Categories: NEWS

Polres Pidie Diminta Tidak Giring Kasus Pesulap Hijau ke Ranah Zina

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)–Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh meminta Polres Pidie dan Kejaksaan Negeri Pidie untuk tidak menggiring kasus dukun cabul atau dikenal dengan pesulap hijau di Kecamatan Padang Tiji, ke jarimah zina, qadzaf atau pengakuan zina yang akan berujung pada kriminalisasi korban.

Kepala Operasional YLBHI-LBH Banda Aceh, Muhammad Qodrat mengatakan bahwa seharusnya perbuatan yang dilakukan terduga pelaku berinisial BTR (48) tersebut dijerat dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).

LBH Banda Aceh menyayangkan sikap Polres dan Kejari Pidie yang menganggap penerapan UU TPKS adalah haram dan menurut Polres Pidie, pemerkosaan tidak mungkin terjadi berulang kali. Apabila terjadi berulang kali, maka dapat mengarah pada jarimah zina sebagaimana dimaksud dalam Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.

Baca Juga: LBH Banda Aceh Tangani Lima Korban Dukun Cabul di Pidie

“Awalnya pihak Polres Pidie sempat ragu untuk menerima laporan yang kami sampaikan. Menurut mereka, perbuatan pelaku terhadap korban tidak dapat dijerat dengan jarimah pemerkosaan sebagaimana diatur dalam Qanun Jinayat. Apabila laporan tetap diterima, maka korban berpotensi dijerat dengan jarimah zina,” ujar Qodrat pada Senin (10/10/2022).

Akan tetapi, kata Qodrat, pihak kepolisian sempat menelpon pihak Kejaksaan Negeri Pidie, namun keduanya berpendapat UU TPKS tidak dapat diberlakukan di Aceh.

“Advokat Publik YLBHI-LBH Banda Aceh kembali mencoba memberikan pemahaman kepada pihak kepolisian bahwa peristiwa hukum yang dialami korban belum diakomodir dalam Qanun Jinayah dan untuk mengisi kekosongan hukum dalam Qanun Jinayah, maka tidak ada salahnya menggunakan UU TPKS yang berlaku secara nasional,” tutur Qodrat.

Baca Juga: Begini Modus Dukun Alias Pesulap Hijau di Pidie Hingga Cabuli Puluhan Ibu-Ibu

Lanjut Qodrat, Polres Pidie akhirnya bersedia menerima laporan korban dan menerbitkan Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP). Namun, mirisnya UU TPKS ternyata tidak ada dalam sistem database penerimaan laporan di Polres Pidie. Maka dari itu, STTLP yang diterbitkan oleh Polres Pidie tidak mencantumkan UU TPKS sebagai dugaan tindak pidana yang dilaporkan.

YLBHI-LBH Banda Aceh juga mengatakan bahwa pihaknya mendapat kabar bahwa penyidik Polres Pidie telah meminta pendapat Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) terkait dengan kasus ini.

Baca Juga: Kasus Pesulap Hijau di Pidie, Polisi: Masih Diselidiki dan Pemeriksaan Saksi

“Hal ini sebenarnya sah-sah saja dilakukan oleh penyidik. Namun yang harus diingat oleh penyidik adalah pengungkapan kasus ini bukan semata – mata persoalan agama, tetapi lebih bagaimana penyidik menegakkan hukum positif yang berlaku di Indonesia,” tutup Qodrat.

Editor : Nafrizal
Rubrik : NEWS
Naszadayuna

Komentar

Recent Posts

KISSPOL Aceh Nilai Situasi Kemanusiaan Sudah Darurat, Desak Keberanian Negara dan Solidaritas Global

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Lembaga Kajian Sosial dan Politik (KISSPOL) Aceh menilai kondisi sosial, ekonomi,…

4 jam ago

Pengurus IHGMA Aceh Periode 2025–2028 Resmi Dilantik

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Aceh menegaskan komitmennya sebagai mitra…

4 jam ago

Antrean BBM di SPBU Abdya Mulai Normal Usai Listrik Pulih

Analisaaceh.com, Blangpidie | Antrean panjang kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun…

4 jam ago

Kabel Listrik Menjuntai di Seunaloh Abdya Sudah Diperbaiki PLN

Analisaaceh.com, Blangpidie | Manajer Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Blangpidie, Kabupaten Aceh…

4 jam ago

Anggota DPRA Abu Heri Desak Presiden Tetapkan Status Bencana Aceh Berskala Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sekretaris Komisi II DPRA Aceh, T. Heri Suhadi atau Abu Heri,…

1 hari ago

Banjir Lumpuhkan Pertanian, SPI Desak Status Bencana Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Serikat Petani Indonesia (SPI) mendesak Presiden Prabowo Subianto menetapkan bencana banjir…

1 hari ago