Analisaaceh.com, Banda Aceh | Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) selenggarakan kegiatan seminar nasional berbasis web (Webinar) mengusung tema Tantangan dan Strategi Bagi Agripreneuer di Masa Pandemi Covid-19, Selasa (19/5/2020).
Dalam kegiatan tersebut turut dihadirkan beberapa narasumber, di antaranya Kabid penyelenggaraan pendidikan BPPSDMP Kementrian Pertanian RI, Dr. Ismaya Nita Rianti Parawansa, S.P, M.Si, Departemen Sosial Ekonomi Peternakan UGM, Ahmad Romadhoni Surya Putra, Ph.D, Founder Deputroe Coffee, Dedi Ikhwani, S.P serta perwakilan mahasiswa penerima dana hibah Program Wirausaha Mahasiswa Pertanian (PWMP).
Koordonator pelaksana, Akhmad Baihaqi, S.P, M.M.A mengatakan, jumlah peserta yang mendaftar secara online lebih dari 400 orang, setelah dilakukan verifikasi dipastikan sebanyak 366 orang sebagai peserta.
“Namun pada saat live zoom peserta yang mengkases sejumlah 255 orang,” ujarnya.
Dekan Fakultas Petanian Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc dalam sambutannya menyampaikan bahwa, pandemi Covid-19 menjadi pukulan berat terhadap dunia pertanian, maka dari itu dirinya berharap melalui kegiatan tersebut dapat melahirkan solusi dan masukan untuk Agripreneur.
“Semoga dengan adanya seminar nasional ini dapat memberikan masukan khususnya bagi Agripreneur agar mampu bertahan hingga berakhirnya wabah,” harap dekan.
Kabid penyelenggaraan pendidikan BPPSDMP Kementrian Pertanian RI, Dr. Ismaya Nita Rianti Parawansa, S.P, M.Si selaku narasumber pertama mengatakan, tantangan besar pertanian pada masa Covid-19 berupa kecukupan pangan, kesejahteraan petani, potensi krisis global dan rantai pasok pangan dunia terancam di tengah pemberlakuan karantina wilayah.
Strategi yang merupakan arahan Menteri Pertanian RI pada masa pandemi Covid-19 berupa ketersediaan pangan untuk 265 juta jiwa masyarakat indonesia, peningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan ekspor.
Ismaya juga menyebutkan program utama yang dirumuskan kementrian yaitu berupa:
- Kostratani (komando strategis pembangunan pertanian tingkat kecamatan)
- Propaktani merupakan peningkatan produksi tanaman pangan melalui pengembangan kawasan berbasis korporasi
- KUR fasilitas pembiayaan infrastruktur dan alsintan
- Gedor Hotri (pengembangan kawasan kortikultura berdaya saing)
- Grasida (gerakan nasional peningkatan produktivitas, produksi dan daya saing perkebunan)
- Sikomandan peningkatan populasi dan produktivitas serta mutu genetik ternak potong dan unggas
- Akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi dan perbanyakan benih dan bibit hasil litbang
- Pengentasan daerah rentan rawan pangan melalui family farming, pertanian masuk sekolah (PMS) distribusi dan pengendalian harga pangan pokok serta diversifikasi pangan.
- Penguatan layanan perkarantinaan dan akselerasi eksport melalui program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gra TIeks)
- Dukungan manajemen (belanja pegawai dan pengawasan).
“Melalui Badan Penyuluhan dan Perkembangan Sumber Daya Manusia Pertanian fokus kepada pencapaian 5.640 kostratani, 50 juta tenaga kerja pertanian dan 2,5 juta pengusaha pertanian millenial,” jelas Ismaya yang juga sebagai Ketua Pelaksana program PWMP.
Departemen Sosial Ekonomi Peternakan UGM, Ahmad Romadhoni Surya Putra, Ph.D mengatakan bahwa, merebaknya wabah corona belakangan ini harusnya dapat menjadikan peluang bisnis. Penguatan sistem manajemen rantai pasok didorong oleh dua hal yaitu pushed-based model atau pull based model.
Menurutnya, memasuki bulan suci ramadhan kebutuhan akan pangan bukan meurun, justru sebaliknya menjadikan permintaan kebutuhan pangan semakin meningkat.
“Berdasarkan data primer 2020, persentase kenaikan permintaan pangan berupa beras mencapai 97,84%, telur ayam 50,31%, minyak goreng 33,02% dan daging ayam 43,52%,” jelasnya.
Sementara itu, Founder Deputroe Coffee Dedi Ikhwani, S.P menyampaikan, ancaman coronavirus sudah menganggu perekonomian dunia. Pelaku UMKM menjadi sasaran empuk karena secara manajerial belum siap dalam menghadapi tantangan persoalan global terutama skala mikro.
“Pemetaan masalah berupa tingkat pendidikan, modal, inovasi dan belum go digital, padahal serapan tenaga kerja mencapai 89,2% dari total 120,21 juta tenaga kerja nasional. UMKM menjadi tumpuan perekonomian bangsa, tercatat tahun 2017 menyumbang PDB 60% dari sumber pendapatan lain,” bebernya.
Pemerintah diharapkan segera memberikan stimulus ekonomi tepat sasaran untuk mendukung UMKM setidaknya bisa bertahan.
Dedi juga menawarkan kepada UMKM agar memakai jurus 7S sebagai langkah solutif dalam menghadapi masa pandemi covid-19. Solusi tersebut berupa memperkuat mental, menjalin kemintraan, memastikan cashflow berjalan, melakukan review produk, minimalisir biaya, uptade teknologi digital dan bersedekah.
“Deputroe Coffee secara perlahan terus beradaptasi dengan penguasaan teknologi digital seperti situs website www.deputroecoffee.com, whatapp, instragram, twiter, facebook, blogspot, youtobe hingga akses pada pasar onlineshop, market palace dan e-commerce,” ungkap Dedi yang juga alumni Fakultas Peranian Unsyiah.
Perwakilan mahasiswa PWMP, Alisyahbana Siregar, S.P yang juga sebagai Founder Lhoknga Green Hydroponic menyampaikan, budidaya hydroponic memiliki kriteria terukur dengan baik seperti suhu, nutrisi tanaman, pengendalian hama, ph, dan hasil panen.
Setiap kegiatan pertanian tentunyan punya masalah yang dinamis, senada dengan itu Ali yang merupakan alumi jurusan Agribisnis Unsyiah mengungkapkan tentang hambatan-hambatan yang dihadapi berupa produktivitas, cuaca, market, dan mentor.
“Kegiatan PWMP ini sangat banyak memberikan manfaat bagi mahasiswa, menjadikan motivasi bagi calon sarjana pertanian untuk berwirausaha. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masanya,” pungkas Ali. (TSM)