YARA : Guru Honorer Butuh Pembinaan, Bukan Seleksi Setiap Tahun

Subulussalam – Aksi puluhan para guru kontrak, Senin (08/07/2019) menuntut keadilan terkait Pemerintah Kota Subulussalam ingin melakukan seleksi ulang guru honorer menuai simpatik sejumlah kalangan masyarakat di sana

Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) salah satu lembaga yang konsen di berbagai pendampingan masyarakat, menilai kebijakan Kadis Pendidikan Kota Subulussalam yang akan melakukan seleksi ulang guru honorer/kontrak sangatlah tidak tepat.

Ketua YARA Kota Subulussalam, Edi Saputra menyesalkan sikap pemerintah selama ini karena terkesan mengabaikan nasib para honorer.

Edi merasa sedih ketika mendengar keluhan guru honorer/kontrak kepada kami jika dilakukan seleksi ulang berarti kontrak guru honorer yang setahun penuh diputus dan info yang mereka dapat bahwa gaji mereka dipotong selama sebulan untuk menutupi biaya seleksi tersebut, gaji kami dua bulan ini saja belum dibayarkan keluh guru honorer/kontrak kepada kami, kami mendengarkan hal itu sangat sedih dan miris, hampir setiap tahun mereka didzalimi.

Kondisi ini, kata Edi menunjukkan lemahnya kinerja Pemerintah Kota Subulussalam secara umum selama ini. Sebab, masalah serupa yang selalu terjadi setiap tahun.

“Edi sangat berharap banyak bahwa kadis yang baru membawa warna yang lebih baik terhadap dunia pendidikan Kota Subulussalam bukan malah menambah penderitaan para guru honorer/kontrak, seharusnya Dinas Pendidikan fokus pada pembinaan, seperti indentifikasi, evaluasi, dan pelatihan untuk meningkatkan mutu para pengajar kontrak, bahkan berfikir bagaimana menaikan gaji mereka agar layak sesuai kebutuhan hidup, jika ada guru kontrak yang tidak disiplin, jarang masuk kasih peringatan jika tidak di indahkan ambil tindakan tegas”. Ujar Edi.

Edi pun berharap di masa pemerintahan Wali Kota H. Affan Alfian dan Salmaza ini mampu membenahi kondisi carut marutnya pemerintahan di Kota Subulussalam.

“Saya khawatir seleksi tersebut nantinya mendzalimi hak guru, bayangkan mereka yang sudah memiliki NUPTK mengajar sudah bertahun-tahun lalu tidak lulus, ini terjadi pada seleksi tahun yang lalu, banyak guru honorer yang sudah bertahun-tahun mengajar yang tidak lulus, apakah kita tega hanya dengan mengikuti proses ujian satu hari hak mereka untuk menjadi pahlawan tanpa tanda jasa kita putus, sedangkan secara pengalaman dan pengabdian mereka sudah cukup lama menjadi pendidik, ini kembali bicara mutu dan hati nurani kita”. Ungkap Edi. (wen)

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Lima Ruko di Gampong Lambheu, Aceh Besar Terbakar

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…

8 jam ago

Terima Aspirasi Masyarakat Trumon Raya, Abu Heri: Hal Ini akan jadi Prioritas Saya

Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…

11 jam ago

KIP Lhokseumawe Sukses Gelar Debat Kedua Calon Wali Kota

Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…

12 jam ago

Dispora Aceh Latih 100 Pemuda Jadi Entrepreneur Kreatif dan Inovatif

Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…

12 jam ago

96 dan 52 TPS di Aceh Berpotensi Intimidasi dan Kekerasan

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Panitia Pengawasan Pemilihan Aceh (Panwaslih) Aceh memetakan potensi Tempat Pemungutan Suara…

14 jam ago

MPU Aceh Perbolehkan Pilih Kotak Suara Kosong

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa…

14 jam ago