PBM Tatap Muka di Aceh Utara Dimulai, Protokol Kesehatan Diterapkan

Analisaaceh.com, Lhoksukon — Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memulai kembali proses belajar mengajar (PBM) secara tatap muka. PBM tatap muka untuk tingkat SD dan SLTP dimulai terhitung sejak hari ini, Senin 7 September 2020.

Dimulainya PBM tatap muka menyusul diterbitkannya surat keputusan Dinas PK Aceh Utara atas izin Mendikbud bahwa proses belajar mengajar di sekolah bisa kembali dimulai di kabupaten setempat.

Dimulainya PBM tatap muka disebut sesuai permintaan wali murid dan stake holder pendidikan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara melalui surat keputusan menginstruksikan pihak sekolah memulai PBM tatap muka dengan memperhatikan petunjuk teknis di era Covid 19 ini. Pemerintah meminta pihak sekolah agar menerapkan protokol kesehatan secara ketat saat PBM tatap muka berlangsug.

Pembukaan PBM tatap muka berlaku secara keseluruhan di 27 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara.

Amatan analisaaceh.com di SMPN 2 Dewantara, proses belajar mengajar dimulai seperti jadwal biasa yakni pukul 08:00 WIB. Pendisiplinan penerapan protokol kesehatan diberlakukan sejak pintu masuk komplek sekolah.

“Sebelum masuk kelas, seluruh siswa di cek suhu tubuh, menggunakan masker dan cuci tangan pakai sabun. Bagi siswa yang tidak menggunakan masker tidak dibolehkan mengikuti PBM tatap muka” kata kepala SMP 2 Dewantara, Safrida, S.Pd.

Kepala sekolah menjelaskan, PBM tatap muka merupakan permintaan dari wali murid (ditandai dengan pernyataan bermaterai) dan kemudian diteruskan dalam keputusan komite sekolah. Usulan pembukaan PBM tatap muka dilakukan berjenjang hingga Kemendikbud memberi lampu hijau.

Bagi SMP 2 Dewantara, kata Safrida, penerapan protokol kesehatan sudah sesuai tata cara dan anjuran pemerintah. Safrida mengaku dirinya langsung mengawasi setiap tahapan penerapan protokol kesehatan oleh panitia sekolah.

Bersama awak media, kepala SMPN 2 Dewantara juga berkesempatan meninjau PBM tatap muka saat berlangsung di beberapa kelas. Di depan ruang kelas sudah disediakan bak penampungan plus kran air serta sabun anti septik. Di dalam kelas, PBM berlangsung dengan siswa dan guru mengenakan masker yang disediakan oleh sekolah.

Penerapan phsycal distancing juga dilakukan sama seperti halnya yang berlaku secara umum di dunia pendidikan saat ini. Pihak sekolah harus membagi jumlah siswa di setiap kelas menjadi 2 kelompok. Dengan jumlah peserta didik seluruhnya 210 orang, maka setiap hari PBM tatap muka di SMP 2 Dewantara diikuti hanya setengah dari seluruh jumlah siswa. Hanya saja, pantau media ini di hari pertama, tingkat kehadiran siswa masih rendah.

Meski cenderung sepi, suasana transfer ilmu di sekolah tersebut berlangsung normal di hari adaptasi ini.

“Normalnya satu kelas itu 30-36 siswa, karena kondisi Covid kita bagi jadi dua, yakni shift A dan B. Masuknya selang hari. Misal Senin shift A, hari Selasa giliran shift B. Roster mata pelajaran tetap sama. Untuk kegiatan olahraga hanya berbentuk teori di kelas, serta ekskul juga ditiadakan,” kata Safrida.

Demikian juga dengan durasi waktu PBM yang berubah pada masa pandemi. Jika kondisi pendidikan normal, 1 jam mata pelajaran dihitung 45 menit, maka di masa pandemi ini hanya 30 menit.

“Sehingga anak-anak sudah bisa pulang pukul 12:00 WIB. Kami juga mengimbau kepada anak-anak yang berpergian ke luar daerah, agar melapor ke pihak sekolah dan mengisolasi diri di rumah” ucapnya.

Kepsek SMPN 2 Dewantara, Safrida, S.Pd mengecek kesiapan air untuk cuci tangan siswa di hari pertama pemberlakuan PBM tatap muka di Aceh Utara, Senin (7/9/20)

Di tingkat sekolah dasar, proses belajar mengajar tatap muka juga berjalan normal. Seperti pantauan di SDN1 Dewantara. Siswa juga diharuskan menerapkan protokol kesehatan sebagaimana anjuran pemerintah.

Begitu juga dengan durasi waktu PBM juga dipangkas. Apabila keadaan normal 1 jam pelajaran dihitung 35 menit, maka di masa pandemi ini dihitung 20 menit. Sehingga siswa mengikuti PBM hanya 2 jam saja atau hingga pukul 10:00 WIB. Di sekolah ini disediakan 10 kran air yang permanen.

Sekolah ini juga menerapkan inovasi terhadap mata pelajaran yang disuguhkan kepada peserta didik. Secara umum pendidikan di masa pandemi ini dinilai tidak terlalu efektif. Sehingga bagi pihak SDN 1 Dewantara mengkreasi cara penyampaian bahan pelajaran kepada siswa agar lebih efektif tanpa keluar dari kurikulum.

“Kita tidak keluar dari tema, namun kita fokuskan hanya mata pelajaran utama saja dalam satu hari itu, agar lebih dapat diserap oleh anak murid” kata Kepsek SDN 1 Dewantara, Nurmala.

Editor : Nafrizal
Rubrik : ACEH UTARA
Komentar
Artikulli paraprakBertambah 19 Kasus, Covid-19 Aceh Urutan 20 Nasional
Artikulli tjetërPolisi Tampak Berjaga-jaga Jelang Demo Mahasiswa di Kantor DPRA