harapan saya ya bagusnya dibongkar saja, sebab dengan kondisi dipagar ini saya jadi harus muter jauh buat pulang, karena biasa saya lewat sini juga, kecewa kan jadinya,” ucap Misniatik.

Tidak hanya Misniatik, berdasarkan pantauan Analisaaceh.com, kekecewaan terhadap adanya tembok itu juga ditunjukkan oleh sejumlah masyarakat yang lewat di sekitar lokasi, dengan mengeluarkan kata-kata makian seperti “Pukul aja itu pakek palu” sambil menunjuk ke arah pagar tersebut.

Di penghujung aksi penolakan tersebut, terlihat para mahasiswa melakukan do’a bersama di lokasi setempat.

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Ilham Rizky: MA Harus Independen dalam Kasus PT BMU

Analisaaceh.com, Blangpidie | Aktivis muda Aceh, Ilham Rizky Maulana, menyampaikan keprihatinannya atas adanya indikasi tekanan…

7 jam ago

Aceh–Rusia Tandatangani MoU Kerjasama

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar, menandatangani…

7 jam ago

Gubernur Mualem Lantik Fadhil Ilyas Jadi Dirut Bank Aceh Syariah

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), resmi melantik Fadhil Ilyas sebagai Direktur…

7 jam ago

Truk Bermuatan Batu Bata Terguling di Gunung Kapur

Analisaaceh.com, Tapaktuan | Satu unit mobil dum truk bermuatan batu bata mengalami kecelakaan di kawasan…

10 jam ago

Mendagri Minta Pejabat Serta Keluarganya Diminta Untuk Tidak Pamer Kemewahan

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Menterian Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta kepada seluruh Pejabat maupun…

10 jam ago

Sekretaris DPRA Sebut Surat ARA Masih Proses Administratif

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sekretaris DPRA, Khudri, menanggapi aksi Aliansi Rakyat Aceh (ARA) yang menyerahkan…

10 jam ago