Warga Aceh Timur Alami Gejala Sesak Nafas dan Mual, Diduga Terpapar Gas

Korban yang diduga terpapar gas beracun di Aceh Timur saat ditemani oleh para keluarga. Foto (ist).

Analisaaceh.com, Idi | Seorang warga Kabupaten Aceh Timur dilaporkan mengalami pusing, mual, sesak nafas hingga pingsan diduga akibat terpapar gas beracun. Warga menduga korban terpapar gas dari aktivitas perusahaan di wilayah tersebut.

Korban adalah Ayuni (22 tahun) warga Dusun Buket Mamplam Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam. Ibu korban, Mariana, yang dihubungi melalui sambungan telpon, Rabu (21/2/24) menyebut saat ini kondisi anaknya belum sepenuhnya pulih dan masih mengalami pusing dan mual-mual.

“Pertama sekali kami mencium bau seperti bau septik tank itu sudah sejak beberapa hari lalu yakni pada Sabtu malam, namun tidak lama hanya sekitar 2-3 menit,” ujar Mariana memulai keterangannya.

Bau menyengat baru dirasakan sangat kentara oleh masyarakat setempat pada Senin malam (19/2) atau Selasa dinihari. Sejumlah warga Dusun Mamplam dilaporkan mengalami pusing dan mual-mual serta sesak napas diduga akibat menghirup senyawa kimia dari aktivitas perusahaan migas.

“Malam itu Ayuni nginap di rumah kakaknya dan tak jauh dari rumah saya. Dia malam itu mengalami sesak nafas, pusing dan mual-mual. Kami memberi dia air gula dan jeruk nipis. Tapi besoknya kondisi anak saya makin parah hingga harus dilarikan ke rumah sakit,” ujar Mariana.

Ayuni, kata Mariana, sempat jatuh pingsan saat akan dibawa ke Puskesmas Keude Gerubak Kecamatan Banda Alam. Perawat sempat menyarankan agar Ayuni dirujuk ke rumah sakit Zubir Mahmud di ibu kota kabupaten, namun keluarga menolak karena alasan ketiadaan biaya.

Keluarga berharap kondisi Ayuni dapat cepat pulih dan kejadian serupa tidak terulang kembali.

Sementara informasi lain dari aktivis Komunitas Peduli Lingkungan Aceh Timur, Muhammad Nuraqi, menyebut Ayuni sudah tiga kali menjadi korban terpapar atau terhirup gas.

“Berdasarkan data yang kami miliki, pada tahun 2021 lalu, Ayuni beserta dua adiknya yakni Maulida (15) dan Fathan (6) juga pernah dirawat di RSUD Zubir Mahmud akibat terpapar gas. Selanjutnya, pada 24 September 2023, Ayuni beserta 35 korban lainnya kembali harus dirawat di RS akibat kejadian serupa,” ujar Nuraqi.

Pada kejadian kemarin, sebut Nuraqi, selain Ayuni juga terdapat korban lainnya yakni Munawarah (15) tapi lebih memilih rawat jalan.

“Warga melalui kepala desa disini sempat mempertanyakan kepada pihak perusahaan, tapi perusahaan membantah penyebabnya dari terpapar gas. Mereka berkilah, di daerah tersebut sedang tidak ada aktivitas,” ujar Nuraqi.

Aktivis yang keras memperjuangkan hak-hak masyarakat ini menyebut, terlepas dari bantahan tersebut, pihaknya mendesak perusahaan untuk melakukan edukasi penanganan darurat kepada warga lingkungan perusahaan.

“Termasuk perusahaan harus menyediakan fasilitasi kesehatan darurat agar setiap kejadian seperti yang sudah lalu dapat tertangani dengan cepat dan warga dapat diselamatkan kesehatannya,” ujarnya.

Editor : Riza Mirza
Rubrik : NEWS
Komentar
Artikulli paraprakBawaslu RI Pastikan PSU di Pidie Jaya Berjalan Sesuai Mekanisme
Artikulli tjetërRSUD Tengku Peukan Abdya Terima Sertifikat Akreditasi