Analisaaceh.com, Blangpidie | Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) 1 Aceh melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.3 memulai perbaikan jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Nagan Raya hingga Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Perbaikan ini merupakan bagian dari proyek penanganan jalan sepanjang 128 kilometer yang terbagi dalam tiga ruas utama.
Koordinator Lapangan PPK 2.3 BPJN 1 Aceh, Alfian Helmi ST., menjelaskan bahwa kondisi badan jalan saat ini tidak lagi memungkinkan untuk diperbaiki dengan metode tambal sulam. Oleh karena itu, pihaknya akan menggunakan sistem holding sebagai metode perbaikan.
“Karena badan jalan sudah tidak bisa kita sistim tambal sulam lagi, maka lapisan permukaan harus ganti dengan sistim holding,” kata Alfian Helmi, Selasa (29/7/2025).
Lebih lanjut, sebut Alfian, metode holding merupakan teknis penggantian lapisan atas aspal secara menyeluruh dan memanjang, dengan lebar minimal setengah badan jalan. Langkah ini dinilai lebih efektif dibandingkan sekadar menambal kerusakan.
“Paling tidak lebarnya menutupi setengah badan jalan dengan panjang yang telah ditentukan. Saat ini tim teknis sedang melakukan penandaan/data di lokasi yang akan diperbaiki,” terangnya.
Menurut Alfian, tim teknis dari BPJN 1 Aceh saat ini berada di lapangan untuk melakukan survei dan pengumpulan data. Titik-titik perbaikan akan ditentukan berdasarkan kebutuhan teknis dan skala prioritas.
Dari tiga ruas yang akan ditangani, tambahnya, ruas Jeumpa menjadi prioritas utama karena kondisinya dianggap paling mendesak.
“Ruas Jeumpa (ruas 2) kita usahakan dikerjakan lebih dahulu. Kami mohon maaf jika ada bagian jalan yang belum bisa dikerjakan saat ini,” sebutnya.
Ia menjelaskan, proyek ini mencakup perbaikan jalan nasional dari Tugu Simpang Empat di Kabupaten Nagan Raya hingga Krueng Baru di Kabupaten Abdya. Sebab, jalur tersebut merupakan penghubung utama antarwilayah yang digunakan masyarakat setiap hari.
Pantauan di lapangan menunjukkan, petugas akan memasang rambu-rambu peringatan dan mengatur arus lalu lintas secara bergantian selama proses perbaikan berlangsung, guna memastikan keselamatan pengguna jalan.
Alfian berharap masyarakat dapat memahami dan mendukung pelaksanaan perbaikan ini karena dampaknya akan langsung dirasakan, terutama dalam kelancaran akses transportasi antar kabupaten.
“Warga dan pengguna jalan kami imbau agar berhati-hati saat melintas di lokasi perbaikan dan mengikuti arahan petugas di lapangan,” pungkas Alfian Helmi.