Analisaaceh.com | Google Doodle menampilkan seorang sastrawan ternama Indonesia yakni Sariamin Ismail. Novelis perempuan pertama di tanah air ini memiliki banyak karya, salah satunya adalah “Kalau Tak Untung”.
Sariamin Ismail lahir di Talu, Pasaman Barat Sumatera Barat, 31 Juli 1909 dan meninggal di Pekanbaru, Riau pada 15 Desember 1995 di usia 86 tahun.
Ia merupakan penulis Indonesia yang tercatat sebagai novelis perempuan pertama di Indonesia. Sariamin Ismail sering memakai nama saran dalam karyanya seperti Selasih dan Seleguri, atau gabungan kedua nama Selasih Seleguri.
Kalau Tak Untung (Kalau Ta’ Oentoeng) adalah novel yang ditulis oleh Selasih (nama samaran dari Sariamin Ismail) pada tahun 1933 dan diterbitkan oleh PN Balai Pustaka dengan ketebalan buku 188 halaman. Novel tersebut merupakan novel pertama yang ditulis oleh penulis perempuan Indonesia yang memberikan jejak tersendiri dalam perkembangan sastra Indonesia. baik dari aspek struktur cerita hingga latar belakang pengarang.
Realitas sosial yang dibangun dalam cerita tersebut juga merefleksikan secara semu dengan kondisi sosial masyarakat pada masa kepenulisannya, yaitu sebelum kemerdekaan.
Sinopsis
Kalau Tak Untung bercerita tentang kisah hidup seorang perempuan muda bernama Rasmani. Ia berasal dari keluarga yang mementingkan pendidikan ketika masyarakat di sekitarnya masih menuruti aturan yang konservatif, terutama tentang hak perempuan untuk memperoleh pendidikan.
Pertentangan dengan lingkungannya tersebut tidak menghalangi usaha Rasmani hingga mampu menjadi guru. Ia juga mencintai Masrul, seorang pemuda yang mendukung pula hak pendidikan untuk perempuan.
Baik Rasmani maupun Masrul juga menentang aturan pernikahan sedarah dalam budaya Minangkabau.
Masrul sempat dijodohkan dengan Aminah, anak mamaknya yang belum berpendidikan, kemudian meminta Rasmani untuk mengajarinya. Masrul akhirnya menikah dengan Muslina yang lebih berpendidikan, kaya, dan tidak sekaum dengannya.
Namun, Muslina justru bersifat jahat dan tidak menghargai suaminya sendiri sehingga mengakibatkan mereka bercerai. Rasmani semakin menderita dengan sakitnya dan sejak tidak bersama dengan Masrul yang dicintainya.
Di akhir cerita, Rasmani sudah mengetahui bahwa Masrul mencintainya dan hendak memperistrinya, namun nasibnya tak beruntung karena kematian lebih dahulu menjemputnya.