Rombongan Tolak Tambang Kembali Kepung DPRK Aceh Tengah

Analisaaceh.com, Takengon | Puluhan massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Takengon kembali sambangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah, Kamis (05/12/2019).

Kedatangan mahasiswa itu, menagih janji Dewan saat menggelar aksi beberapa hari yang lalu untuk membentuk tim Panitia Khusus (Pansus) untuk turun ke Linge.

Lain itu, pihaknya menuntut Anggota DPRK Aceh Tengah dan Pemerintah Daerah untuk menyatukan suara menolak kehadiran tambang di Bumi Gayo itu.

“Waktu itu Dewan berjanji akan membentuk tim Pansus, waktu itu juga alasan Ketua DPRK Aceh Tengah masih bersifat sementara, sekarang sudah definitif, mana janji waktu itu,” kata Muhammadinsyah melalui pengeras suaranya.

Bupati dan DPRK Aceh Tengah diminta tidak takut untuk menolak rencana kehadiran Linge Mineral Resource PT. LMR akan mengeruk perut Negeri Linge yang penuh dengan nilai-nilai sejarah.

“Kehadiran kami hari ini ingin memastikan apakah Pemerintah Daerah dan DPRK Aceh Tengah tidak bacul alias tidak takut untuk menolak tambang,” jelas Maddin.

Iapun mensinyalir, salah satu tokoh di Kabupaten Aceh Tengah menjinjing ijin dokumen pertambangan di Aceh Tengah.

“Kami melihat ada salah satu tokoh di Aceh tengah menjinjing tas ijin dokumen pertambangan di Aceh Tengah, kami mensinyalir ini penghianat, katanya mereka (Pemerintah-red) tidak tahu menahu tentang tambang. Omong kosong,” tegas Muhammadinsyah.

Sementara itu, Rahmadianto mengaku, tidak ada satu tambang pun yang berdampak positif bagi masyarakat.

“Perlu digaris bawahi, tidak ada satu tambang pun yang mampu mensejahterakan rakyat, untuk itu, kami mendesak Bupati dan DPRK Aceh Tengah tidak mengeluarkan ijin atau rekomendasi apapun terkait rencana kehadiran PT. LMR di bumi Gayo ini,” pinta Rahmadianto.

Tambahnya lagi, pihaknya akan terus konsisten menolak kehadiran tambang, dengan alasan, tambang akan menimbulkan perpecahan antara sesama suku Gayo.

“Kami tidak rela budaya dan kopi serta Danau Lut Tawar kami dirusak. Lubang lubang raksasa nantinya akan menganga disana. Kami tidak rela Bumi Gayo dikeruk emasnya, Kopi Gayo masih sanggup menghidupi masyarakat Gayo,” teriak aktivis HMI itu.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah Edi Kurniawan mengaku, pihaknya telah membentuk tim Pansus untuk turun ke Linge.

“Kami sudah membentuk tim Pansus untuk turun ke Linge, kita akam pastikan dimana PT itu akan bekerja, diwilayah mana yang akan dikeruk, nanti kita akan kesana,” jelas Edi di depan puluhan mahasiswa itu.

Komentar
Artikulli paraprakShinichi YAMAKA Akan Buka National Conference Kappija-21 di UNJ
Artikulli tjetërDisparpora Aceh Tengah Dituding Amatiran Kelola Lapangan Musara Alun