FPAU Ragukan Sampel Air yang Dikirim PHE NSB ke Laboratorium

Analisaaceh.com, Lhoksukon | Forum Pemuda Aceh Utara (FPAU) meragukan sampel air yang dikirim oleh Pertamina Hulu Energi NSB ke laboratorium Bogor Labs di jawa Barat. Hasil lab menyebutkan kadar pencemaran limbah terhadap air sungai di Desa Lubok Pusaka di bawah ambang batas yang ditentukan.

“Forum Pemuda Aceh Utara meragukan sampel Air yang Dikirim pihak pertamina Hulu Energi ke Laboratorium Bogor dikarenakan pengambilan sampel tidak melibatkan pihak terkait dan juga sampel tersebut tidak disegel” kata pengurus FPAU melalui Bendahara Umum Zulkifli,ST, Rabu (23/6/20).

Sebelumnya diberitakan warga Desa Lubuk Pusaka Kecamatan Langkahan Kabupaten Aceh Utara mensinyalir aliran sungai Desa tersebut diduga tercemar limbah sisa produksi PHE NSB Blok A. Pencemaran limbah menyebabkan biota sungai dan tanaman pertanian mati.

Baca Juga: PHE NSB Tidak Mencemari Saluran Air di Lubok Pusaka

Karyawan PHE sudah mengambil sampel pada Kamis(28/5) lalu dan dikirim ke Laboratorium Bogor Labs di Jawa Barat.

Berdasarkan hasil Laboratorium yang salinannya dikirim ke redaksi menyimpulkan kandungan minyak dan gumuk/pelumas (oil and grease) di dalam air sebanyak kurang dari 4.3 mg/liter dari ambang batas yang diperbolehkan 15 mg/liter, kandungan total karbon organik (total organic carbon) sebanyak 4.6 mg/liter dari ambang batas 110 mg/liter dan kandungan amoniac (NH3) sebanyak 0.469 mg/liter dari ambang batas yang perbolehkan sebanyak 10 mg/liter.

PHE NSB menyebut kandungan zat yang mengalir ke sungai berasal dari air hujan dan air mandi/cuci dari camp pekerja yang ditampung sementara.

Menurut FPAU, pengambilan tidak dilakukan secara fair karna tidak melibatkan unsur terkait. Hal ini menurut FPAU berpotensi tidak kredibel dan mempengaruhi hasil uji.

Baca Juga: Sungai Leubok Pusaka Langkahan Tercemar Limbah, Warga Minta PHE NSB NSO Tanggung Jawab

“Seharus pengambilan sampel harus melibatkan pihak Kepolisian, Pemerintah, dan warga lingkungan,” harap dia.

Hasil Laboratorium menurut Zulkifli bertolak belakang dengan kondisi di lapangan. Pasalnya ikan dan hewan sejenis kura-kura mati dan tanaman warga layu bahkan mati.

“Lalu kalau bukan tercemar limbah apa dong penyebabnya? sementara yang kita tahu hanya PT PHE NSB yang melakukan penambagan di lokasi itu” ujar Zul.

Ia berharap pihak perusahaan memberikan ganti rugi kepada warga yang terkena imbas. FPAU mengharapkan memperbaiki bak tampung sehingga kejadian itu tidak terulang terutama di saat musim hujan.

Editor : Nafrizal
Rubrik : ACEH UTARA
Komentar
Artikulli paraprakDewan Bentuk Pansus LKPJ Gubernur Aceh Tahun Anggaran 2019
Artikulli tjetërPeringati HUT Bhayangkara ke-74, Polres Pijay Kumpulkan 60 Kantung Darah