Categories: ADVERTORIALArtikel

Upaya Puskesmas Kecamatan Mane Kabupaten Pidie Jangkau Imunisasi

Analisaaceh.com, Sigli | Imunisasi anak merupakan langkah krusial dalam menciptakan generasi yang sehat dan kuat. Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anak mereka, dan imunisasi adalah cara efektif untuk melindungi kesehatan anak dari penyakit berbahaya seperti campak, polio, hepatitis, dan difteri. Vaksinasi meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga anak dapat melawan penyakit tersebut jika terpapar di kemudian hari.

Salah satu manfaat utama imunisasi adalah menciptakan kekebalan kelompok. Ketika sebagian besar anak divaksinasi, risiko penyebaran penyakit di komunitas akan berkurang, melindungi mereka yang tidak dapat divaksinasi karena alasan medis.

Di Kecamatan Mane, pentingnya imunisasi semakin ditekankan melalui berbagai program kesehatan yang diadakan oleh Puskesmas setempat dan dukungan dari para kader kesehatan. Dengan demikian, imunisasi bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk mendukung kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Melindungi anak dari penyakit juga berarti menjaga masa depan bangsa. Generasi yang sehat akan mampu tumbuh dan berkembang dengan baik, berkontribusi pada kemajuan negara. Oleh karena itu, penting bagi orang tua di Kecamatan Mane untuk memastikan anak mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. Keterlibatan masyarakat dalam mendukung program imunisasi di wilayah ini sangatlah penting untuk mencapai tujuan kesehatan yang lebih baik.

Ayo, bawa anak Anda untuk imunisasi dan berikan mereka perlindungan yang mereka butuhkan. Jika ada pertanyaan atau kekhawatiran tentang imunisasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Bersama, kita bisa menciptakan generasi yang sehat dan kuat di Kecamatan Mane!

Capaian imunisasi di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, hingga Triwulan II 2024 berada pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pidie, cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) di kecamatan tersebut tercatat 0%.

Hingga Juni 2024, tidak ada anak di Mane yang telah menerima imunisasi dasar lengkap, termasuk vaksin DPT-HB-Hib 4 yang penting untuk mencegah penyakit serius seperti difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis.

Selain itu, cakupan vaksin campak/MR 2 hanya menjangkau 4 anak. Rendahnya cakupan imunisasi ini mengindikasikan tingginya risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi (PD3I).

Upaya Dinas Kesehatan untuk Meningkatkan Cakupan Imunisasi

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr. Dwi Wijaya mengatakan, untuk mengatasi rendahnya cakupan imunisasi ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie menerapkan berbagai strategi. Langkah yang paling efektif adalah program kunjungan rumah, yang bertujuan menjangkau anak-anak yang belum menerima imunisasi. Program ini untuk menjawab berbagai alasan mengapa anak-anak di Kecamatan Mane belum diimunisasi, termasuk kendala waktu orang tua, kesibukan, serta perpindahan domisili

“Kami menerapkan pendekatan jemput bola melalui kunjungan rumah langsung oleh tenaga kesehatan. Banyak keluarga tinggal di daerah terpencil dan jauh dari fasilitas kesehatan, jadi kami mendatangi mereka untuk memastikan anak-anak mendapatkan vaksin,” kata dr. Dwi Wijaya kepada analisaaceh.com pada Rabu 18 September 2024.

Selain kunjungan rumah, peningkatan akses ke fasilitas kesehatan juga menjadi fokus utama. Wilayah-wilayah yang jauh dari pusat layanan kesehatan, terutama di daerah pedalaman, sering kali mengalami kesulitan dalam mengakses layanan imunisasi. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan pemerintah desa untuk membangun dan memperkuat Puskesmas Pembantu (Pustu) di desa-desa terpencil.

“Penguatan Pustu sangat penting agar masyarakat tidak perlu menempuh perjalanan jauh ke pusat kota untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk imunisasi,” tambah dr. Dwi.

Selain meningkatkan akses ke fasilitas kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie juga fokus pada edukasi publik melalui kampanye informasi. Tantangan besar dalam meningkatkan cakupan imunisasi di Kecamatan Mane adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi.

Menurut dr. Dwi, masih banyak orang tua ragu atau bahkan menolak membawa anak-anak mereka untuk diimunisasi karena adanya mitos dan hoaks terkait vaksinasi.

Untuk menepis mitos tersebut, Dinkes Pidie gencar melakukan kampanye informasi melalui berbagai media. Poster-poster dan brosur edukatif disebarkan di setiap desa, sementara sosialisasi langsung dilakukan di tempat-tempat umum untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas. Tak hanya itu, konten-konten promosi kesehatan juga diproduksi dan disebarkan melalui media sosial dan platform online.

“Kami mengoptimalkan penggunaan media digital untuk melawan hoaks dan menyampaikan informasi yang benar tentang imunisasi. Kami memastikan bahwa informasi yang kami sampaikan valid dan mudah dipahami oleh masyarakat,” jelas dr. Dwi.

Program promosi kesehatan (promkes) di Puskesmas juga turut andil dalam menjelaskan manfaat imunisasi kepada masyarakat, menjawab berbagai kekhawatiran mereka, serta membantah berbagai mitos yang selama ini beredar.

Tantangan dalam Pelaksanaan Imunisasi

Namun, meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan yang dihadapi Dinas Kesehatan Pidie dalam meningkatkan cakupan imunisasi di Kecamatan Mane masih cukup besar. Salah satu tantangan utama adalah infrastruktur yang kurang memadai di daerah-daerah pedalaman. Kondisi jalan yang rusak dan minimnya fasilitas kesehatan di daerah terpencil menjadi kendala signifikan dalam memastikan setiap anak menerima imunisasi tepat waktu.

Selain itu, jumlah tenaga kesehatan yang terbatas juga menjadi hambatan tersendiri. Pada di beberapa wilayah, keterbatasan tenaga medis mengakibatkan layanan imunisasi tidak dapat dilakukan secara optimal. Padahal, untuk meningkatkan cakupan imunisasi yang luas, dibutuhkan tenaga kesehatan yang terlatih dan cukup untuk melayani setiap wilayah di Kabupaten Pidie.

“Kami berupaya meningkatkan jumlah tenaga kesehatan di daerah-daerah dengan akses terbatas, namun hal tersebut membutuhkan waktu. Saat ini, kami juga sedang melakukan pelatihan untuk tenaga kesehatan agar mereka dapat memberikan pelayanan imunisasi dengan lebih baik,” tambah dr. Dwi.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie juga melibatkan masyarakat dalam program pemberdayaan kesehatan untuk mendukung kesuksesan program imunisasi. Kader-kader posyandu, tokoh masyarakat, dan tokoh agama diajak berperan aktif dalam menyosialisasikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat di sekitar mereka.

“Peran aktif masyarakat sangat penting dalam menjamin keberhasilan program imunisasi. Keterlibatan mereka sebagai agen perubahan di lingkungan masing-masing bisa membantu meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya melindungi anak-anak mereka dari penyakit berbahaya,” ujar dr. Dwi.

Selain pemberdayaan masyarakat, Dinkes Pidie juga memperkuat kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk dinas-dinas terkait, organisasi kesehatan, dan LSM. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperluas jangkauan program imunisasi dan mengatasi tantangan yang dihadapi di lapangan.

Kebijakan Imunisasi Sebagai Syarat Sekolah

Salah satu langkah konkret lainnya adalah penerapan kebijakan imunisasi sebagai prasyarat masuk sekolah. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Kementerian, imunisasi dasar lengkap menjadi syarat wajib bagi anak-anak yang akan mendaftar ke Sekolah Dasar (SD).

“Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan imunisasi secara signifikan. Orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya ke SD harus memastikan anak-anak mereka telah mendapatkan imunisasi lengkap,” jelas dr. Dwi.

Langkah ini juga didukung dengan pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang dilaksanakan dua kali setahun di sekolah-sekolah dasar. Melalui BIAS, anak-anak SD menerima imunisasi campak, rubella, HPV, diphtheria, dan tetanus untuk melindungi mereka dari penyakit menular.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie berharap cakupan imunisasi di Kecamatan Mane dapat meningkat secara signifikan pada akhir 2024. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan diharapkan dapat meminimalkan risiko terjadinya KLB dan memastikan setiap anak di Kabupaten Pidie terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

“Keberhasilan program imunisasi sangat bergantung pada partisipasi aktif semua pihak. Dengan kerja sama yang baik, kami optimis cakupan imunisasi di Pidie akan meningkat dan kesehatan ibu serta anak dapat terjamin,” tutup dr. Dwi. (Adv)

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Lima Ruko di Gampong Lambheu, Aceh Besar Terbakar

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…

5 jam ago

Terima Aspirasi Masyarakat Trumon Raya, Abu Heri: Hal Ini akan jadi Prioritas Saya

Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…

9 jam ago

KIP Lhokseumawe Sukses Gelar Debat Kedua Calon Wali Kota

Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…

10 jam ago

Dispora Aceh Latih 100 Pemuda Jadi Entrepreneur Kreatif dan Inovatif

Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…

10 jam ago

96 dan 52 TPS di Aceh Berpotensi Intimidasi dan Kekerasan

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Panitia Pengawasan Pemilihan Aceh (Panwaslih) Aceh memetakan potensi Tempat Pemungutan Suara…

12 jam ago

MPU Aceh Perbolehkan Pilih Kotak Suara Kosong

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa…

12 jam ago