Analisaaceh.com, Banda Aceh | Kompetisi akan melahirkan generasi muda yang kreatif. Oleh karena itu, pihak sekolah diimbau untuk memperbanyak ajang kreasi karena hal tersebut akan mengasah kreatifitas dan menanamkan semangat berkompetisi kepada para siswa.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati, saat membuka secara resmi Madrasah For Religion, Science, Sport and Art and Languange (Marssal), yang digagas oleh MTsN 1 Model Kota Banda Aceh, Senin (24/2/2020).
“Untuk melahirkan anak didik yang memiliki semangat berkompetisi, maka setiap sekolah seharusnya tidak hanya fokus mengembangkan sistem belajar formal di ruang kelas, tapi perlu menggagas ajang kreasi di luar kelas guna meningkat semangat berkompetisi dan daya pikir yang lebih kritis,” ujar Dyah Erti.
Dosen Teknik Arsitektur Unsyiah itu meyakini, jika jiwa kompetitif sudah menjadi budaya, maka semangat untuk menjadi yang terbaik tentu akan selalu menjiwai spirit anak-anak muda Tanoh Rencong.
Untuk diketahui bersama, Marssal adalah agenda tahunan yang diselenggarakan oleh MTsN Model. Kegiatan ini diikuti para pelajar SMP/MTs dan SD/MI se-Aceh. Tahun 2020 ini merupakan gelaran Marssal ke 6.
Dyah Erti menambahkan, event yang diikuti oleh peserta terpilih ini akan semakin kompetitif. Dyah meyakini, setiap cabang yang dipertandingkan mampu memberi daya dorong yang kuat untuk memotivasi siswa agar lebih semangat belajar guna meraih masa depan yang gemilang.
“Kita tentu sependapat, bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan berkualitas itu tidak hanya ditentukan oleh fasilitas dan anggaran yang besar, tapi juga kepada kemampuan menerapkan cara didik yang menyentuh hati dan pikiran,” kata Dyah Erti.
“Pendidikan bernuansa seni, science, bahasa dan agama adalah modul yang dapat menyentuh hati dan pikiran para peserta didik untuk dapat membangun generasi yang memiliki ilmu, iman, taqwa serta budi yang luhur,” sambung Dyah Erti.
Marssal adalah salah satu ajang kreativitas yang digagas oleh MTsN 1 Model Banda Aceh. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat daya nalar dan berpikir para pelajar Aceh. Dalam kegiatan ini, para peserta tidak hanya bersaing dalam bidang science, tapi juga adu tangguh dalam pengetahuan agama, seni, dan bahasa. Marssal juga dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan bakat dan berkarya dan mengembangkan kemampuannya.
Pemerintah Aceh, sambung Dyah Erti, memberi perhatian sangat besar bagi peningkatan kualitas generasi muda melalui sektor pendidikan. Secara garis besar ada tiga program utama yang dijalankan dalam bidang pendidikan ini, yaitu Aceh Carong, Aceh Meuadab dan Aceh Teuga.
Sebagaimana diketahui, Program Aceh caròng menekankan kepada prestasi pendidikan Aceh di tingkat nasional melalui perbaikan fasilitas, Program Acèh Meuadab fokus pada upaya mengembalikan khittah Aceh melalui implementasi nilai-nilai keislaman. Dan, Acèh Teuga fokus pada perbaikan sumber daya generasi mudanya. kualitas guru, dan peningkatan sistem.
“Sejalan dengan hal tersebut, kita perlu mendorong agar semangat berkompetisi di kalangan generasi muda kita semakin dibudayakan di sekolah-sekolah yang ada di Aceh. MARSSAL ini adalah salah satunya, sebab misi Aceh Carong, Aceh Meuadab dan Aceh Teuga telah terangkum di dalam kegiatan ini. Di sinilah semangat bersaing pelajar terbaik Aceh akan diuji,” imbuh Dyah.
Dyah menegaskan, bahwa Pemerintah Aceh sangat mendukung kegiatan ini dan mengimbau agar di masa mendatang kegiatan ini diselenggarakan lebih besar agar daya rangsangnya bagi kreativitas generasi muda Aceh lebih meningkat agar cita-cita melahirkan SDM berkualitas yang akan membawa perubahan besar bagi masa depan Aceh dapat terwujud.
“Kepada anak-anak kami peserta ajang Marssal ini, saya ucapkan selamat berkompetisi, junjung sportivitas. Jadilah generasi cerdas dan berkualitas demi menggapai masa depan yang lebih gemilang,” pungkas Dyah Erti.