Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Penanganan Banjir dan Longsor Aceh, Murthalamuddin, foto: ist
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Bener Meriah berdampak pada 10 kecamatan dan 232 desa, dengan jumlah warga terdampak mencapai 183.043 jiwa. Data tersebut dihimpun oleh Posko Tanggap Darurat Aceh per 28 Desember 2025 pukul 18.00 WIB.
Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Penanganan Banjir dan Longsor Aceh, Murthalamuddin, menyampaikan bahwa hingga saat ini tercatat 31 orang meninggal dunia, 14 orang masih dalam pencarian, dan lima orang mengalami luka-luka. Selain itu, sebanyak 2.071 jiwa masih mengungsi di 14 titik pengungsian.
“Pemprov Aceh memastikan layanan kesehatan, distribusi logistik, serta ketersediaan air bersih di seluruh titik pengungsian terus dipantau dan diperkuat guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak,” ujar Murthalamuddin, Selasa (30/12/2025).
Ia juga menjelaskan, akses di empat kecamatan dan 34 desa masih terbatas, berdampak pada 12.392 jiwa. Pemerintah saat ini memprioritaskan perbaikan darurat jalan dan jembatan guna memperlancar distribusi bantuan dan mobilisasi petugas di lapangan.
“Kerusakan infrastruktur akibat bencana tergolong signifikan. Posko melaporkan 166 jembatan dan 81 ruas jalan mengalami kerusakan, terdiri atas 13 jalan nasional, 33 jalan provinsi, dan 35 jalan kabupaten. Selain itu, terdata 61 titik longsor dan 27 titik banjir di berbagai wilayah Kabupaten Bener Meriah,” sebutnya.
Sebanyak 1.785 rumah warga dilaporkan rusak dengan tingkat kerusakan beragam. Sejumlah fasilitas publik juga terdampak, meliputi 30 fasilitas pendidikan, 23 fasilitas dayah, dan 15 fasilitas kesehatan, serta 100 titik saluran air bersih dan 62 titik jaringan irigasi.
Meski demikian, Pemerintah Aceh memastikan seluruh puskesmas dan rumah sakit umum tetap beroperasi, termasuk layanan perkantoran dan penanganan sampah, guna menjaga keberlangsungan pelayanan publik selama masa tanggap darurat.
Banjir dan longsor turut menghantam sektor pertanian sebagai sumber utama penghidupan warga. Data Posko mencatat kerusakan pada 366,3 hektare kebun kopi, 65,3 hektare sawah, 214,2 hektare perkebunan, serta 0,885 hektare kolam.
Pemerintah Provinsi Aceh masih melakukan pendataan lanjutan sebagai dasar penyusunan langkah penanganan berikutnya, sekaligus perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana secara bertahap.
Analisaaceh.com, Blangpidie | Bupati Safaruddin resmi melepas tim relawan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya)…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sejumlah mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda…
Analisaaceh.com, Aceh Selatan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), T. Heri Suhadi, memberikan apresiasi…
Analisaaceh.com, Kuala Simpang | Menjelang akhir tahun, Danantara Indonesia bersama BP BUMN dan sejumlah Badan…
Analisaaceh.com, Jakarta | Anggota Komisi V DPR RI, Ruslan M. Daud, mendesak pemerintah pusat segera…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi melanda sejumlah wilayah di…
Komentar