Asbahrul Amri, Sosok di Balik Suksesnya Rencong Batu Aceh Selatan

Asbahrul Amri, ST., M.Sc (Foto:ist)

Analisaaceh.com | Rencong Batu Aceh Selatan ditetapkan sebagai juara I katagori Cindera Mata Terpopuler dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) Award tahun 2020.

Penghargaan tersebut diterima langsung Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran di Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Kamis (20/5/2021) malam.

Rencong Batu terbuat dari Marmer berhasil mengalahkan sejumlah pesaing lainnya seperti Badak Kayu dari Pandeglang, Tenun Tanimbar dari Kepulauan Tanimbar dan sejumlah Cindera Mata dari berbagai daerah di Indonesia lainnya.

Namun tak banyak yang tahu, Asbahrul Amri adalah sosok di balik suksesnya nama Rencong Batu di tanah air hingga membawa menjadi Cindera Mata Populer di Indonesia. Berawal dari tugas kuliah, kini Rencong Batu pun turut mengharumkan nama Aceh Selatan dan Provinsi Aceh pada umumnya.

Pria yang memiliki nama lengkap Asbahrul Amri, ST., M.Sc dan tercatat sebagai dosen mata kuliah Manufaktur Teknik Industri Politeknik Aceh Selatan (Poltas) ini mengaku haru dan bangga atas juaranya Rencong Batu di ajang bergengsi di Indonesia.

Dirinya menyebutkan bahwa prestasi tersebut tak luput dari kerja keras mahasiswa, dosen, direktur Poltas, Pemkab Aceh Selatan serta masyarakat dalam mempromosikan Cindera Mata khas Aceh Selatan itu.

Pria kelahiran Samadua pada 8 Februari 1981 ini juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan mendukung karya tersebut. Ia berharap Aceh Selatan dapat terus melahirkan karya-karya baru yang memiliki daya saing tinggi untuk membangun dan mengembangkan Kabupaten penghasil Pala tersebut.

Pendidikan

Dosen yang memiliki hobi desain ini memiliki latar belakang pendidikan yang mentereng. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 3 Samadua pada tahun 1992 dan SMPN 1 Samadua tahun 1995.

Setelah lulus dari SMAN 1 Samadua pada tahun 1998, Asbahrul Amri kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Syiah Kuala jurusan Teknik Mesin dan selesai pada tahun 2006.

Tak hanya sampai di situ, Ia lalu melanjutkan studi S2 ke negara tetangga yakni Malaysia. Asbahrul Amri menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana di Universiti Utara Malaysia jurusan Master of Science (Management) pada tahun 2013.

Selain pendidikan formal, Asbahrul Amri juga kerap mengikuti pelatihan dan kursus, baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Pria yang tinggal di Gampong Jilatang, Samadua, Aceh Selatan ini pernah berkerja diberbagai NGO karena kemampuan bahasa inggrisnya.

Ayah satu puteri ini juga pernah mengikuti Fasilitator Skill di Jakarta tahun 2007, The Technology of Participation Group Facilitation Methodes tahun 2008 di Banda Aceh, Training for Welding Awareness tahun 2009 di Bandung.

Kemudian Training Competance for Perform Routine Manual Arc and/or Gas Metal Arc Welding-2F tahuh 2010 di Jakarta, Pelatihan Metodologi Pembelajaran Politeknik tahun 2010 di Bandung dan prestasi terakhir yang ditorehkan sebelum Rencong Batu adalah Best Paper Award pada Multi Academic Research International Conference tahun 2019 di Malaysia.

Sejarah Awal Mula Rencong Batu

Kepada Analisaaceh.com Asbahrul Amri menceritakan awal mula karya Rencong Batu Aceh Selatan. Hal itu berawal saat dirinya selaku dosen Poltas memberikan tugas praktek kepada mahasiswanya untuk membuatkan karya.

Dari tugas itu, salah satu mahasiswa yakni Aidil Yusmar Telaum Banua menyerahkan tugasnya berupa Rencong yang diukir dari batu. Melihat karya tersebut Asbahrul Amri meresa terpukau akan ide mahasiswanya itu.

Rencong Batu Aceh Selatan

“Melihat hasil karya yang memukau ini, saya langsung menunjukkan hasil karya tersebut kepada Direktur,” kata Amri pada Minggu (5/7) silam.

Melihat karya itu, Direktur sangat pun mengapresiasi karya tersebut dengan menjadikan pembuatan rencong batu sebagai bahagian dari kegiatan inkubator bisnis Poltas.

Untuk mewujudkan produksi Rencong Batu yang rutin, Asbahrul Amri menganalisa dan menentukan tahapan proses pembuatan rencong batu dengan memanfaatkan informasi dari berbagai pengrajin batu di Aceh, sehingga lahirlah SOP/Metode pembuatan rencong batu.

“Dengan metode ini setiap mahasiswa mampu memproduksi rencong batu dengan baik,” ungkapnya.

Rencong Batu ini pun pertama sekali diserahkan kepada kepala daerah, saat itu Plt. Bupati Tgk. Amran, bertepatan dengan perayaan Dies Natalis Politeknik Aceh Selatan ke 9.

Kemudian pada malam puncak Anugerah Pesona Indonesia (API) Award tahun 2020 di Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kamis (20/5/2021), Rencong Batu Aceh Selatan ditetapkan sebagai juara I katagori Cindera Mata Terpopuler.

Editor : Nafrizal
Rubrik : NEWS
Komentar
Artikulli paraprakSeorang Nenek di Aceh Utara Dihipnotis, Emas 30 Gram Raib
Artikulli tjetërKorupsi Pembangunan Jalan Muara Situlen-Gelombang, Kerugian Negara Capai Rp4,2 Miliar