Analisaaceh.com, Banda Aceh | Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman memastikan ketersediaan bahan pokok di Banda Aceh mencukupi hingga akhir tahun 2020.
Hal ini disampaikan dalam rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang dihadiri Kepala BI Perwakilan Aceh Achris Sarwani, Kepala BPS Banda Aceh Rusmadi, Kepala Bulog Divre Aceh Irsan Nasution dan para pejabat jajaran Pemko Banda Aceh lainnya seperti Kepala Bappeda Weri, Kadis Koperasi UKM dan Perdagangan M Nurdin pada Selasa (1/12/2020).
Kata Wali Kota, masyarakat ‘Kota Gemilang’ tidak perlu khawatir akan persediaan bahan pokok, terutama beras karena stoknya mencukupi hingga akhir tahun.
“Seperti dilaporkan Kepala Bulog, beras cukup stoknya hingga panen kedepan yang diperkirakan Februari atau Maret. Jadi masyarakat tidak perlu harus memborong dalam jumlah besar,” ujar Aminullah.
Ketum MES Aceh ini juga menjelaskan, masyarakat kota perlu mendapatkan informasi terkait ketersediaan bahan pangan apalagi menjelang libur panjang akhir tahun sehingga masyarakat tidak panik yang kemudian melakukan aktifitas belanja dalam jumlah besar. Karena perilaku seperti menimbun barang akan berdampak pada kenaikan inflasi di Banda Aceh.
“Selain stok mencukupi harga sejumlah komoditi juga normal di pasar sesuai dengan survey yang dilakukan Dinas Kop UMK dan Perdagangan Kota Banda Aceh,” jelas Aminullah.
Dalam rapat ini BI, BPS, Bulog dan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan menyampaikan presentasi terkait dengan data-data ekonomi Banda Aceh.
Data-data yang disampaikan tersebut, sambung Aminullah, menjadi penting bagi Pemko Banda Aceh dalam rangka menentukan kebijakan-kebijakan ekonomi ke depan.
Dalam rapat ini juga terungkap data kemiskinan di Banda Aceh yang mengalami penurunan. Saat ini, angka kemiskinan di Banda Aceh turun menjadi 6,90â„… (Kuartal I tahun 2020) dari 7,22â„… tahun 2019.
“Meski pandemi Covid-19, angka kemiskinan kita turun. Ini kemiskinan terendah di Aceh. Ini menandakan perekonomian Banda Aceh tetap bergairah meski sedang dilanda wabah corona. Ini patut kita syukuri dan kita pertahankan,” ujar wali kota.
Rapat TPID yang dipimpin wali kota ini melahirkan sejumlah rekomendasi, di antaranya memastikan stabilitas pasokan pasca panen untuk komoditas bahan pokok penyumbang utama inflasi, yaitu beras, berbagai ikan, cabai, daging, bawang merah, baik pemenuhan dalam daerah maupun PAD.
Mengaktifkan perdagangan antar kabupaten/kota untuk memenuhi kebutuhan barang saat terjadi kelangkaan pasokan di Banda Aceh juga menjadi poin yang dibahas dalam rapat ini, seperti komoditas ikan dari Kabupaten lain saat aktivitas melaut nelayan Banda Aceh terkendala dengan cuaca karena dampak perubahan iklim serta pergesaran cuaca, komoditas perikanan mutlak membutuhkan Cold Storage. Ikan terutama ikan tongkol menjadi salah-satu komoditi penyumbang inflasi selain cabai merah.
Selain itu juga direkomendasikan peningkatkan kelancaran distribusi barang ke masyarakat melalui Toko Tani Indonesia di samping pasar konvensional.
Kemudian juga akan dilakukan upaya pencegahan praktik penimbunan bahan kebutuhan pokok melalui kerja sama TPID dengan Satgas Bahan pokok.[]