Papan nama Rumah Sakit Umum Cut Meutia, foto direkam Selasa (3/6/2025).
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Aceh Utara kembali menjadi sorotan setelah mengalokasikan anggaran sebesar Rp40 juta untuk jasa pembuatan website baru pada tahun anggaran 2025. Keputusan ini menimbulkan tanda tanya publik, mengingat rumah sakit tersebut sudah memiliki website aktif yang dibangun oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Infokom) Aceh Utara pada tahun sebelumnya tanpa biaya dari rumah sakit.
Website hasil kolaborasi dengan Infokom itu dapat diakses melalui tautan (https://rscutmeutia.acehutara.go.id). Namun, penelusuran media ini menunjukkan bahwa laman tersebut jarang diperbarui. Terakhir kali kolom berita dimutakhirkan adalah pada 13 Maret 2025. Lebih dari itu, halaman pejabat rumah sakit masih mencantumkan nama dr. Baihaqi sebagai direktur, padahal yang bersangkutan telah lama tidak menjabat, bahkan tidak lagi berdinas di RSUCM. Posisi direktur kala itu diisi oleh Zulfitri, SKM., M.Kes., sebagai pelaksana tugas (Plt). Saat ini, RSUCM dipimpin oleh dr. Syarifah Rohaya, Sp.M.
Minimnya pembaruan informasi memunculkan kekhawatiran publik akan nasib website baru yang sedang direncanakan. Ada keraguan bahwa situs anyar itu pun akan berakhir tidak terurus, sebagaimana yang terjadi pada platform sebelumnya.
“Website itu kami bangun dengan pertimbangan efisiensi anggaran dan kebutuhan pelayanan informasi publik. Tidak ada pembiayaan dari rumah sakit. Jika sekarang dibuat baru lagi dengan dana Rp40 juta, tentu wajar jika publik bertanya,” ujar seorang pejabat Infokom Aceh Utara yang enggan disebutkan namanya.
Pihak RSUCM berdalih bahwa pembuatan website baru diperlukan untuk peningkatan integrasi sistem digital rumah sakit, termasuk dengan SIM-RS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit), serta fitur-fitur pelayanan informasi publik seperti PPID.
Menurut, Direktur RSUCM, dr. Syarifah Rohaya, Sp.M, pembuatan web baru ini untuk peningkatan pelayanan e-Government yang baik kepada masyarakat melalui aplikasi berbasis teknologi digital.
“Dalam rangka peningkatan pelayanan e-Government yang baik kepada masyarakat melalui aplikasi berbasis teknologi digital, maka perlu ditingkatkan dan dikembangkan Web Pelayanan yang dapat terintegrasi (bridging) dengan SIM-RS, pendaftaran online bridging perbankan (bank), dan penyertaan menu PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi), sementara web yang sudah tersedia lebih terhadap informasi dan promosi RS,” tulis dr. Rohaya, melalui pesan WhatsApp kepada wartawan media ini, Senin (2/6/2025).
Pengamat teknologi informasi menilai bahwa masalah utama bukan terletak pada platform digitalnya, melainkan pada komitmen pengelolaan konten dan pembaruan informasi yang berkelanjutan.
“Semahal apa pun website dibangun, kalau tidak dikelola dengan serius, itu hanya akan menjadi etalase kosong,” kritik seorang pengamat teknologi di Aceh Utara.
Hingga berita ini tayang, belum ada penjelasan teknis yang detail dari RSUCM terkait kekurangan website lama.
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengusulkan agar sengketa empat pulau yang…
Analisaaceh.com, Blangpidie | Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Aceh Barat Daya (Abdya) menangkap seorang pemuda…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sepasang terpidana kasus zina dieksekusi hukuman cambuk sebanyak 100 kali di…
Analisaaceh.com, Blangpidie | Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Aceh Barat Daya (Abdya), terus…
Analisaaceh.com, Blangpidie | Pasangan yang hendak menikah di Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Harga daging meugang di Pasar Al-Mahirah, Kota Banda Aceh, mencapai sekitar…
Komentar