ANALISAACEH.com | Banda Aceh – Relawan Anti Narkoba Aceh di bawah asuhan Badan Narkotika Nasional (RANA-BNN) mengunjungi kediaman Darwati A. Gani (Anggota DPRA terpilih) di Lampriet, Banda Aceh, Kamis (1/8/2019) siang.
Para asistensi BNN yang sudah dibekali ilmu dan wawasan terhadap penyalahgunaan narkoba di Hermes Hotel, Banda Aceh pada 30 Juli – 1 Agustus 2019 ini juga mengikutsertakan dua Putra Aceh yang menciptakan aplikasi anti narkoba bernama Asisten Narkoba (AsNa).
Mereka adalah Yaumil Ikhsan dan Raja Malikul Fajar. Keduanya mahasiswa dari Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh. Mereka berdua juga bagian dari Pengurus Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN).
Saat ditemui oleh seorang jurnalis di kediaman Darwati di Lampriet, mereka menyebutkan, aplikasi AsNa sejauh ini masih dalam tahap pengembangan. Kedepannya aplikasi ini membutuhkan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk menangkal penyalahgunaan narkoba yang sudah merajalela di Aceh.
Darwati sebagai anggota DPRA terpilih dan juga Istri Gubernur Aceh nonaktif mengatakan sangat mendukung program yang telah dirintis oleh 2 Putra Aceh tersebut. Dia berharap aplikasi ini dapat mengurangi dampak penyalahgunaan narkoba di Aceh.
“Aplikasi AsNA yang diciptakan oleh Putra Aceh harus kita apresiasi. Karena perangkat lunak berbasis mobile ini dirancang bagi korban penyalahgunaan narkoba,” ujar Darwati.
Perkembangan narkoba di Aceh begitu riskan. Segala macam jenis narkoba semakin banyak dan tinggi peredarannya. Sebagai warga Aceh, kita malu saat membaca berita bahwa Aceh salah satu konsumen dan penggunanya paling tinggi dan paketnya sudah masuk hingga ke pelosok desa.
“Kita tahu pengaruh narkoba sudah sangat mengkhawatirkan dari hari ke hari. Banyak kasus kekerasan yang terjadi. Setelah ditelisik dan dicari tahu, eh ternyata banyak kasus kriminal dan moralitas di Aceh bersumber dari pengaruh narkoba,” keluh Darwati sebagai Pembina Ikatan Keluarga Anti Narkoba.
Dengan adanya aplikasi AsNa, Darwati berharap penyalahgunaan narkoba bisa menurun drastis meskipun secara perlahan dan mampu menurunkan angka pengguna narkoba di Aceh.
“Nah, dengan aplikasi ini, tentu akan mendukung tujuan mulia kita bersama dan hasilnya seperti yang kita harapakan, yaitu menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba,” harap Istri Gubenur Aceh nonaktif tersebut.
Sejatinya, aplikasi ini masih membutuhkan dana untuk pengembangan. Aplikasi ini bisa sempurna dengan dukungan semua pihak. Baik terkait anggaran maupun gagasan yang begitu brilian.
“Saya setelah dilantik nantinya sebagai anggota DPRA di komisi enam di bidang kesehatan, narkoba adalah salah satu prioritas yang saya perjuangkan nantinya di komisi enam dan bersama-sama kita berjuang untuk menurunkan angka penggunaan dan peredaran narkoba di Aceh,” tegas perempuan yang kerap disapa Buk Dar.
Yaumil Ikhsan, salah seorang Developer aplikasi tersebut menyampaikan, AsNa adalah sebuah perangkat lunak berbasis mobile yang dirancang secara khusus bagi korban penyalahgunaan narkoba.
“Kami tergerak untuk membuat aplikasi ini karena melihat tingginya angka penggunaan narkoba di Aceh, bahkan Indonesia. Disisi lain kita juga memiliki kekurangan psikiater dan psikolog sebagai tenaga medis yang menangani deperesi yang bisa diakibatkan oleh narkoba,” kata Yaumil.
Yaumil menambahkan, “Padahal dibutuhkan intervensi psikologi kepada korban penyalahgunaan narkoba sebagai upaya penyembuhan. Sedangkan kita memiliki kekurangan psikiater dan psikolog di Aceh,” ungkap Yaumil.
Pada aplikasi ini terdapat 4 fitur, yaitu Jelajah, Asisten, Terapi dan Laporan.
Dengan fitur “Jelajah”, pengguna bisa melihat konten-konten tentang bahaya-bahaya narkoba seperti efek penggunaan narkoba, larangan narkoba dalam Islam, dan sebagainya.
Kemudian juga ada fitur “Terapi”. Dengan fitur “Terapi” ini pengguna bisa menghilangkan stres yang mereka alami dengan melakukan berbagai hal seperti membaca alquran, bermain game, membaca komik dan sebagainya.
Kemudian juga ada “Asisten”. Ini adalah fitur yang masih dikembangkan dan dilakukan penelitian untuk membuat model dan algoritma bagi fitur ini, sehingga fitur ini, dapat melakukan intervensi psikologi kepada korban penyalahgunaan narkoba.
Kemudian juga ada fitur “Laporan”, dengan laporan ini nantinya pengguna bisa melihat perkembangan penyembuhan atau depresi yang mereka miliki. Selain itu, dengan fitur ini, pendamping pengguna (korban) atau orang tua dapat memantau perkembangan korban atau anaknya.
Yaumil sangat berharap dukungan seluruh Masyarakat dan Pemerintah Aceh untuk pengembangan aplikasi ini lebih lanjut.
“Kita semua berharap, dengan aplikasi ini dapat mengurangi dampak meningkatnya pengaruh narkoba di Aceh dan juga membantu para penyalahgunaan narkoba agar mereka taubat ke jalan yang benar,” tutup Yaumil.
Analisaaceh.com, Blangpidie | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Barat Daya (Abdya) melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek)…
Analisaaceh.com, Aceh Besar | Seorang wanita paruh baya bernama Yusra (40) di Montasik, Aceh Besar,…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) resmi membentuk susunan keanggotaan alat kelengkapan…
Analisaaceh.com, Meuredue | Penyidik Subdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Aceh menyerahkan dua tersangka kasus illegal logging…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Tim Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur nomor urut 01, Bustami Hamzah…
Analisaaceh.com, Suka Makmue | Satreskrim Polres Nagan Raya menangkap MS (53), terduga pelaku penembakan warga…
Komentar