60 Persen Gas Migas Aceh Diserap untuk Produksi Pupuk

Acara Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA) dengan tema Potensi Migas di Aceh, pada Selasa (10/12/2024), foto : Naszadayuna/analisaaceh.com

Analisaaceh.com, Banda Aceh | PT Pembangunan Aceh (PEMA) mencatat 60 persen gas migas yang dikelola di Aceh dialokasikan untuk produksi pupuk. Dari total produksi 96 MMscfd, sebanyak 46 MMscfd diserap oleh PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), 0,5–1 MMscfd digunakan jaringan distribusi gas (jargas), sementara sisanya disalurkan melalui pipa Arun–Belawan untuk memenuhi kebutuhan gas di Sumatera Utara.

Direktur Komersial PT PEMA, Almer Hafis Sandy, menyebut Aceh sebagai provinsi dengan blok migas terbanyak di Indonesia. Potensi ini, katanya, perlu terus dikembangkan melalui dukungan pemerintah, terutama dalam mempercepat proses perizinan dan menyelesaikan persoalan lahan yang kerap menjadi hambatan utama di sektor migas.

Ia menyebutkan, PT PEMA akan terus aktif mengelola dan mengembangkan blok-blok migas yang ada, demi mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh.

“Sesuai dengan PP dan Permen, BUMD diperbolehkan ikut dalam partisipasi interest pada semua blok di wilayah Aceh. Beberapa anak usaha PEMA telah aktif mengajukan partisipasi interest di beberapa blok,” paparnya dalam acara Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA) dengan tema Potensi Migas di Aceh, pada Selasa (10/12/2024).

Pihaknya menegaskan akan mengawasi produksi, efisiensi biaya operasional, dan penyerapan tenaga kerja lokal sebagai bagian dari komitmen A3S yang harus dipenuhi.

“Sebagai BUMD, kami siap memastikan penyerapan tenaga kerja lokal sesuai dengan ketentuan A3S di Aceh,” ujar Almer.

Dari sisi ekonomi dan sosial, PT PEMA mendukung sektor migas. Sebagai BUMD, peran aktif dan efektif memerlukan penguatan modal yang signifikan.

Dengan begitu, PEMA dapat lebih aktif dalam mengelola Blok B, di mana perusahaan menjadi pemegang saham terbesar dan bertanggung jawab atas pengembangan serta penyelesaian isu-isu sosial di blok tersebut.

Untuk beberapa blok lainnya, saat ini PT PEMA hanya berperan dalam partisipasi interest. Namun, terbuka peluang pengembangan lebih lanjut dengan penguatan modal sebagai kunci utama.

Untuk itu, dilakukan diversifikasi dari modal dan keuntungan migas yang dikelola, termasuk ke sektor pangan, kawasan industri, dan energi terbarukan seperti panas bumi di kawasan Seulawah.

“Kami berharap sektor pangan dan lainnya dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan PEMA, sehingga mampu menyumbangkan PAA yang signifikan kepada Pemerintah Aceh setiap tahunnya,” tutup Almer Hafis Sandy.

Komentar
Artikulli paraprakAceh Youth Business Forum 2024: Dorong Anak Muda Berinovasi
Artikulli tjetërKejari Banda Aceh Musnahkan Barang Rampasan