Museum Tsunami Aceh, Wisata Edukasi Bencana di Serambi Mekah

Museum Tsunami Aceh (Foto: Analisaaceh.com)

Analisaaceh.com | Museum Tsunami Aceh merupakan salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi bila datang ke pusat kota Serambi Mekah. Bangunan yang menjulang tinggi tersebut tepat berada di pusat Kota Banda Aceh dan berhadapan langsung dengan lapangan Blang Padang.

Museum Tsunami merupakan salah satu tempat catatan sejarah bangsa Aceh atas maha dahsyatnya bencana Tsunami yang melanda Provinsi Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Bangunan tinggi dan keindahan kota lenyap pada pagi Minggu tersebut. Ratusan jiwa meninggal dunia dan bahkan tidak sedikit mayat yang tidak ditemukan hingga sampai saat ini.

Dari tragedi itu pula dibangunnya sebuah Museum sebagai tempat disimpannya catatan dan manuskrip sejarah atas bencana besar yang pernah melanda provinsi di ujung Sumatera tersebut. Hal itu agar catatan sejarah tidak hilang dan masyarakat dapat belajar terhadap mitigasi bencana.

Bangunan Museum yang didesain oleh Ridwan Kamil dan selesai dibangun pada Februari 2008 itu berada di Jalan Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Baiturrahman, Banda Aceh. Lokasinya bahkan sangat dekat dengan Masjid Baiturrahman, sekitar 15 menit dengan berjalan kaki atau dua menit bila menggunakan kendaraan.

Salah satu mobil terdapak Tsunami yang dipajang di Museum Tsunami Aceh (Foto: Analisaaceh.com)

Museum Tsunami tersebut merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris yang didesain dengan tajuk Rumoh Aceh as Escape Hill, yang memadukan rumah tradisional Aceh dengan bentuk seperti gelombang besar layaknya gelombang tsunami.

Secara umum, tampilan eksterior bangunan ini mengekspresikan keberagaman budaya Aceh terlihat dari ornamen dekoratif unsur transparansi elemen kulit luar bangunan. Ornamen ini melambangkan tarian Saman sebagai cerminan Hablumminannas, yaitu konsep hubungan antar manusia dalam Islam.

Museum ini dibangun dengan dana sekitar Rp70 miliar dan memiliki dua lantai. Lantai satu merupakan area terbuka yang bisa dilihat dari luar dan fungsinya sebagai tempat untuk mengenang peristiwa tsunami. Sementara pada lantai dua berisi media-media pembelajaran berupa perpustakaan, ruang alat peraga, ruang 4D (empat dimensi) serta souvenir shop.

Saat memasuki Museum Tsunami, pengunjung akan melewati ruangan gelap dipadu dengan air yang menuruni dinding kiri dan kanan. Hal itu menambah kesan kepanikkan dan betapa dahsyatnya gelombang Tsunami pada 26 Desember 2004.

Setelah melewati ruang tersebut, pengunjung akan menjumpai sebuah ruangan yang terdapat ukiran nama-nama korban dalam peristiwa itu. Nama-nama tersebut merupakan sebagian dari mereka-mereka yang syahid dalam bencana Tsunami di Aceh.

Kemudian pengunjung dapat mengelilingi seluruh ruang lantai pada lantai satu dan lantai dengan berbagai gambar dan dokumentasi bagaimana mana air bah melanda Aceh.

Ruangan Museum Tsunami Aceh (Foto: Analisaaceh.com)

Museum ini juga turut menampilkan simulasi elektronik gempa bumi Samudra Hindia 2004, foto-foto korban dan kisah dari korban selamat.Lokasi museum sangat mudah sekali di jangkau baik menggunakan kendaraan umum maupun pribadi.

Nah, bagi yang ingin berkunjung, Museum Tsunami ini dibuka setiap hari (kecuali Jumat) pukul 10.00-12.00 WIB dan 15.00-17.00 WIB.

Komentar
Artikulli paraprakMenteri PPPA: Semua Orang Bisa Jadi Korban KBGO
Artikulli tjetërSejumlah Pejabat Utama Polres Bener Meriah Diganti