Ngopi Bareng Insan Pers, BI Perwakilan Lhokseumawe Paparkan Data Pertumbuhan Ekonomi

Ngopi bareng insan pers dengan Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe di Petro Dollar Cafetaria, Kota Lhokseumawe, Jumat (4/3/22

Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Lhokseumawe menggelar pertemuan sekaligus ngopi bareng insan pers di Petro Dollar Kafetaria, Kota Lhokseumawe, Jumat sore (4/3/22). Kegiatan ngopi bareng ini selain memaparkan data pertumbuhan ekonomi juga sebagai ajang temu ramah dengan Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe yang baru, Gunawan.

Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe, pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe pada tahun 2021 cenderung baik atau meningkat dari tahun sebelumnya. Perkonomian Lhokseumawe sepanjang tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 3,84%, meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar -1.45% akibat efek pandemi Covid-19 di tahun 2020.

“Pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh dan Nasional yang masing-masing tumbuh sebesar 2,79% dan 3,69%,” ujar Gunawan.

Sementara untuk tahun 2022, BI Lhokseumawe memperkirakan pertumbuhan ekonomi Aceh berada di atas 4% (year on year/yoy). BI optimis angka itu tercapai berdasarkan indikator yang menunjukan adanya arah perbaikan baik dari survey yang dilakukan oleh Bank Indonesia seperti survey konsumen dan survey kegiatan dunia usaha ataupun indikator makro seperti harga komoditas global (kopi, batu bara, sawit) dan proyeksi pertumbuhan ekonomi global.

Sebagai informasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lhokseumawe didominasi oleh aktivitas usaha di sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (27%), Industri Pengolahan (24%), Konstruksi (18%), Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (13%) dan Transportasi dan pergudangan (12%).

Perekonomian Kabupaten/Kota di wilayah kerja KPw Lhokseumawe yang terdiri dari 10 Kabupaten Kota memiliki andil sebesar 49,71% dari total keseluruhan PDRB Provinsi Aceh, dengan kontrobusi terbesar ke PDRB Provinsi Aceh yakni Kabupaten Aceh Utara dengan 12,54% dari total PDRB Provinsi Aceh dengan kontribusi sebesar 23,19 triliun. Untuk Kota Lhokseumawe berkontribusi sebesar 5,09% dari PDRB Provinsi Aceh, dengan Kabupaten Gayo Lues yang paling kecil kontribusi ke PDRB Provinsi yang hanya sebesar 1,54%.

Kota Lhokseumawe Alami Deflasi

Kota Lhokseumawe pada bulan Februari 2022 tercatat mengalami deflasi atau penurunan harga barang dan jasa secara umum sebesar -0.99% (month to month / mtm). Berdasarkan data yang dirilis BPS Lhokseumawe mencatat nilai tersebut lebih rendah dibandingkan bulan Januari 2022 yang mengalami inflasi sebesar 1.12% (mtm).

Angka deflasi Kota Lhokseumawe ini lebih tinggi dari dua kabupaten / kota di Aceh yakni Kota Meulaboh dan Kota Banda Aceh yang tercatat deflasi sebesar (-)0,87% dan (-)0,34% (mtm).

Secara keseluruhan, Provinsi Aceh mengalami deflasi sebesar -0,60% (mtm), nilai ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar sebesar 1,04% (mtm). Secara nasional, pada bulan Februari 2022 terjadi deflasi sebesar -0,02% (mtm).

“Berdasarkan perkembangan tersebut maka inflasi tahunan Kota Lhokseumawe pada Februari 2022 mencapai 2,00% (year on year/yoy) atau masih dalam rentang sasaran inflasi Pemerintah tahun 2022 sebesar 3,0% ±1% (yoy). Adapun deflasi Kota Lhokseumawe pada bulan Februari 2022 bersumber dari perubahan harga pada kelompok pengeluaran yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil -3,54%,” ujar Gunawan.

Pada bulan Maret 2022, Kota Lhokseumawe diprakirakan mengalami inflasi yaitu pada kisaran 0,00% -0,30% (mtm). Prakiraan terjadinya inflasi dipengaruhi oleh dampak peningkatan harga cabai merah dan bawang merah yang baru memasuki masa tanam serta memasukinya tradisi Meugang masyarakat Aceh menyambut bulan Ramadhan di akhir bulan Maret yang akan meingkatkan permintaan masyarakat.

Ke depan, inflasi akan tetap diarahkan berada dalam sasaran Inflasi Nasional 2022 yaitu 3±1% (yoy). Risiko tekanan inflasi pada tahun 2022 diprakirakan akan dipengaruhi oleh peningkatan permintaan pasar menyambut tradisi Meugang Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H, dan normalisasi permintaan masyarakat seiring adaptasi new normal yang semakin baik serta optimisme masyarakat yang semakin meningkat.

“Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam forum Tim Pengendalian Inflasi Daerah untuk pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Pengendalian inflasi dilakukan dengan menjaga 4 aspek yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif,” ujar Gunawan yang baru satu bulan menjabat sebagai Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe.

Komentar
Artikulli paraprakNonton Film Spider Man No Way Home di Aplikasi Ini, Dijamin Legal
Artikulli tjetërNelayan Asal Aceh Besar Hilang di Perairan Lampuyang