Categories: NEWSPARLEMENTRIA

Reses di Aceh Selatan, Hendri Yono Tampung Aspirasi Ratusan Masyarakat

Analisaaceh.com | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Hendri Yono, S.Sos., M.Si menggelar pertemuan dengan ratusan masyarakat di Gampong Batee Tunggai, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan, Sabtu (11/2/2023).

Kegiatan tersebut dalam rangka reses pertama tahun 2023 untuk menyerap aspirasi seluruh masyarakat Aceh Selatan, mulai dari Labuhan Haji Barat hingga ke Trumon Timur.

“Silaturahmi kali ini merupakan momen yang sangat ditunggu, yang mana bisa mendengar langsung keluhan serta masukan dari masyarakat Aceh Selatan. Melalui kegiatan ini kita bisa mengetahui persoalan yang ada di tengah masyarakat,” ujar Hendri yang duduk di Komisi III DPRA ini.

Dalam kesempatan itu, Hendri Yono banyak menerima keluhan yang disampaikan oleh masyarakat, mulai dari persoalan pariwisata Tingkat Tujuh di Tapaktuan hingga adanya persoalan rumah ibadah yang belum tuntas atau masih memerlukan pembagunan secara fisik.

Pansurna, salah satu Desa Kapa Seusak, Kecamatan Trumon Timur, juga menyampaikan persoalan sengketa lahan Hak Guna Usaha (HGU) antara PT. Asdal Prima Lestari dengan masyarakat yang hingga kini belum ada titik temu.

Menanggapi persoalan tersebut, Hendri mengatakan bahwa sejumlah aspirasi itu akan menjadi catatan baginya untuk ditindaklanjuti sebagaimana harapan masyarakat.

“Kalau untuk pariwisata, yang perlu diselesaikan itu asesnya dulu, kalau aksesnya sudah bagus maka mudah untuk kita membangun sarana dan prasarana yang lain. Untuk Tingkat Tujuh di Batu Itam, mungkin nantik Bumdes-nya bisa berkonsultasi dengan kami, kalau ada beberapa hal yang tidak bisa diakomodir mungkin secara pribadi kami bisa membantu” kata Hendri Yono.

Anggota DPRA, Hendri Yono, S.Sos., M.Si saat menggelar pertemuan dengan ratusan masyarakat di Gampong Batee Tunggai, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan, Sabtu (11/2/2023).

Terkait usulan sarana ibadah, Hendri mengatakan bahwa sebagian besar masjid di wilayah Aceh Selatan telah diakomodir selama ini melalui anggaran pokok pikirannya (pokir) di DPRA.

“Usulan terkait sarana ibadah seperti Mesjid, itu selama ini telah banyak kita realisasikan. Namun bila ada yang belum, akan saya bantu dengan cepat, agar bisa terealisasi,” tutur Hendri Yono yang duduk di Komisi III DPRA ini.

Sementara itu permasalahan HGU PT. Asdal Prima Lestari, Hendri akan mendorong dan meminta pemerintah daerah untuk turun tangan dan mencari solusi persoalan yang telah berlangsung lama tersebut dengan mengedepankan prinsip keadilan dan tidak merugikan masyarakat.

“Saya kira kalau persoalan seperti ini, pemerintah wajib menyelesaikan, karena ada beberapa kriteria dari PT. Asdal belum terpenuhi seperti lahan dan banyaknya masyarakat yang harus berurusan dengan pihak kepolisian,” kata Hendri Yono.

Penanganan Konflik Satwa di Aceh Selatan Harus Serius

Hendri Yono juga menyahuti keluhan masyarakat terkait konflik satwa dengan manusia di Aceh Selatan. Menurutnya, penanganan wilayah Kabupaten Aceh Selatan harus ditangani secara serius oleh seluruh pihak terkait sejak dini dan tidak menunggu memakan korban jiwa.

Hendri mengatakan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) selaku lembaga yang berwenang dalam masalah satwa, harus memprioritaskan Aceh Selatan dalam penanganan masalah konflik satwa, terutama harimau sumatera.

“Karena selama ini banyak kasus konflik satwa khususnya harimau dengan masyarakat di Aceh Selatan, bahkan baru-baru ini juga terjadi dua kasus di Kluet Tengah. Tentu ini masalah yang serius, kalau tidak ditangani dengan cepat, kita khawatir masalah tersebut akan terus berlanjut,” ujarnya.

Hendri mengaku akan berkoordinasi dengan BKSDA agar penanganan tersebut dapat dilakukan secara simultan dan berkelanjutan. Mengingat wilayah Aceh Selatan berdampingan langsung dengan hutan leuser yang memang tempat habitat satwa yang dilindungi.

“Artinya jangan tunggu ada korban baru dilakukan penangangan, tetapi dari sekarang harus ada upaya pencegahan terutama di wilayah pinggiran hutan,” kata anggota DPRA dua periode ini.

Dalam kesempatan itu Hendri juga meminta masyarakat Aceh Selatan untuk mendukung program dan upaya BKSDA dan lembaga terkait lainnya dalam penanganan konfik satwa dan manusia, seperti tidak melakukan perambahan hutan serta memburu hewan yang dilindungi tersebut.

“Penanganan masalah konflik satwa ini juga tidak akan berhasil bila tidak didukung oleh masyarakat, artinya semua elemen masyarakat harus ikut serta dalam pencegahan sehingga masyarakat dapat tinggal dan bekerja dengan nyaman di daerah masing-masing,” tandasnya.

Editor : Nafrizal
Rubrik : NEWS
Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Bea Cukai Amankan Rokok Ilegal Senilai Rp 6,3 Milyar di Aceh Tamiang

Analisaaceh.com, Langsa | Bea Cukai mengamankan rokok ilegal senilai Rp6,3 milyar di dua lokasi berbeda…

18 menit ago

Pencuri Puluhan AC Hotel Terbengkalai di Peunayong Ditangkap Polisi

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Unit Reskrim Polsek Kuta Alam yang dibantu Unit Jatanras Satreskrim Polresta…

12 jam ago

Baitul Mal Abdya Kembali Berikan Beasiswa Tahfidz kepada Penghafal Al-Qur’an

Analisaaceh.com, Blangpidie | Baitul Mal Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) kembali memberikan penghargaan (reward) kepada…

12 jam ago

Maju Sebagai Bacalon Wali Kota, Irwan Johan Daftar ke Partai Demokrat

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Irwan Johan resmi mendaftar ke DPC Partai Demokrat Banda Aceh sebagai…

13 jam ago

Penyidik Serahkan Tersangka dan Barang Bukti Kasus RS Regional Aceh Tengah ke Jaksa

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Penyidik Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Aceh melaksanakan tahap II atau penyerahan…

17 jam ago

Camat Syamtalira Bayu Enggan Terbitkan SK PAW Tuha Peut Gampong Punti

Analisaaceh.com, Lhoksukon | Camat Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara tidak berkenan menerbitkan SK pergantian antar…

1 hari ago