Analisaaceh.com, Sigli | Imunisasi anak merupakan langkah vital dalam menjaga kesehatan dan melindungi mereka dari berbagai penyakit menular yang berbahaya. Dengan imunisasi, sistem kekebalan tubuh anak dirangsang untuk membentuk pertahanan terhadap infeksi.
Jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh pemerintah harus diikuti sejak bayi baru lahir hingga usia anak-anak, untuk memberikan perlindungan optimal dari penyakit menular yang berpotensi serius. Beberapa penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi (PD3I) meliputi polio, campak, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, dan rotavirus.
Namun, meskipun manfaat imunisasi telah diakui secara luas, cakupan imunisasi di beberapa daerah masih tergolong rendah. Contohnya adalah Kecamatan Indrajaya di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, di mana capaian imunisasi dasar lengkap (IDL) dan cakupan imunisasi DPT-HB-Hib serta MR pada tahun 2024 masih jauh dari target yang diharapkan.
Pada triwulan kedua 2024 (Januari hingga Juni), hanya tercatat 3 anak yang telah menerima imunisasi dasar lengkap di Kecamatan Indrajaya. Meskipun angka ini lebih baik dibandingkan dengan beberapa kecamatan lain seperti Glp. Baro dan Tiro sampai saat ini belum ada anak yang diimunisasi dasar lengkap, Indrajaya masih jauh dari rata-rata Kabupaten Pidie.
Sementara itu, cakupan imunisasi DPT-HB-Hib 4 di Indrajaya juga rendah. Hanya 3 anak yang telah mendapatkan imunisasi, menempatkan kecamatan ini di posisi menengah jika dibandingkan dengan kecamatan lain.
Sebagai contoh, Kecamatan Padang Tiji memiliki cakupan tertinggi dengan 21 anak yang telah diimunisasi. Cakupan imunisasi MR (Measles Rubella) di Indrajaya juga masih rendah dengan hanya 5 anak yang telah divaksinasi. Meski angka ini lebih baik dibandingkan beberapa kecamatan lainnya seperti Titeue dan Kembang Tanjong, Peukan Baro mencatat angka tertinggi dengan 11 anak yang telah diimunisasi.
Capaian imunisasi rutin di Kecamatan Indrajaya, baik untuk imunisasi dasar lengkap, DPT-HB-Hib, maupun MR, memerlukan perhatian lebih. Rendahnya angka cakupan ini menunjukkan pentingnya intensifikasi program imunisasi agar herd immunity atau kekebalan kelompok dapat tercapai di wilayah ini.
Selain imunisasi rutin, program imunisasi antigen baru yang meliputi vaksin pneumococcal conjugate vaccine (PCV) dan rotavirus vaccine (RV) juga perlu mendapatkan perhatian. Imunisasi ini penting untuk melindungi anak-anak dari penyakit seperti pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan diare berat akibat infeksi rotavirus.
Pada tahun 2024, cakupan vaksin PCV 2 di Kecamatan Indrajaya hanya mencapai 2 anak, sedangkan hanya 1 anak yang menerima vaksin RV 1. Sebagai perbandingan, Puskesmas Kota Sigli mencatatkan capaian tertinggi dengan 26 anak yang menerima vaksin PCV dan 46 anak yang mendapatkan vaksin rotavirus. Kecamatan Muara Tiga, Ujong Rimba, dan Mila bahkan belum memberikan vaksin antigen baru ini kepada anak-anak.
Upaya Pemerintah dan Tantangan dalam Pelaksanaan Imunisasi
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr. Dwi Wijaya, menegaskan bahwa distribusi layanan imunisasi di seluruh kecamatan dan desa secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik, meskipun masih ada sejumlah tantangan di lapangan.
Menurut dr. Dwi, bidan desa atau gampong memegang peranan penting dalam memastikan setiap anak mendapatkan imunisasi tepat waktu, khususnya di daerah desa – desa yang terpencil.
“Distribusi dan akses layanan imunisasi di kecamatan dan desa dalam kabupaten ini, yang dilakukan oleh para bidan terutama di desa -desa terpencil, sudah cukup baik dan merata,” ujar dr. Dwi Wijaya kepada media pewarta analisaaceh.com pada 18 September 2024 lalu.
Bidan desa memainkan peran sentral dalam pelaksanaan imunisasi, tidak hanya dengan memberikan vaksin di puskesmas, tetapi juga melalui posyandu dan kunjungan dari rumah ke rumah. Pendekatan personal ini memungkinkan mereka untuk berkomunikasi langsung dengan orang tua, mengatasi keraguan yang mungkin ada mengenai keamanan vaksin.
Selain itu lanjut dr. Dwi, bidan desa juga aktif dalam menyosialisasikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat melalui tokoh masyarakat dan kader kesehatan.
Meskipun demikian, tantangan masih ada, terutama terkait dengan aksesibilitas layanan di daerah yang lebih terpencil. Kendala distribusi vaksin dan keterbatasan alat kesehatan menjadi masalah yang sering kali dihadapi.
“Namun, pemerintah daerah terus memantau pelaksanaan imunisasi melalui evaluasi rutin. Laporan bulanan dari setiap kecamatan dan desa dianalisis untuk mengidentifikasi daerah yang memerlukan intervensi lebih lanjut”. Ujarnya.
Selain pemerintah, Peran serta masyarakat dalam program imunisasi juga tak kalah penting. Kader kesehatan lokal dan tokoh masyarakat dilibatkan untuk memastikan kelancaran program imunisasi di wilayah mereka.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan masyarakat yang kuat, pemerintah Kabupaten Pidie optimis cakupan imunisasi dapat terus ditingkatkan. Tujuan akhirnya adalah memastikan setiap anak, terutama yang tinggal di daerah terpencil, mendapatkan perlindungan penuh dari penyakit menular yang dapat dicegah melalui vaksinasi.
“Peningkatan cakupan imunisasi tidak hanya penting untuk kesehatan generasi mendatang, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Pidie secara keseluruhan.” Pungkas dr. Dwi (Adv).