Analisaaceh.com, Banda Aceh | Aceh Culinary Festival (ACF) 2022 yang digelar selama tiga hari sejak 4-7 Agustus 2022 berlangsung sukses dan melampaui target pengunjung yang datang ke Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh.
Hingga berakhirnya acara itu jumlah pengunjung membludak mencapai 129 ribu orang. Mereka yang datang bukan hanya berasal dari warga lokal saja, melainkan dari Medan, Bandung, Jakarta, hingga wisatawan mancanegara.
Dalam kegiatan itu sejumlah pemerintah kabupaten/kota di Aceh juga berpartisipasi untuk menyukseskan event yang sudah ada sejak 2014 lalu. Mereka menampilkan beragam kuliner khas daerah di paviliun atau anjungan masing-masing.
Terlihat anjungan yang menjajakan kuliner itu juga di desain semenarik mungkin dengan ornamen yang instagramable, agar bisa jadi yang terbaik di ACF 2022.
Dari hasil penilaian panitia, juara satu untuk paviliun kuliner terbaik diraih oleh anjungan Kabupaten Aceh Besar, diposisi kedua dari Subulussalam, posisi ketiga diraih oleh Aceh Singkil dan juara favorit Aceh Timur.
Sementara itu untuk juara terbaik kategori branding wisata kuliner diraih oleh Kabupaten Aceh Tengah. Lalu juara terbaik kategori kuliner berpotensi yaitu Payah Budhe dari Aceh Jaya dan juara terbaik kategori pelestarian tradisi dan budaya diraih oleh Kabupaten Nagan Raya.
Denyut ekonomi kreatif juga terasa di ACF22, tidak hanya dari sektor kuliner namun juga para pekerja kreatif lainnya. Musik, seni rupa, disain interior, kriya, film, animasi, video, fotografi, disain komunikasi visual bahkan web developer dari berbagai daerah di Sumatera, semua mendapat peran dalam festival ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, menyampaikan bagi kabupaten/kota yang meraih juara untuk terus berinovasi dalam memajukan dan menjaga kuliner khas indatu.
“Selamat bagi seluruh pemenang pada kategori perlombaan yang telah dinilai oleh dewan juri selama acara ini berlangsung, terus ciptakan inovasi agar kuliner Aceh bisa mendunia,” kata Almuniza, Minggu, 7 Agustus 2022.
Ia menyampaikan, kegiatan itu berjalan sukses berkat kerja kolaborasi antara Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh dan dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Alhasil, kolaborasi ini mampu menghadirkan 150 UMKM dari 9 provinsi se-Sumatera dengan 700 variasi menu kuliner yang tersaji dalam ACF 2022 kali ini.
Bahkan total transaksi ekonomi selama tiga hari kegiatan ini mencapai Rp 6 miliar, yang meliputi transaksi tenan kuliner, jasa pelaku industri kreatif, parkir, hingga pedagang kaki lima.
“Saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang terlibat, baik UMKM yang hadir baik dari Aceh dan luar Aceh, kemudian pemerintah kabupaten/kota se Aceh yang terus mensupport kegiatan positif ini,” ucapnya.
Almuniza juga menyampaikan apresiasi kepada panitia yang tetap konsisten menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas sampah selama festival itu diadakan.
Sementara itu, seorang pemilik usaha Soto Mi Bogor mengaku semua dagangan laris manis diserbu pengunjung di ACF 2022.
Hal senada juga diungkapkan pemilik usaha Sate Apaleh dan Martabak Durian Samudera Pasee asal Aceh Utara. Transaksi penjualan mereka mampu mencapai puluhan juta rupiah.
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Panitia Pengawasan Pemilihan Aceh (Panwaslih) Aceh memetakan potensi Tempat Pemungutan Suara…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa…
Komentar