DPRA Sambut Kunjungan Duta Besar Swiss untuk Indonesia

ANALISAACEH.com, BANDA ACEH | Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), H. Dahlan Jamaluddin, S.IP bersama para pimpinan Fraksi menyambut Wakil Duta Besar Swiss untuk Indonesia, H. E. Kurt Kunz dan Deputy Head of Mission, Michael Cottier dalam rangka kunjungan kerja, Kamis (6/2/2020) di ruang kerja Ketua DPRA.

Pada kesempatan tersebut, Dahlan Jamaluddin, S.IP menyampaikan selamat datang dan terimakasih kepada kepada Duta Besar Swiss untuk Indonesia atas kunjungan ke Aceh.

“Rakyat Aceh juga berterima kasih kepada Pemerintah Swiss atas keterlibatan dalam proses perdamaian Aceh tanggal 15 Agustus 2005 dan proses Rehabilitasi dan Rekontruksi Aceh paska Gempa dan Tsunami,” kata Jamaluddin.

Ketua DPRA menjelaskan, manfaat perdamaian dan pembangunan Aceh berkat perhatian Pemerintah Swiss masih dirasakan sampai saat ini, dan pihaknya berharap agar Pemerintah Swiss tetap bisa melanjutkan hubungan kerja sama dan membantu Aceh untuk masa-masa selanjutnya.

“Kemudian diharapkan Swiss dapat mentransfer pengetahuan dan juga teknologi di bidang industri ke Aceh. Swiss sebagai negara demokrasi dan terlibat dalam perdamaian dunia diharapkan dapat memberikan perhatian lebih lagi ke Aceh,” ujarnya.

Selain itu, Gempa dan Tsunami Aceh tahun 2004 banyak pelajaran yang dapat diambil oleh masyarakat Aceh dan juga Pemerintahan Aceh bagaimana kesiap siagaan dan pengetahuan terhadap sebuah bencana serta bagaimana mitigasinya.

Jamaluddin menjelaskan, ada pengalaman menarik yang telah dilestarikan oleh masyarakat Simeulue bahwa ketika terjadi Linon (gempa) besar maka akan terjadi Smong (Tsunami) sehingga mereka akan menjauh dari laut dan berlari ke bukit, dan seperti diketahui bahwa di Simeuleu sebagai pusat gempa tidak terdapat korban jiwa akibat tsunami.

“Banyak negara di dunia datang membantu Aceh baik rehabilitasi, evakuasi dan recovery dari dampak gempa dan tsunami tersebut, dan kami berterima kasih kepada negara Swiss yang juga ikut membantu. Di sisi lain banyak negara di dunia belajar ke Aceh tentang penanganan tsunami dan bencana sehingga gempa dan tsunami Aceh banyak memberikan pengalaman dan pelajaran kepada kita semua bagaimana manajemen bencana itu dan bagaimana membangun kesadaran masyarakat sehingga mereka aware dan care ketika bencana itu terjadi,” tegas Dahlan Jamaluddin.

Pada kesempatan ini, Bardan Sahidi, S.Pdi, M.Hum, M.Ed. dari Fraksi PKS menyampaikan beberapa pandangan terkait investment guidelines, seperti Transitional Justice Aceh dalam pemulihan (recovery) pasca konflik dan tsunami, pemenuhan kebutuhan dasar masyarat (basic social need) layanan pendidikan dan kesehatan dan potensi ekonomi alam Aceh pada komoditi ekspor kopi, kakao, sere wangi, minyak nilam dan kentang granola (bukan tambang) ekstraktif.

“Selain itu juga mitigasi dan penangulangan bencana dan konflik satwa dengan manusia pada perebutan lahan dan sumber makanan, serta partisipasi dan edukasi politik perempuan,” ujar Bardan.

Sementara itu Ir. Azhar Abdurrahman, mengharapkan agar adanya dukungan dari Pemerintah Swiss terkait kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser yang berada di Medan, Sumatera Utara. Selain itu Azhar berharap Swiss mau membuka pintu impor CPO dari Aceh.

Fuadri, S.Si., M.Si, dari Fraksi PAN berharap agar Pemerintah Swiss bersedia memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat Swiss bahwa kondisi Aceh sudah Kondusif, indah dan damai.

“Semua ini berkat perhatian dan bantuan dari masyarakat Swiss ketika Aceh ditimpa bencana alam dan Konflik di Aceh pun bisa berakhir. Kami masyarakat Aceh pasti menyambut dengan terbuka apabila ada masyarakat Swiss yang mau berwisata ke Aceh,” kata Fuadri.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Fraksi PA, Tarmizi Panyang bahwa, Pemerintah Swiss bisa langsung berkomunikasi dengan Pemerintahan Aceh, tidak perlu lagi melalui Pemerintah RI baru kepada Pemerintah Aceh.

“Dan aturan ini ada, karena Aceh daerah khusus. Kekhususan Aceh seperti ini menjadi penting, sebagai upaya mempercepat akselerasi pembangunan di Aceh,” kata Tarmizi.

Komentar
Artikulli paraprakUstadz Das’ad Latif: Teladani Sifat Rasulullah dengan Pelajari Sejarah Hidup Beliau
Artikulli tjetërTingkatkan Ekonomi Masyarakat, Mahasiswa KKN AT-013 Unsyiah Buat Program Budidaya Lele