PKPA Inisiasi Child Eco-Friendly Tourism di Bukit Lawang

Analisaaceh.com, Medan | Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) inisiasi-kan Child Eco-Friendly Tourism agar geliat pertumbuhan wisata khususnya di Sumatera Utara dapat berkembang dengan tetap memperhatikan hak-hak anak.

Direktur Eksekutif pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Keumala Dewi mengatakan, sudah bukan hal baru jika wisata menjadi sektor yang tumbuh dengan sangat cepat saat ini, pengaruh percepatan teknologi komunikasi dan mudahnya transportasi menjadikan berbagai tempat berlomba untuk menunjukkan keutamaan-nya menjadi daerah wisata yang layak untuk dikunjungi.

“Sumatera Utara menjadi salah satu daerah wisata yang dicari para pecinta alam, salah satu objek wisata yang paling diminati saat ini adalah Bukit Lawang di Langkat yang juga merupakan daerah konservasi untuk orang utan sumatera,” kata Keumala.

Hal itu pula yang menjadi salah satu pendorong bagi PKPA untuk menginisiasi Child Eco-Friendly Tourism (CEFT) di Bukit Lawang yang juga merupakan Desa Perkebunan yang didampingi oleh PKPA dalam project Resbound.

Keumala menjelaskan, CEFT sendiri bertujuan agar aktivitas wisata tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan keuntungan material namun juga mengajak masyarakat desa di sekitar daerah wisata dapat terlibat secara langsung dan tentu saja dengan tidak mengabaikan hak-hak anak.

“Agar CEFT dapat diimplementasikan secara nyata, PKPA menggelar workshop selama 2 hari (18-19/02) di Ecolodge Bukit Lawang. PKPA menggandeng PINOUVA untuk mengundang 46 pelajar dan guru-guru dari SMA Pelita Harapan Sentul Bogor,” jelasnya.

Dalam workshop tersebut, lanjut Keumala, anak-anak diajak untuk mengenal Bukit Lawang lebih dekat, mulai dari mengenal aneka vegetasi pohon, tanaman dan satwa endemik di Hutan Bukit Lawang, hingga masyarakat desa di sekitar Bukit Lawang yang di dominasi masyarakat Desa Perkebunan Sawit.

“Para professional bersama-sama mengajak para pelajar untuk berdiskusi tidak hanya tentang konservasi lingkungan dan kaitannya dengan wisata, namun juga tentang Perkebunan Sawit dan Tanggung Jawab perusahaan yang diatur dalam Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO),” tuturnya.

Melalui aktivitas tersebut, Keumala mengungkapkan bahwa CEFT dapat menjadi alternatif untuk mengenalkan alam kepada anak dan juga menjadi media kolaborasi berbagai pihak untuk menjadikan wisata yang ramah terhadap anak.

Selain itu, selama Workshop para pelajar diajak untuk ikut serta menganyam piring dari lidi pelepah sawit yang merupakan hasil usaha milik masyarakat Desa Perkebunan Sawit Bukit Lawang serta secara langsung melakukan proses pembuatan ecobrick yang difasilitasi oleh Erna Farm dalam upaya untuk mengurangi limbah lingkungan.

Menurut pengelola Erna Farm, bahan dasar pembuatan ecobrick diperoleh dari limbah restoran dan penginapan di sekitar Bukit Lawang. Para pengelola jasa wisata tersebut lantas memasok limbah plastik yang lantas dimanfaatkan Erna Farm menjadi ecobrick yang selanjutnya diaplikasikan menjadi bahan pengganti batu bata dalam proses pembangunan .

Tidak hanya itu, pada hari ke dua workshop para pelajar dipandu oleh para Profesional ranger dari Bukit Lawang Green untuk menjelajah pinggiran hutan bukit lawing dan melihat secara langsung pohon karet, damar, jati serta hewan endemik Sumata Utara yaitu Orang utan, Siamang, Kera white face dan sebagainya.

Di akhir sesi workshop, para pelajar sangat antusias karena dapat menjadi bagian dalam pelestarian hutan dengan ikut menjadi orang tua asuh bagi bibit pohon-pohon yang mereka tanam sendiri di pinggiran hutan.

Salah satu peserta dari SMA Pelita Harapan Sentul, Nadia mengatakan, aktivitas yang gelar tersebut sangat bermanfaat bagi siswa dalam belajar konservasi alam.

“Selama ini saya kan tinggal di Kota, jadi wisata di alam seperti ini sangat seru buat saya. Saya juga bisa belajar banyak tentang konservasi dan menjaga lingkungan. Jadi menurut saya aktivitas seperti ini sangat seru ya,” ujar Nadia.(Ril/TSM)

Editor : Nafrizal

Komentar
Artikulli paraprakGudang Pendingin Segera Beroperasi, Perum Perindo Siap Tampung Ikan Nelayan Simeulue
Artikulli tjetërWakil Bupati Aceh Utara Sebut Pemindahan Ibu Kota ke Lhoksukon Akhir Tahun 2020