Kota Sigli Catat Cakupan Imunisasi Tertinggi di Pidie 2024

Pemberian imunisasi pada anak usia sekolah dasar, foto : Dinkes Pidie

Analisaaceh.com, Sigli | Imunisasi merupakan langkah vital dalam melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat dicegah, seperti polio, campak, difteri, dan hepatitis B. Melalui vaksinasi, anak-anak mendapatkan kekebalan tubuh dengan cara yang aman dan efektif.

Selain melindungi individu, imunisasi juga memiliki peran penting dalam menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity yang mana imunisasi tersebut juga membantu mencegah penyebaran penyakit di masyarakat. Di tengah tantangan akses dan misinformasi, daerah-daerah dengan layanan kesehatan yang lebih baik cenderung memiliki cakupan imunisasi yang lebih tinggi.

Seperti halnya di Kota Sigli, Kecamatan ini tercatat memiliki cakupan imunisasi tertinggi di Kabupaten Pidie pada tahun 2024. Sebagai daerah perkotaan, Sigli lebih mudah mengakses layanan kesehatan dan informasi yang memadai, sehingga partisipasi masyarakat dalam program imunisasi cukup baik dibandingkan kecamatan lain di kabupaten tersebut ini.

Data dari Dinas Kesehatan Pidie mencatat bahwa cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Kecamatan Sigli pada triwulan kedua Tahun 2024, dari Januari hingga Juni, mencapai 36 anak, dengan persentase sebesar 14,3%. Angka ini menempatkan Kecamatan Sigli pada di posisi pertama untuk cakupan IDL di seluruh Kabupaten Pidie. Kecamatan Kembang Tanjong berada di posisi kedua, diikuti oleh Kecamatan Geumpang, Muara Tiga, Titeu, dan Padang Tiji.

Sementara itu, cakupan imunisasi DPT-HB-Hib 4 pada Kecamatan di Sigli sedikit lebih rendah dibandingkan IDL, dengan hanya 1 anak yang telah menerima vaksin tersebut. Namun, Sigli tetap berada di posisi kesembilan dari seluruh kecamatan. Sebagai perbandingan, Kecamatan Padang Tiji mencatat cakupan tertinggi untuk imunisasi DPT-HB-Hib 4, dengan 21 anak yang telah diimunisasi.

Cakupan imunisasi Measles Rubella (MR) di Kecamatan Sigli juga mencatat hasil yang cukup baik, dengan 2 anak yang telah menerima vaksin tersebut. Angka ini menempatkan Sigli di atas beberapa kecamatan lain seperti Kecamatan Tangse, Tiro, Geulumpang Baro, dan Teupin Raya, yang memiliki cakupan imunisasi MR lebih rendah.

Dalam hal capaian imunisasi antigen baru, yaitu Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dan Rotavirus Vaccine (RV), Sigli juga menempati posisi teratas di Kabupaten Pidie. Pada triwulan kedua 2024, sebanyak 26 anak atau 8,58% dari total anak di Sigli telah menerima vaksin PCV 1, yang melindungi dari penyakit pneumonia.

Untuk vaksin RV 1, yang melindungi anak-anak dari diare akibat infeksi rotavirus, Sigli mencatat capaian tertinggi dengan 56 anak atau 18,45%. Capaian ini jauh lebih tinggi dibandingkan kecamatan lain, seperti Muara Tiga, Ujong Rimba, dan Mila yang belum memberikan vaksin tersebut.

Puskesmas pada di Kecamatan Sigli terlibat aktif dalam program imunisasi antigen baru, khususnya untuk PCV dan RV. Sebagai perbandingan, Kecamatan Geumpang berada di posisi kedua setelah Sigli, dengan 42 anak yang telah menerima vaksin PCV dan RV, atau setara dengan 39,25%.

Secara umum, capaian imunisasi suatu daerah merujuk pada persentase anak-anak yang mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Capaian ini sering kali bervariasi antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antar provinsi.

Daerah perkotaan seperti Kecamatan Sigli, yang memiliki akses lebih baik terhadap layanan kesehatan dan informasi, biasanya mencatat cakupan imunisasi yang lebih tinggi. Di daerah pedesaan, kendala seperti jarak ke fasilitas kesehatan yang jauh, infrastruktur yang terbatas, serta kesadaran masyarakat yang masih rendah seringkali menjadi hambatan dalam pencapaian target imunisasi.

Selain itu, beberapa daerah di Indonesia memiliki program imunisasi yang lebih efektif berkat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Namun, ada juga provinsi atau kabupaten yang mengalami kesulitan dalam mencapai target imunisasi akibat terbatasnya alokasi anggaran atau kurangnya partisipasi masyarakat.

Ketersediaan vaksin dan akses yang mudah ke fasilitas kesehatan merupakan faktor kunci dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Jika vaksin tidak tersedia atau akses ke puskesmas dan rumah sakit sulit, tentu jumlah anak yang mendapatkan imunisasi akan menurun. Faktor kesadaran masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi juga berperan besar dalam keberhasilan program imunisasi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pidie, dr. Dwi Wijaya, mengajak masyarakat, terutama para orang tua, untuk mempercayakan kesehatan anak-anak mereka kepada tenaga kesehatan di puskesmas, Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan dokter spesialis anak.

Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong atau hoaks yang menyebar, yang dapat merugikan kesehatan anak akibat tidak diimunisasi sejak dini.

“Percayakan kesehatan kepada ahli. Lebih mudah mencegah penyakit berbahaya seperti campak, rubella, tetanus, difteri, dan kanker serviks, daripada mengobatinya setelah terinfeksi karena pengobatannya lama dan menimbulkan penderitaan,” ujar dr. Dwi saat di wawancara analisaaceh.com pada 18 September 2024.

Menurut dr. Dwi, dalam upaya memperkuat program imunisasi, Dinas Kesehatan Pidie juga menjalankan Program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), yang memberikan imunisasi lanjutan kepada anak-anak usia sekolah dasar.

Program ini bertujuan untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit seperti campak, rubella, difteri, tetanus, dan kanker serviks. Dengan program BIAS dan kampanye edukasi yang masif, pemerintah berharap cakupan imunisasi di seluruh Kabupaten Pidie akan terus meningkat, sehingga risiko penyebaran penyakit menular dapat diminimalisir.

Meski tantangan masih ada, baik di perkotaan maupun pedesaan, pemerintah Kabupaten Pidie terus berupaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi.

“Melalui kerja sama antara pemerintah, fasilitas kesehatan, dan masyarakat, diharapkan cakupan imunisasi di Kecamatan Sigli dan kecamatan lainnya dapat terus meningkat, memberikan perlindungan yang lebih baik bagi generasi mendatang.” Pungkas dr. Dwi. (Adv)

Komentar
Artikulli paraprakDKPP Hentikan Sidang Kode Etik Terhadap KIP Banda Aceh
Artikulli tjetërUpaya Puskesmas Kecamatan Mane Kabupaten Pidie Jangkau Imunisasi