Categories: Artikel

Ironi Matahari Lockdown, Manusia Kembali Bangun

Bukan hal baru, mengingat manusia abai terhadap peringatan Corona atau tidak lagi khawatir ketika korban kembali berjatuhan.

Satu kabar gembira kesembuhan, membuat manusia lengah menghadapi musuh yang tidak kelihatan.

Merasa sehat dan angkuh menjadi tabiat dan menu sehari-hari. PSBB hanyalah wacana, menjadi catatan yang di tempel di pintu lemari. Diperhatikan selama dua hari kemudian beraktifitas kembali.

Apakah cobaan dari Tuhan yang tidak terlihat bentuknya itu adalah sebuah guyonan?

Singkirkan dulu lah alasan mencari rezeki ketika PSBB diaktifkan, seolah kata LOCK DOWN adalah kunci menjadi lapar.

Manusia tidak dilarang bertemu rezeki Tuhan, hanya saja, seharusnya sadar, membuang nyawa dalam kurun waktu singkat karena keegoisan perut bisa menjadi petaka bila maut sudah menjemput.

Bukankah pemerintah sudah banyak memberi bantuan? Ah, benar saja, pemerintah pun lapar perut bila diberi asupan kata bantuan.

Ironi. Musuh Belum bertekuk lutut, manusia kian hari kian tajam lidah sok tahu masa depan akan bahagia.

Peraturan yang sedikit kendur malah menjadi kedodoran. Sibuk menyalahkan si itu dan si ini namun masih bebas belanja ke luar negeri. Ah tak usah jauh-jauh, gedung-gedung mewah dan pasar-pasar di Indonesia saja masih semarak dengan tangan-tangan manusia.

Judul besarnya saja Lock Down, menjaga jarak dan pakai sabun. Peraturan masih saja toh menjadikan mata manusia rabun.

Sepele mensuplai energi. Berjemur setiap hari dikatakan kanker akhirnya manusia menjadi malas dengan alasan, bisa terkena kanker.

Matahari pun menjadi malas menahan radiasi luar bumi. Bintang besar itu sudah waktunya sadar Lock Down. Di balik jadwalnya yang padat, titik hitam matahari pun memberlakukan istirahat, kemungkinan juga ia terlalu malas menanggapi keangkuhan manusia di atas bumi. Padahal sama-sama ciptaan Tuhan, matahari saja sadar dia juga bisa dimatikan.

Dalam kurun waktu singkat menjamu Corona, terjadi banyak sekali bencana. Sadarkah? Atau masih saja menutup mata?

Anggap saja, virus ini adalah sebuah senjata pemusnahan manusia yang dibuat oleh manusia. dengan tujuan menghancurkan ekonomi negara. Negara mana? Oh Entahlah, sebuah propaganda bisa saja menjadi kenyataan, bukan? Toh manusia memang sudah sedari dulu tidak bisa menahan godaan.

Tidakkah manusia merasa malu terhadap makhluk paling besar di langit? Bagaimana bisa manusia menjadi lebih egois di akhir Ramadhan? Nyatanya berburu baju baru membuka lapangan kerja Covid-19.

Memang benar manusia memiliki rasa takut namun dikalahkan dengan kegengsian tinggi takut di buli karena menghadapi Corona.

Mungkin saja, karena berhasil di iming-iming vaksin yang kabarnya sudah akan dilahirkan, manusia beranggapan menjadi gampang sehat karena sudah ada obat.

Jika di pikir lagi, pantas lah manusia menerima semua bencana, toh tidak ada bedanya dengan kehancuran yang sudah dibuat di muka bumi. Matahari saja sudah bosan menonton parade anak cucu Adam ini.

Lantas manusia yang merasa akal sehatnya masih selamat harus bagaimana menghadapi kebobrokan ini?

Editor : Nafrizal
Rubrik : Artikel
Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Anggota DPRA Abu Heri Desak Presiden Tetapkan Status Bencana Aceh Berskala Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sekretaris Komisi II DPRA Aceh, T. Heri Suhadi atau Abu Heri,…

6 jam ago

Banjir Lumpuhkan Pertanian, SPI Desak Status Bencana Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Serikat Petani Indonesia (SPI) mendesak Presiden Prabowo Subianto menetapkan bencana banjir…

8 jam ago

Kabel Listrik Diduga Milik PLN Bahayakan Pengendara di Abdya

Analisaaceh.com, Blangpidie | Kabel yang diduga milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjuntai ke badan jalan…

8 jam ago

Komisi I DPRA Desak Presiden Buka Peran Internasional Tangani Bencana Aceh–Sumatera

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mendesak Presiden Republik Indonesia…

12 jam ago

Hampir 2 Juta Warga Aceh Terdampak Bencana Hidrometeorologi

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Bencana alam hidrometeorologi yang melanda Aceh sejak beberapa waktu terakhir berdampak…

19 jam ago

PBB Pantau Respons Bencana di Aceh, UNDP dan UNICEF Siap Perkuat Dukungan

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia terus memantau perkembangan penanganan bencana di…

19 jam ago