Categories: NEWS

Kejati Aceh Akan Periksa Tiga Tersangka Kasus SPPD Fiktif DPRK Simeulue

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh akan melakukan pemeriksaan terhadap tiga tersangka kasus dugaan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Simeulue tahun 2019.

Ketiga tersangka masing-masing PH, IR dan M selaku mantan dan anggota DPRK Simeulue tersebut rencananya akan diperiksa pada Senin, 22 Agustus 2022.

“Rencananya pada hari Senin 22 Agustus 2022 nanti akan dilakukan pemeriksaan terhadap tiga orang tersangka yang berasal dari DPRK Simelue,” kata Plt. Kasi Penkum Kejati Aceh, Ali Rasab Lubis, Sabtu (20/8/2022).

Baca Juga: Kejati Aceh Tetapkan Enam Tersangka Kasus SPPD Fiktif DPRK Simeulue

Ketiga tersangka tersebut sebelumnya mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Banda Aceh pada Kamis (11/8), namun gugatan praperadilan itu telah dicabut oleh yang bersangkutan.

Ali Rasab mengatakan, sebelumnya Kejati Aceh telah menetapkan enam tersangka terkait kasus dugaan SPPD fiktif ini. Tiga tersangka diantaranya sudah diperiksa terlebih dahulu pada Senin, 15 Agustus 2022.

“Dari enam tersangka, tiga orang yang dari ASN telah diperiksa pada hari Senin, 15 Agustus 2022 yaitu tersangka A, MRP dan R,” jelasnya.

Baca Juga: Kasus Dugaan SPPD Fiktif DPRK Simeulue, Kejati Aceh Periksa Anggota Dewan Hari ini

Selain itu, kata Ali Rasab, penyidik juga telah memeriksa sebanyak 98 orang saksi termasuk ahli Badan Pemeriksa Keuangan. Setelah dilakukan pemeriksaan tersangka, maka akan segera dilakukan pemberkasan perkara dan selanjutnya berkas tersebut akan memasuki tahap penuntutan dan dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Banda Aceh.

Sebelumnya diketahui bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk SPPD DPRK Simeulue pada tahun 2019 sebesar Rp5,57 miliar dan untuk pelatihan sebanyak Rp504 Juta lebih. Dari dua kegiatan dengan anggaran sebanyak Rp6 miliar tersebut diduga dilakukan secara fiktif.

Berdasarkan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) juga ditemukan data tidak dilaksanakan bimtek yaitu dari kegiatan konsultasi dan koordinasi kementerian lembaga dan dinas provinsi, namun anggaran tetap dibayar sebesar Rp2,8 miliar lebih.

Baca Juga: Kantongi Izin Gubernur, Kejari Simeulue Usut Dugaan Kelebihan Bayar SPPD DPRK

Setelah dilakukan pemeriksaan, Kejati Aceh menetapkan enam tersangka masing-masing M selaku ketua DPRK Simeulue 2014-2019, R selaku Bendahara Pengeluaran Sekretariat Dewan (sekwan) Simeulue Tahun 2018 dan MRP pejabat pengelola keuangan.

Kemudian A selaku pengguna anggaran (PA), IR anggota DPRK Tahun 2014 – 2019 dan PH Wakil Ketua DPRK Simeulue Tahun 2019-2021.

Editor : Nafrizal
Rubrik : NEWS
Naszadayuna

Komentar

Recent Posts

Ilham Rizky: MA Harus Independen dalam Kasus PT BMU

Analisaaceh.com, Blangpidie | Aktivis muda Aceh, Ilham Rizky Maulana, menyampaikan keprihatinannya atas adanya indikasi tekanan…

14 jam ago

Aceh–Rusia Tandatangani MoU Kerjasama

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar, menandatangani…

14 jam ago

Gubernur Mualem Lantik Fadhil Ilyas Jadi Dirut Bank Aceh Syariah

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), resmi melantik Fadhil Ilyas sebagai Direktur…

14 jam ago

Truk Bermuatan Batu Bata Terguling di Gunung Kapur

Analisaaceh.com, Tapaktuan | Satu unit mobil dum truk bermuatan batu bata mengalami kecelakaan di kawasan…

17 jam ago

Mendagri Minta Pejabat Serta Keluarganya Diminta Untuk Tidak Pamer Kemewahan

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Menterian Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta kepada seluruh Pejabat maupun…

17 jam ago

Sekretaris DPRA Sebut Surat ARA Masih Proses Administratif

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sekretaris DPRA, Khudri, menanggapi aksi Aliansi Rakyat Aceh (ARA) yang menyerahkan…

17 jam ago