Analisaaceh.com – Pepatah lama yang menyatakan “hidup seperti roda berputar” tampaknya berlaku bagi Sulaiman. Berawal dari menjadi sopir angkutan bus, kini Sulaiman sukses menjadi supplier buah ke sejumlah provinsi dengan omzet ratusan juta rupiah per bulan untuk petani Aceh Selatan.
Lewat Kelompok Fatwa Buah, ia rutin memasok aneka buah segar ke berbagai Provinsi di luar Aceh, seperti Medan, Padang, Bandung, Semarang dan Jakarta.
Sulaiman mengawali kariernya sebagai sopir angkutan bus Medan-Tapaktuan. Profesi ini ditekuninya sejak tahun 2003.
Sebagai sopir, tugas Sulaiman hanya membantu sewa mengantar barang bawaan atau titipan sewa ketempat yang dialamatkan “Tetapi, waktu itu para tokenya malas berangkat kemedan, jadi saya diminta menghadapi para penampung dimedan atau manajernya untuk administrasi dan serah terima,” kenang pria kelahiran Kedai Runding, 06 Juni 1980, itu.
Pengalaman berhubungan dengan para toke ini menambah wawasan dan pengetahuan Sulaiman. Ide untuk terjun langsung ke usaha ini mulai didapatnya sekitar tahun 2004 Ketika itu, banyak permintaan dari toke-toke buah untuk bantu pasokan mangga, kuini, durian, jeruk nipis dan jengkol dimedan.
Padahal, permintaan mangga, kuini, durian, jeruk nipis dan jengkol di sejumlah toke dimedan sangat tinggi. Selama menjadi sopir, berapa pun mangga, kuini, durian, jeruk nipis dan jengkol yang dibawa dari Aceh Selatan, selalu habis diborong para toke.
Ditambah lagi, saat itu sedang terjadi darurat militer di Aceh. Pihak toke takut berangkat kemedan dan hanya menitipkan kepengangkut untuk dikirim. Dari situ ia kemudian tergerak memasok mangga, ke kawasan medan. Kebetulan, ia tahu banyak petani mangga, kuini dan jengkol berkualitas bagus di Aceh Selatan.
Berbekal relasinya dengan para Toke Sulaiman pun mulai menawar hasil dari para petani dan berkoordinasi dengan para toke.
Setelah mendapat teman kongsi, tahun 2013 ia mundur dari perkerjaan sopir. “Modal awal saya hanya kepercayaan,” ujarnya.
Sulaiman memasok Dalam sebulan ia bisa memasok 30 ton jengkol,4 Ton jeruk nipis dan 60 Ton buah kuini, 25 Ton buah mangga, 30.000,- buah durian permusim.
Untuk sukses seperti sekarang, tak terhitung pengorbanan waktu dan tenaga yang dicurahkannya untuk mengembangkan usaha pertanian Aceh Selatan, “Kunci sukses saya terus bekerja keras agar usaha petani Aceh Selatan tidak merosot,” katanya.
Sebagai penghubung petani dan pembeli, ia ingin petani Aceh Selatan lebih giat dalam pertanian jangan takut hasil panen tak ada pembeli. Berbagai terobosan terus dilakukan agar skala usaha pertanian Aceh Selatan bisa terus berkembang.
Salah satunya adalah dengan mengubah Menset petani agar lebih konsentrasi pada tanaman yang memiliki peluang bisnis kedepan yang lebih menguntungkan petani dan menjaga kestabilan harga.
Hal itu dilakukannya demi menjaga agar buah yang dipasoknya ke luar tetap dalam kondisi segar dan stock bahan tidak putus dari petani. Bila sedang banyak pesanan dan hasil panen, ia pun harus stand by dilapangan keliling Aceh Selatan hingga subuh.
Menurutnya, kerja keras dan kepercayaan adalah modal penting untuk menjadi seorang penghubung petani dan para toke “.
Menurutnya, uang dan jabatan bukanlah modal utama merintis sebuah perjuangan peningkatan ekonomi masyarakat. Ia sendiri. Alhamdulillah sekarang Buah-buahan lokal hasil pertanian Aceh Selatan mulai bisa dikirim sampai kepulau jawa,” jelas Sulaiman.
Editor : Andri, S