Inspirator Muda Aceh: Keliling Dunia Itu Mudah

ANALISAACEH.COM, BANDA ACEH | Sejumlah inspirator muda Aceh berbagi pengetahuan dan pengalaman di acara Seminar Nasional plus talkshow inspiratif yang dilaksanakan oleh English Student Association (ESA) Universitas Syiah di Aula lantai 3 FKIP Unsyiah pada Jumat, (13/12/2019)

Acara tersebut dipandu langsung oleh Afla Nadya, presenter Kompas TV yang juga alumni FKIP Bahasa Inggris Unsyiah. Kegiatan yang mengangkat tema “Yuk Keliling Dunia Dengan Modal Bahasa Inggris” itu membahas tentang pengalaman dan pengetahuan studi di luar negeri.

Senator H Fachrul Razi, M.IP selaku keynote speaker memaparkan bahwa sudah saatnya pemuda Aceh bangkit dalam menuntut ilmu pengetahuan sampai ke luar negeri.

“Sudah saatnya kalian bangunkan singa tidur di dalam diri kalian masing-masing. Teruslah belajar dengan tekun, tingkatkan kompetensi diri untuk menghadapi berbagai tantangan, juga raih berbagai peluang yang ada di depan mata kalian”, ujar Senator Muda Aceh ini.

Lebih lanjut, Fachrul memaparkan bahwa modal untuk mampu keliling dunia yaitu dengan menguasai bahasa Inggris. Dengan menguasai bahasa inilah kita dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang di berbagai dunia.

“Bahasa Inggris merupakan modal bagi kita untuk dapat keliling dunia. Semenjak sebelum saya terpilih sebagai Senator DPD RI sampai sekarang, saya telah mengunjungi 46 negara di dunia ini.” Ujar Senator Fachrul Razi, M.IP.

Dr. Iskandar Abdul Samad, MA, dosen senior FKIP Bahasa Inggris Unsyiah menjelaskan bahwa, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan LoA studi di Australia.

“Ada empat tahapan yang harus ditempuh untuk dapat memulai studi di Australia. Dimulai dengan mengisi form aplikasi kampus, kemudian mendapatkan surat penerimaan (LoA), membayar SPP untuk mendapatkan CoE dan terakhir melamar visa belajar di kedutaan Australia yang ada di Jakarta”, ujar doktor muda alumni University of New England, Australia itu.

Khairul Azmi, M.TESOL di hadapan peserta seminar memaparkan bahwa, biasanya beasiswa yang diberikan oleh sponsor sangat besar, lebih dari cukup jika dapat mengelola dengan baik.

“Beasiswa yang diberikan oleh pihak sponsor sangat besar, jika pintar berhemat dan pinter mengelola keuangan maka tidak perlu bekerja di Australia bisa juga membawa uang yang banyak untuk modal usaha di kampung halaman. Tidak hanya itu, bisa pulang ke tanah air dan mampu membeli mobil Xpander”, tutur alumni Monash University ini.

Sementara itu, Phoenna Ath Tariq, SH, L.L.M, dosen UTU, Meulaboh menambahkan bahwa terkadang perlu keberanian dalam upaya meningkatkan kompetensi lewat studi lanjutan.

“Saya dulu nekad lanjut kuliah ke Malaysia. Saya memakai biaya sendiri saat melamar ke kampus di Malaysia. Dengan kegigihan dan ketangguhan akhirnya saya mendapatkan research assistance dari kampus. Dana inilah membantu saya menyelesaikan studi” , ungkap alumni National University of Malaysia.

Kegiatan itu juga diisi inspirator lain, seperti Jumiati, S.Pd, alumni Professional Dev. Program in China, dan Khairunnisak, alumni Short course in Korea. Kedua speaker ini merupakan alumni FKIP Bahasa Inggris Unsyiah.

Seminar nasional tersebut dihadiri oleh 300 peserta dari dalam dan luar Banda Aceh. Semua peserta terlihat antusias dalam mengikuti acara sampai selesai.

Komentar
Artikulli paraprakAnggota DPRA Buka Turnamen Futsal Paguyuban Mahasiswa Tanjung Balai
Artikulli tjetërBupati Abdya Raih Award dan Lakukan MoU KEK Halal Barsela dengan ISMI