Categories: NEWSSUMUT

Pukat Trawl Banyak Beroperasi, Nelayan Tradisional Sumut Protes ke Pemerintah

Analisaaceh.com, Medan | Akibat masih beroperasinya pukat berskala besar (Pukat Trawl), puluhan nelayan tradisional yang membawahi ribuan nelayan tradisional dari Kota Medan, nelayan Kabupaten Deli Serdang serta nelayan Kabupaten Langkat, lakukan protes kepada pemerintah, Senin (14/10/2019).

Para nelayan memprotes dan meminta 3 poin kepada pemerintah, yakni menegakkan amanat UU No 45 Tahun 2009 tentang perikanan terhadap kapal trawl, seperti alat tangkap bauke ami (fisher), pukat teri lingkung, serta pukat hela (pukat tarik gandeng dua.

Tuntutan kedua, yaitu para nelayan meminta untuk dibentuk tim terpadu melibatkan instansi penegak hukum beserta nelayan terhadap kapal yang memiliki Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat Laik Operasi (SLO) dan Surat Persetujuan Berlayar (SPB).

Dalam tuntutan tersebut dikatakan, apabila disahuti oleh pemerintah, maka seluruh nelayan tradisional siap turun aksi ke jalan, karena dianggap pemerintah tidak lagi memperhatikan kehidupan nelayan skala kecil (nelayan tradisional).

“Kalau pemerintah tak mau juga memperhatikan nasib nelayan kecil ini, kami semua siap untuk turun ke jalan memperjuangkan nasib kehidupan nelayan tradisional,” kata pengurus Komunitas Nelayan Tradisional Bersatu, Rahman Gafiqi kepada Analisaaceh.com, Selasa (8/10).

Lebih lanjut dikatakan, tak pelak kalau kecurigaan para nelayan selama ini betul adanya, karena masih beroperasinya pukat berskala besar akibat dari adanya permainan oknum aparat penegak hukum di laut dengan para pengusaha perikanan.

“Kita nelayan menduga keras masih adanya oknum-oknum aparat keamanan di laut yang masih bersekongkol dengan para pengusaha ikan sehingga pukat trawl masih beroperasi,” ucap Rahman.

Dalam persoalan ini, Komunitas Nelayan Tradisional Bersatu meminta kepada Danlantamal I Belawan, Laksamana Pertama TNI, Abdul Rasyid Kacong, agar terus memantau proses penyidikan terhadap 6 kapal yang telah ditangkap pihak Lantamal I Belawan. 5 kapal tersebut di antaranya adalah KM Putra Silaban, KM Sumber Nusantara, KM Usaha Jaya, KM Raseuli, serta KM Rola Jaya 1.

Kendati demikian, ribuan nelayan tradisonal itu menilai masih lemahnya sistem pengawasan di laut sehingga mereka merasa dizalimi hingga berdampak pada pendapatan dan penghasilannya.

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

KISSPOL Aceh Nilai Situasi Kemanusiaan Sudah Darurat, Desak Keberanian Negara dan Solidaritas Global

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Lembaga Kajian Sosial dan Politik (KISSPOL) Aceh menilai kondisi sosial, ekonomi,…

10 jam ago

Pengurus IHGMA Aceh Periode 2025–2028 Resmi Dilantik

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Aceh menegaskan komitmennya sebagai mitra…

10 jam ago

Antrean BBM di SPBU Abdya Mulai Normal Usai Listrik Pulih

Analisaaceh.com, Blangpidie | Antrean panjang kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun…

10 jam ago

Kabel Listrik Menjuntai di Seunaloh Abdya Sudah Diperbaiki PLN

Analisaaceh.com, Blangpidie | Manajer Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Blangpidie, Kabupaten Aceh…

10 jam ago

Anggota DPRA Abu Heri Desak Presiden Tetapkan Status Bencana Aceh Berskala Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sekretaris Komisi II DPRA Aceh, T. Heri Suhadi atau Abu Heri,…

1 hari ago

Banjir Lumpuhkan Pertanian, SPI Desak Status Bencana Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Serikat Petani Indonesia (SPI) mendesak Presiden Prabowo Subianto menetapkan bencana banjir…

1 hari ago