Categories: NASIONALNEWS

2020 Harga Rokok Naik 35 Persen, Ini Alasannya

Analisaaceh.com | Pemerintah Indonesia memastikan akan menaikkan tarik rokok sebesar 25 persen mulai 1 Januari 2020 mendatang.

kenaikan yang juga berujung pada kenaikan harga jual eceran rokok rata-rata sebesar 35 persen untuk semua golongan tersebut dikarenakan kenaikan tarif cukai.

Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa pada prinsipnya kebijakan cukai rokok bertujuan untuk tiga hal yakni upaya pengurangan konsumsi rokok, pengaturan industri rokok, dan sumber penerimaan negara. Kenaikan tarif cukai dan harga rokok kali ini mempertimbangkan sisi konsumsi, pencegahan peredaran rokok ilegal, dan tetap menjaga penerimaan negara dari cukai rokok.

“Kita semua akhirnya memutuskan untuk kenaikan cukai rokok ditetapkan sebesar 23 persen. Dan kenaikan harga jual eceran menjadi 35 persen. Kita akan memulai persiapannya sehingga nanti pemesanan pita cukai baru bisa dilakukan dalam masa transisi ini,” jelas Sri di Istana Negara, Jumat (13/9).

Sri menyebut bahwa jumlah pengisap rokok dari kalangan anak-anak dan remaja mengalami kenaikan dari 7 persen pada tahun lalu menjadi 9 persen pada 2019 ini. Sementara dari kalangan perempuan, jumlah perokok aktif naik dari 2,5 persen menjadi 4,8 persen.

Pemerintah juga mempertimbangkan kenaikan tarif cukai dan harga jual terhadap potensi peredaran rokok ilegal. Sri menyadari bahwa kenaikan harga yang cukup tinggi bisa memicu produksi rokok ilegal yang cukup luas. Namun Sri yakin kenaikan tarif cukai 23 persen dan harga jual eceran 35 persen per Januari 2020 tidak akan memicu peredaran produk rokok ilegal secara luas.

“Saat ini Bea dan cukai sudah bisa menurunkan rokok ilegal hanya pada level 3 persen. Ini artinya kita mengurangi peradaran rokok-rokok yang dibuat secara ilegal tanpa cukai, polos, dan beradar dengan di masyarakat, dengan harga yang sangat rendah,” kata Sri.

Sri Mulyani juga menegaskan bahwa kebijakan untuk menaikkan cukai dan harga jual rokok sudah melalui diskusi panjang di level eksekutif, dan sudah direstui oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Termasuk memperhatikan nasib para petani tembakau dan tenaga kerja di industri rokok.

Ia menambahkan, kenaikan tarif cukai rokok dan harga jual rokok diyakini mengamankan penerimaan negara dari cukai sebesar Rp 173 triliun. Angka ini sedikit berbeda dengan target penerimaan dari cukai yang tertuang dalam Rancangan UU APBN 2020 sebesar Rp 179 triliun.

“Penerimaan diperkirakan untuk tahun depan sebesar 173 triliun yang selama ini sudah ada dalam RUU APBN dan kemarin sudah dibahas dengan DPR. Untuk total penerimaan kita pastikan bisa dipastikan,” katanya.

Sumber : Republika.co.id

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

KISSPOL Aceh Nilai Situasi Kemanusiaan Sudah Darurat, Desak Keberanian Negara dan Solidaritas Global

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Lembaga Kajian Sosial dan Politik (KISSPOL) Aceh menilai kondisi sosial, ekonomi,…

5 jam ago

Pengurus IHGMA Aceh Periode 2025–2028 Resmi Dilantik

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Aceh menegaskan komitmennya sebagai mitra…

5 jam ago

Antrean BBM di SPBU Abdya Mulai Normal Usai Listrik Pulih

Analisaaceh.com, Blangpidie | Antrean panjang kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun…

5 jam ago

Kabel Listrik Menjuntai di Seunaloh Abdya Sudah Diperbaiki PLN

Analisaaceh.com, Blangpidie | Manajer Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Blangpidie, Kabupaten Aceh…

5 jam ago

Anggota DPRA Abu Heri Desak Presiden Tetapkan Status Bencana Aceh Berskala Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sekretaris Komisi II DPRA Aceh, T. Heri Suhadi atau Abu Heri,…

1 hari ago

Banjir Lumpuhkan Pertanian, SPI Desak Status Bencana Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Serikat Petani Indonesia (SPI) mendesak Presiden Prabowo Subianto menetapkan bencana banjir…

1 hari ago