Tarian Saman Bines, Kesenian Lestari Masyarakat Gayo di Pedalaman Timur Aceh

Tarian Saman yang dilakukan para penari dalam sebuah acara pernikahan di Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada Sabtu (4/1/2023) malam. Foto: Analisaaceh.com/Chairul

Analisaaceh.com, Aceh Timur | Jika berbicara tentang kesenian yang ada di Provinsi Aceh, maka hal itu tidak akan ada habisnya. Sebab Serambi Mekkah ini memiliki 13 suku dengan keberagaman budaya serta keseniannya yang unik dan menarik.

Salah satu dari keberagaman itu adalah kesenian Tarian Saman Bines yang ada pada masyarakat Gayo di perdalam Kabupaten Aceh Timur. Kesenian tersebut sudah melekat sejak zaman dahulu dan terus bertahan hingga generasi muda sampai saat ini.

Pewarta Analisaaceh.com, mencoba untuk datang dan melihat langsung kesenian yang masih lestari tersebut pada Sabtu (4/1/2023) malam, di sebuah desa terpencil yang terletak di perdalaman Kabupaten Aceh Timur tepatnya di Dusun Alue Kiro Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun.

Terlihat antusias masyarakat baik kalangan orang tua dan anak muda yang datang dari segala penjuru desa di Kecamatan Birem Bayeun, Rantau Selamat serta masyarakat Gayo dari Kecamatan lainnya seperti Bidari dan Simpang Jernih.

Tarian Saman yang dilakukan para penari dalam sebuah acara pernikahan di Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada Sabtu (4/1/2023) malam. Foto: Analisaaceh.com/Chairul.

Mereka datang dengan menempuh jarak berpuluh-puluh kilometer dari ke diaman masing-masing dengan melewati medan jalan yang rusak parah. Dimana itu semua bukanlah penghalang untuk bisa menyaksikan kesenian adat yang memiliki arti persaudaraan serta persatuan antara sesama manusia.

Kesenian Saman Bines sendiri bisanya digelar oleh masyarakat Gayo pada acara-acara hajatan seperti perkawinan, sunnat Rasul dan penyambutan tamu dari luar daerah, sebagai tanda penyambung tali silahturahmi antar desa yang diundang atau datang sebagai lawan tanding dalam Tarian Saman Bines.

Tarian Saman Bines terdiri dari dua anggota grup yang diwakili oleh desa tuan rumah dan desa tamu yang diundang untuk menjadi lawan dalam tarian. Satu anggota grup terdapat 15 orang laki-laki untuk melakukan tarian Saman dan 15 orang wanita untuk tarian Bines.

Kedua grup ini pula nantinya akan bertanding dalam gerakan tarian yang harus diikuti oleh masing-masing grup. Tarian ini biasa berlangsung pada malam hari, dimulai dari pukul 22.00 WIB hingga selesai pada pukul 05.00 WIB dini hari.

Adapun tata cara pelaksanaan tarian tersebut akan dibuka oleh kata-kata sambutan dari masing-masing kepala desa. Kemudian anggota penari dari Saman laki-laki akan duduk saling berhadapan satu sama lain dengan barisan yang memanjang.

Usai kata sambutan, grup perwakilan dari tuan rumah akan langsung melakukan gerakan tarian yang harus diikuti oleh grup tamu, sambil melantunkan syair-syair dalam bahasa Gayo, seperti puji-pujian kepada Allah.

Selain itu, syair-syair cinta juga akan dilantunkan oleh para penari, dimana dalam syair itu akan ada kata sindiran manis berupa kata candaan seperti halnya orang yang sedang beradu pantun dalam kebudayaan Betawi ataupun Melayu, ditambah dengan sorakan para penonton yang membuat permainan semakin seru dan makin meriah.

Tarian Bines yang dilakukan para penari dalam sebuah acara pernikahan di Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada Sabtu (4/1/2023) malam. Foto: Analisaaceh.com/Chairul

Para anggota penari dari tuan rumah akan melakukan gerakan dari ritme rendah hingga tinggi selama satu jam dan gerakan itu sudah dipersiapkan dalam latihan tanpa diberitahukan kepada grup tamu, sedangkan grup tamu harus mengikuti gerakan tersebut dan jika mereka tidak bisa mengikutinya maka akan dianggap kalah dalam ronde pertama.

Pun sebaliknya dalam ronde kedua, hal yang sama akan dilakukan oleh grup tamu selama satu jam kedepan, dengan memberikan kejutan demi kejutan kepada tuan rumah, menggunakan gerakan tarian dan lantunan syair yang sudah mereka persiapkan sebelum datang ke desa yang mengundang.

Setelah para penari Saman selesai beradu keahlian selama dua jam. Maka tiba pula giliran para penari Bines wanita untuk melanjutkan tarian. Sama seperti halnya dalam peraturan Saman, tarian Bines memiliki perbedaan dalam gerakannya, dimana tarian itu dilakukan dalam posisi berdiri melingkar dengan memutari area panggung sambil melantunkan lagu-lagu berbahasa Gayo.

Selain itu, ada hal menarik lainnya juga dalam penampilan tarian Bines yang hanya boleh diikuti oleh para anggotanya para wanita yang masih gadis ini, yaitu najuk atau pemberian uang kertas yang dijepit menggunakan lidi dan diselipkan di sempol atau di sanggul para penari oleh penonton.

Bramsyah (65) salah seorang tetua di Gampong Bukit Seulemak, kepada Analisaaceh.com, mengatakan bahwa kesenian adat Saman Bines tersebut sudah ada dan melekat sejak zaman dahulu. Kesenian itu pula terus dijaga dengan diajarkan ke generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.

“Saman Bines itu adalah kesenian khas suku Gayo Lues. Nah ada perbedaan antara kesenian suku Gayo di daratan tinggi Aceh Tengah (Takengon) dengan yang suku Gayo Lues yang tersebar sampai ke Aceh Timur dan sekitarnya,” katanya.

“Kalau di Takengon itu, masyarakat Gayo disana tidak ada tarian Saman, namun mereka memiliki kesenian lainnya yaitu tarian Guel dan Didong. Sedangkan kita disini punya tarian Saman dan Bines,” sambungnya.

Tarian Saman yang dilakukan para penari dalam sebuah acara pernikahan di Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada Sabtu (4/1/2023) malam. Foto: Analisaaceh.com/Chairul

Dirinya menjelaskan, bahwa masyarakat Gayo sendiri memang memiliki minat yang sangat besar jika sudah berbicara tentang namanya kesenian, adat dan budaya. Bahkan mereka rela meluangkan waktu dan biaya untuk bisa melestarikan kesenian yang sudah ada sejak ratusan tahun itu.

“Kalau berbicara tentang kesenian, kami disini memang sangat antusias, seperti contohnya malam ini, grup yang diundang untuk menjadi lawan tanding dari tuan rumah itu berasal dari Dusun Bedari Gampong Rantau Panjang Kecamatan Simpang Jernih, jika dihitung dari jaraknya sangatlah jauh, namun mereka mau meluangkan waktunya agar dapat saling bersilaturahmi dengan kami masyarakat Gayo yang ada di Kecamatan Birem Bayeun,” pungkasnya.

Editor : Nafrizal
Rubrik : BUDAYA
Komentar
Artikulli paraprakDua Pemuda di Aceh Utara Diringkus Polisi Karena Sabu
Artikulli tjetër38 Bakal Calon Anggota DPD Aceh Lolos Verifikasi Administrasi