Kondisi rumah potong hewan di Gampong Keude Siblah, Kecamatan Blangpidie, Abdya. Foto:Ahlul Zikri/Analisaaceh.com
Analisaaceh.com, Blangpidie | Bangunan Rumah Potong Hewan (RPH) yang berdiri megah di Gampong Keude Siblah, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), hingga kini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Padahal, bangunan ini berada di lokasi yang strategis, tepatnya di pinggir Sungai Krueng Beukah, Kota Blangpidie. Bahkan, keberadaan RPH ini dinilai sangat potensial untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Salah seorang warga Dusun IV Jalan Manyang, M. Isa, mengaku prihatin melihat bangunan yang terbengkalai tersebut tanpa kepastian fungsi.
“Sejak dibangun, bangunan itu tidak pernah difungsikan secara maksimal, padahal RPH itu tempatnya strategis di pinggir Sungai Krueng Beukah, di Kota Blangpidie,” kata M. Isa, Selasa (24/6/2025).
Menurutnya, jika bangunan tersebut difungsikan sebagaimana mestinya, manfaatnya akan sangat terasa bagi masyarakat. Selain memiliki lahan yang luas, RPH itu juga sudah dilengkapi dengan saluran air pembuangan yang layak.
“Jika RPH ini difungsikan dengan maksimal, pertumbuhan ekonomi masyarakat bisa meningkat. Bangunannya luas dan memang sudah lengkap dengan saluran air pembuangan,” lanjut Isa.
Selain RPH, sebut Isa, di lokasi yang sama juga berdiri bangunan Pasar Daging yang ikut terbengkalai. Padahal, jika dimanfaatkan secara optimal, kawasan itu bisa menjadi pusat distribusi daging segar yang tertata rapi.
“Di area ini tidak hanya RPH saja, tetapi juga lengkap dengan Pasar Daging. Harapan saya, pemerintah daerah dapat memfungsikan kembali tempat ini, sehingga ekonomi masyarakat sekitar, khususnya Abdya, terdongkrak,” terang Isa.
Isa mengaku, selama ini dirinya dengan sukarela membersihkan area sekitar bangunan dengan cara memangkas rumput liar dan menjaga kebersihan, meskipun tidak memiliki wewenang resmi dari pemerintah.
“Baru-baru ini, Wakil Bupati Zaman Akli menyampaikan kepada saya bahwa bangunan itu saya yang bersihkan. Bahkan selama ini, memang saya yang membersihkan rumput-rumput liar di area RPH,” sebut Isa.
Hal itu, menurutnya, merupakan bentuk kepedulian warga yang tidak ingin melihat aset daerah disia-siakan atau terbengkalai.
Menurut Isa, pemerintah tinggal memaksimalkan fasilitas yang sudah tersedia. Sebab, dengan begitu, bangunan tersebut bisa menjadi penggerak roda ekonomi, terutama di sektor peternakan dan distribusi pangan.
“Saya berharap agar Pemkab Abdya segera mengaktifkan kembali bangunan RPH tersebut. Selain menyelamatkan aset dari kerusakan, hal ini juga bisa membuka lapangan kerja dan memperkuat pasokan pangan lokal,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh warga lainnya yang tidak ingin disebutkan namanya. Menurutnya, bangunan yang dibiarkan begitu saja akan menjadi beban daerah, bahkan berpotensi rusak jika tidak difungsikan dan dikelola dengan baik.
“Kami hanya berharap agar bangunan itu benar-benar digunakan. Sayang jika bangunan itu hanya jadi tempat tumbuh rumput,” pungkasnya.
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Sebuah truk tronton bermuatan semen terguling di tikungan tajam kawasan Gunung Panjupian,…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pemerintah Aceh menyampaikan Rancangan Qanun Aceh tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan…
Analisaaceh.com, Jakarta | Pemerintah Aceh bersama pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) melakukan pertemuan dengan…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau yang lebih dikenal…
Analisaaceh.com, Blangpidie | Gampong Drien Beurumbang, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) masuk…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Embarkasi Aceh, Azhari mengatakan,…
Komentar