Pandemi Corona, Anggota DPRA Minta Pemerintah Aceh Berikan Insentif untuk Tenaga Medis

Anggota DPRA Muslim Syamsuddin saat kunjungan kesiapan RS Cut Meutia Lhokseumawe sebagai Faskes rujukan pasien Covid 19 pada 10 Maret 2020 lalu.

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Anggota DPRA Komisi V, Muslim Syamsuddin, ST, MAP, meminta Pemerintah Aceh agar menambah insentif bagi tenaga medis dalam upaya menanggulangi Virus Corona atau Covid 19 yang kini naik status jadi pandemi. Pemerintah kabupaten / kota juga diminta memenuhi standar alat kesehatan di rumah sakit atau Puskemas yang ada di Propinsi Aceh.

“Kami minta kepada Pemerintah Aceh supaya memberi insentif kepada seluruh tenaga medis yang saat ini berjuang memerangi pandemi Corona Virus di Aceh. Meskipun belum ditemukan kasus positif di Aceh, namun tenaga medis sudah bekerja maksimal dalam upaya pencegahan,” kata Muslim dalam siaran persnya, Sabtu (21/3/2020).

Muslim Syamsuddin menyebutkan, wabah virus Corona yang melanda dunia saat ini merupakan sebuah bencana dan sudah berstatus pandemi (global), sebagaimana yang telah ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia, WHO (World Health Organization).

Menurut Muslim, orang pertama yang paling rentan terjangkit virus Corona adalah tenaga medis yang menangani pasien Corona. Tenaga medis berpotensi terpapar oleh virus Corona. Untuk itu, Muslim meminta Pemerintah Aceh mengambil langkah strategis agar dapat meningkatkan perlindungan terhadap semua tenaga medis yang menangani pasien Corona, termasuk dengan cara menambah insentif.

“Saya pikir, perlu perlindungan khusus terhadap tenaga medis yang menangani pasien terkait virus Corona, ini tidak berlebihan. Sebelumnya Bapak Presiden juga sudah menginstruksikan agar setiap tenaga medis mendapat perlindungan maksimal” tutur Muslim.

Selain memberi insentif kepada tenaga medis, anggota DPRA yang menangani bidang kesehatan ini juga meminta Pemerintah Aceh agar terus melakukan sosialisasi terkait pencegahan dan penyebaran virus Corona. Sosialisasi kepada masyarakat, harus mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan WHO.

“Mencegah itu lebih baik daripada mengobati, maka karenanya antisipasi sedini mungkin dengan sering mencuci tangan, terapkan social distancing, tidak menyentuh areal wajah dengan tangan yang tidak higienis, gunakan etika batuk dan bersin dengan menutup mulut dan hidung, jangan ragu untuk mendapatkan penanganan medis dan tingkatkan imunitas daya tahan tubuh” kata Muslim.

Muslim menambahkan, sebagai umat Islam, kita diwajibkan bertawakal dan tidak phobia dengan isu Corona, segala sesuatu sudah menjadi ketentuan azali. Namun demikian, kita dituntut untuk berusaha sebagaimana diperintahkan dalam agama.

“Menghadapi penyakit wabah seperti ini bukan hal baru, jauh sebelumnya, Rasulullah Muhammad Saw juga pernah memberi contoh teladan kepada para sahabatnya dalam menghadapi penyakit menular, salah satunya social distancing itu adalah caranya nabi” ujar Muslim.

Muslim juga mengutip hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang menerangkan tentang penyakit wabah. “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”

Hadis Nabi tersebut, jelas Muslim, memberi isyarat dan pelajaran kepada kita untuk berusaha melakukan pencegahan dan menghindari dari wabah penyakit menular, seperti Pandemi virus Corona.

Pada kesempatan itu, Muslim juga sempat menyentil Pemerintah Aceh saat ini, yang belum maksimal dalam menangani pencegahan Pandemi Virus Corona.

“Saya menilai Pemerintah Aceh belum serius menangani pencegahan penyebaran wabah virus Corona. Sebagai bukti, seharusnya pemerintah saat ini dapat membagi masker gratis kepada masyarakat, namun sangat disayangkan, jangankan masker gratis, untuk membeli saja, masyarakat masih susah mendapatkannya, alias langka” demikian Muslim.

Editor : Desriadi Hidayat

Komentar
Artikulli paraprakPonpes Dayah Darul Mua’rif Lambaroe Bileu Terbakar
Artikulli tjetërKepemimpinan Umar Menghadapi Wabah