Categories: LHOKSEUMAWENEWS

Pemko Lhokseumawe Kembangkan Budi Daya Udang Vaname Sistem Bioflok

Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Pemerintah Kota Lhokseumawe melalui Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Pangan (DKPPP) mengembangkan budi daya udang vaname dengan sistem bioflok. Program ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan membuka lapangan kerja baru.

Kepala Dinas KPP Kota Lhokseumawe, Muhammad Rizal, M.Si kepada pewarta di ruang kerjanya, Senin (11/2/22) menyebut program budidaya udang vaname sistem bioflok merupakan program perdana yang dilaksanakan Pemko Lhokseumawe.

“Program ini awalnya muncul dari ide Wakil Wali Kota Lhokseumawe. Beliau meminta kita untuk melaksanakan program bioflok ini. Budidaya dengan sistem bioflog ini sangat sensitif dan harus dilakukan secara intensif” kata Rizal.

Kepala Dinas KPP Kota Lhokseumawe, Muhammad Rizal, M.Si

Rizal mengatakan anggaran program ini berasal dari dana Otsus 2022 senilai Rp1,2 milyar. Di lokasi pilot project di Desa Uteuen Bayi, Kecamatan Banda Sakti, terdapat 13 kolam terpal (bioflok) dengan ukuran diameter 10 meter. Satu bioflog, kata Rizal, menampung 24 ribu ekor udang.

“Ada 6 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 10 orang. Kelompok ini bermitra dengan Koperasi Mon Jaya sebagai bapak angkat lah istilahnya. Lalu ada ahlinya satu orang yang sudah disekolahkan selama 3 bulan” ucap Rizal.

Dia berharap kelompok bioflok udang vaname ini dapat bekerja maksimal menuju keberhasilan dan dapat mengembangkan usaha pada tahap berikutnya dengan modal secara mandiri.

Hasil amatan media di lokasi, 13 bioflok di dua lokasi terpisah sudah dilakukan pelepasan benur. Pembina kelompok, Ismuhar mengatakan program ini sangat bermanfaat bagi peningkatan masyarakat Uteun Bayi khususnya.

Dia menjelaskan, budidaya udang vaname dengan sistem bioflok perlu penangan khusus dan intensif. Karena budi daya sistem bioflok merupakan hal yang baru, selain sistem konvensional yakni tambak.

Dalam menyukseskan program ini, Pemko Lhokseumawe juga meminta kontribusi kelompok dalam program dimaksud.

“Seperti sewa lahan, itu tanggung jawab kami, termasuk obat probiotik untuk fermentasi air juga diminta kontribusi kita. Demikian juga untuk pasokan listrik juga dari kami. Pemerintah menyediakan kolam, genset, kincir, bibit udang dan pakannya” ujar Ismuhar.

Ismuhar menjelaskan untuk tahap pertama sebagai uji coba pihaknya hanya mengisi benur separuh dari kapasitas kolam atau 24 ribu ekor. Dengan masa panen 60 hari sampai 75 hari, pihaknya optimis program ini akan berhasil.

“Semua sistem mulai dari penggiliran jaga kolam hingga bagi hasil serta untuk proyeksi budidaya tahap selanjutnya sudah kami musyawarahkan. Semoga program ini berhasil dan dapat jadi percontohan” demikian Ismuhar.

Desriadi Hidayat

Komentar

Recent Posts

Api Lahap Bekas Bengkel Motor di Aceh Besar

Analisaaceh.com, Aceh Besar | Sebuah bangunan bekas bengkel motor di Gampong Tutui, Kecamatan Kuta Cot…

6 jam ago

184 Bencana Terjadi di Aceh, Kerugian Rp132,74 Miliar

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Provinsi Aceh mengalami 184 kejadian bencana alam sepanjang Januari hingga Juni…

6 jam ago

Sejak Juli, 20 Karhutla Terjadi di Aceh Besar, 5,24 Ha Terbakar

Analisaaceh.com, Aceh Besar | Sebanyak 20 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Kabupaten…

10 jam ago

Kapolri Nikmati “Kupi Khop” di Stan Bhayangkari Aceh

Analisaaceh.com, Jakarta | Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo bersama Ketua Umum Bhayangkari Ny.…

10 jam ago

Rapat Paripurna DPRK Abdya Molor, Banyak Anggota Tak Hadir

Analisaaceh.com, Blangpidie | Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya (Abdya) molor…

15 jam ago

Tiga Mahasiswa SKI FAH UIN Ar-Raniry Raih Juara Nasional di OSINAS 2025

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Tiga mahasiswa Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan…

1 hari ago