Rencong Batu Aceh Selatan, Souvenir Khas Inovasi Mahasiswa Poltas

Analisaaceh.com, Tapaktuan | Siapa yang tidak kenal “rencong”, senjata tajam khas Aceh yang konon paling ditakuti penjajah Belanda dengan keampuhan dan kesaktiannya. Senjata yang dipakai para pejuang Aceh di masa itu biasanya terbuat dari jenis logam seperti besi dan tembaga.

Saat ini rencong tidak lagi dijadikan sebagai senjata pembunuh melainkan sebagai barang souvenir yang banyak dijadikan cenderamata khas Aceh. Tidak lengkap rasanya jika mengunjungi Aceh tanpa memboyong senjata tradisional yang diinspirasi oleh lafaz basmallah tersebut.

Umumnya jenis cendera mata paling populer ini terbuat dari bahan logam, namun di tangan mahasiswa Politeknik Aceh Selatan, rencong menjadi unik karena terbuat dari batu marmer.

Menurut Direktur Politeknik Aceh Selatan, Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc, batu marmer saat ini menjadi salah satu potensi unggulan Aceh Selatan.

“Potensi batu marmer tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Aceh Selatan, seperti Labuhanhaji, Meukek, Sawang, Samadua dan Pasie Raja,” ujar Yasar kepada analisaaceh.com Jum’at (13/3/2020).

Ia menjelaskan, selama ini batu marmer tersebut diolah oleh laboratorium marmer dan granit Poltas untuk berbagai jenis produk seperti lantai marmer, meja, kursi, pot bunga, piring, gelas, dalam skala kecil.

“Saat ini mahasiswa Poltas khususnya Program Studi Teknik Industri diberi peluang seluas-luasnya untuk berkreasi dengan bahan baku batu marmer yang tersedia,” jelasnya.

Hasil karya dan inovasi mahasiswa tersebut akan ditampung dan dipasarkan melalui Inkubator Bisnis Poltas. Dengan demikian mahasiswa juga berpeluang mendapatkan penghasilan sambil berkuliah.

“Inilah salah satu keunggulan kuliah di perguruan tinggi vokasi, belum tamatpun sudah dapat bekerja dan memiliki penghasilan,” ucap Yasar.

Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ini sangat banyak pesanan rencong batu yang diterima, hingga pihaknya sampai kewalahan memenuhi order yang kian meningkat dari hari ke hari.

“Ini menunjukkan bahwa produk tersebut sangat diterima oleh masyarakat khususnya sebagai alternatif cenderamata khas Aceh Selatan,” pungkasnya. (TSM)

Komentar
Artikulli paraprakPlt Gubernur Harapkan Komitmen PPP Bantu Pembangunan Aceh
Artikulli tjetërAgar Dijauhkan dari Corona, Wali Kota Banda Aceh Gelar Zikir dan Doa Bersama di Pendopo