Ie Bu Peudah, Takjil Tradisional Khas Ramadan di Aceh Besar

Ie Bu Peudah saat dimasak, foto: Naszadayuna/analisaaceh.com

Analisaaceh.com, Aceh Besar | Di Desa Limpok, Aceh Besar, ada sebuah tradisi turun-temurun yang terus dilestarikan yaitu memasak Ie Bu Peudah selama bulan puasa.

Makanan yang terdiri dari 44 jenis dedaunan obat ini telah menjadi kebiasaan menu berbuka puasa yang akan selalu dinantikan masyarakat setempat.

Terbukti setiap harinya, warga datang mengantri dengan membawa wadah masing-masing, dan hidangan ini selalu habis dibagikan kepada 1.500 kepala keluarga (KK) yang diambil oleh warga sekitar pukul 4 sore.

Diceritakan oleh msyarkat setempat kepada analisaaceh.com, Afrizal mengatakan bahwa pembuatan Ie Bu Peudah membutuhkan dana sekitar Rp 200.000 yang berasal dari dana desa.

“Ini sudah ada sejak saya lahir, lebih dari 30 tahun yang lalu. Kami percaya pada manfaatnya,” ujarnya, Minggu(16/3/2025).

Begitu juga pembuatan Ie Bu Peudah tidaklah mudah. Sejak awal bulan Ra’jab, masyarakat mulai mengumpulkan 44 jenis dedaunan.

Bulan Ra’jab dipilih karena masa pertumbuhan dedaunan obat tersebut, sehingga bahan-bahannya tersedia dalam kondisi terbaik.

Adapun Dau tersebut seperti oen (daun) bambang, oen peugaga, oen belimbing, daun kari, daun pandan, daun serai, serta rempah-rempah seperti lada hitam, kayu manis, cengkeh, dan jira.

Semua bahan ini kemudian dijemur hingga kering dan ditumbuk halus, termasuk bagian tangkainya.

“Nah sekarang daun itu gak kita cari sendiri, tapi sudah diperjual belikan juga dalam bentuk bubuk yang halus, kita belinya perkarung untuk stok sebulan,” katanya.

Selain dedaunan, bahan lain yang digunakan seperti pisang dan kelapa setengah matang yang diparut dan juga ketela.

Ie Bu Peudah bukan sekadar makanan, tetapi juga memiliki khasiat obat. Masyarakat percaya bahwa ramuan ini bermanfaat untuk mengatasi angin dalam tubuh, meringankan asam urat, menjaga kesehatan jantung, dbagai obat dalam untuk berbagai keluhan kesehatan

Ia menambahkan bahwa ini bukan hanya tentang kuliner selama bulan ramadan, tetapi juga bentuk kebersamaan, warisan budaya, dan kepedulian sosial di masyarakat. Ie Bu Peudah tetap menjadi simbol kearifan lokal Aceh Besar yang terus dijaga hingga kini.

Komentar
Artikulli paraprakSupervisor PT LKT Cedera, Perusahaan Diminta Tanggung Jawab
Artikulli tjetërCommunity Barbershop Abdya Gelar Aksi Pangkas Gratis dan Santunan Anak Yatim