Peran Pendidikan Spiritual dalam Keluarga

Oleh : Ulfani

Indonesia merupakan negara multi kultur atau multi agama. Perbedaan ini selain menjadi suatu kekayaan, namun juga dapat mengakibatkan perpecahan apabila perbedaan itu disalahartikan. Hal ini dapat mengakibatkan tindakan-tindakan ekstrim seperti radikalisme dan terorisme yang dapat mengancam perdamaian serta ketahanan nasional Indonesia.

Munculnya reformasi yang ditandai dengan terbukanya pintu demokrasisasi menjadi wadah yang subur bagi tumbuh dan berkembangnya sebuah kelompok yang disebut kelompok Islam Radikal. Fenomena Islam radikal ini sering dikaitkan dengan paham keagamaan, walaupun sebenarnya fenomena ini tidak selalu bersumber dari paham keagamaan.

Fenomena ini bisa saja muncul akibat ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Kasus-kasus seperti bom bunuh diri ataupun aksi-aksi teror yang mengatasnamakan jihad, mengakibatkan Islam dicap sebagai agama yang suka memakai jalan kekerasan. Padahal hal ini merupakan penyimpangan dalam memahami makna jihad.

Radikalisme merupakan suatu tindakan yang menginginkan adanya perubahan pada suatu ranah politik tertentu yang tidak berbahaya apabila hanya diaplikasikan pada ranah pribadi, namun akan menimbulkan bahaya ketika dipaksakan kepada orang lain. Sedangkan terorisme merupakan sebuah gerakan kejahatan yang terorganisir yang menginginkan terjadinya kehancuran pada suatu elemen tertentu yang menjadi sasaran aksi teror tersebut.

Di lihat dari sisi ketatanegaraan, radikalisme merupakan masalah besar bagi negara yang menganut sistem demokrasi serta negara multi agama, karena radikalisme bertolak belakang dari dua hal tersebut.

Secara ideologi sangat jelas dalam Pancasila terdapat prinsip Ketuhanan yang Maha Esa, prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab, prinsip persatuan,  prinsip musyawarah, dan  keadilan. Sedangkan radikalisme ujung-ujungnya jatuh pada keadaan yang bertentangan dengan prinsip demokrasi dan perikemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga akan menjadi masalah besar bagi Indonesia yang merupakan negara demokrasi dan negara multi agama.

Untuk mencegah penyebaran ini, maka dilakukan sebuah strategi berkelanjutan yang dikenal sebagai Suistenaible Develompment Goals (SDGs) yang memiliki 17 tujuan, di mana tujuan ke 16 adalah mencapai perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat.

Pendidikan merupakan cara efektif dalam menyadarkan individu dalam jati diri kemanusiaan. Pendidikan spritual dalam keluarga menjadi salah satu cara yang dapat digunakan dalam membentuk jati diri seseorang.

Sebab orang tua sangat mendominasi dalam mendidik anak-anak. Pendidikan spiritual dalam keluarga adalah upaya untuk menjadikan anak sebagai pusat pendidikan dan pembelajaran dalam keluarga yang merupakan upaya integratif yang bertujuan membentuk dan mengemban potensi kemanusiaan sehingga menghasilkan generasi yang kompeten, berwatak serta berakhlak mulia.

Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan ketahanan nasional, keluarga harus memberikan pendidikan kepada anak yang merupakan anggota keluarganya demi mencegah timbulnya paham radikalisme yang mengancam ketahanan nasional.

Dalam hal ini orang tua bisa memberikan pemahaman kepada anaknya tentang adanya perbedaan dalam keyakinan beragama, memberikan pemahaman tentang bagaimana mengahrgai perbedaaan suku, ras, budaya serta agama dan keyakinan antar warga negara dalam hal berbangsa dan bernegara agar tetap terwujudnya keharmonisan di dalam masyarakat demi mencegah tindakan-tindakan radikalisme itu sendiri.

Penulis merupakan mahasiswi Unsyiah
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Geofisika

Komentar
Artikulli paraprakDiskusi Forpemda Terkait Hibah Besi Tua Eks PT. AAF Dihadiri Anggota DPRA dan DPRK
Artikulli tjetërIni Formasi CPNS 2019 Seluruh Kabupaten/Kota di Aceh