Categories: NEWS

Jelang Tahun Baru, BPOM Temukan Sejumlah Pangan Olahan Tanpa Izin Edar di Aceh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Balai Besar POM di Banda Aceh, menemukan sejumlah pangan yang dijual Tanpa Izin Edar (TIE) dan kadaluwarsa di beberapa wilayah di Provinsi Aceh.

Hal itu didapati saat intensifikasi pengawasan pangan olahan menjelang Nataru yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia.

Kepala BBPOM di Banda Aceh, Drs. Abdul Rahim, Apt., M.Si mengatakan, intensifikasi pengawasan pangan olahan tersebut dilakukan dalam rangka memberikan ketenangan bagi masyarakat menjelang tahun baru.

“Target yang menjadi pengawasan adalah pangan Tanda Izin Edar, kadaluwarsa dan rusak pada sarana peredaran seperti di distributor, toko, supermarket, parsar tradisional dan pambuat atau penjual parsel,” ujarnya pada Jum’at (24/12/2021).

Pelaksaan pengawasan itu, kata Abdul, dilakukan dalam lima tahap mulai 1 Desember 2021 hingga 7 Januari 2022. Dalam hal ini pihaknya telah melakukan intensifikasi di sejumlah daerah seperti Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Lhokseumawe dan Aceh Barat.

“Jumlah sarana yang diperiksa sampai dengan tahap tiga sebanyak 55 sarana dengan hasil 51 sarana memenuhi ketentuan dan empat sarana tidak memenuhi,” kata Abdul Rahim.

Baca Juga: BPOM Temukan Produk Obat Tradisional Hingga Kosmetik Berbahaya, ini Daftarnya

Kepala BBPOM Banda Aceh merincikan, bahwa dalam kegiatan pengawasan tersebut ditemukan pangan olahan kadaluwarsa sebanyak 11 item dan pangan rusak sebanyak 24 item.

Selain itu, sambung Abdul Rahim, pihaknya juga melakukan pengawasan rutin pada sarana distribusi pangan di wilayah kerja BBPOM di Banda Aceh. Dari hasil itu ditemukan 102 item yang tidak memenuhi ketentuan.

“Pangan tidak memilik izin edar ada 20 item, pangan olahan kadaluwarsa 47 item dan pangan rusak 35 item, sehingga totalnya ada 102 dengan nilai ekonominya mencapai Rp12,7 juta,” jelasnya.

Jenis pangan yang tidak memiliki izin edar yang dominan ditemukan tersebut permen Hacks dan Teh Hijau Thailand. Sementara jenis pangan olahan kadaluwarsa yang banyak ditemukan berupa produk biscuit dan saos atau bumbu dapur.

“Kalau pangan olahan rusak yang banyak ditemukan itu berupa produk kemasan kaleng, seperti ikan dalam kaleng atau susu kaleng,” ungkapnya.

Terhadap sarana yang tidak memenuhi ketentuan tersebut, kata Abdul Rahim, akan diberikan tindak lanjut sesuatu dengan ketentuan yang berlaku. Sementara barang temuan yang tidak memiliki izin edar dilakukan pemusnahan.

Pihaknya juga menghimbau kepada pelaku usaha dan masyarakat Aceh, untuk terus mentaati peraturan yang berlaku, begitu juga kepada konsumen untuk cerdas memilih produk pangan yang akan dikonsumsi.

Editor : Nafrizal
Rubrik : NEWS
Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

BKPSL Desak Pemerintah Tetapkan Bencana Sumatera sebagai Bencana Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Badan Kerja Sama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) se-Indonesia mendesak pemerintah menetapkan banjir…

34 menit ago

KISSPOL Aceh Nilai Situasi Kemanusiaan Sudah Darurat, Desak Keberanian Negara dan Solidaritas Global

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Lembaga Kajian Sosial dan Politik (KISSPOL) Aceh menilai kondisi sosial, ekonomi,…

18 jam ago

Pengurus IHGMA Aceh Periode 2025–2028 Resmi Dilantik

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Aceh menegaskan komitmennya sebagai mitra…

18 jam ago

Antrean BBM di SPBU Abdya Mulai Normal Usai Listrik Pulih

Analisaaceh.com, Blangpidie | Antrean panjang kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun…

18 jam ago

Kabel Listrik Menjuntai di Seunaloh Abdya Sudah Diperbaiki PLN

Analisaaceh.com, Blangpidie | Manajer Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Blangpidie, Kabupaten Aceh…

18 jam ago

Anggota DPRA Abu Heri Desak Presiden Tetapkan Status Bencana Aceh Berskala Nasional

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sekretaris Komisi II DPRA Aceh, T. Heri Suhadi atau Abu Heri,…

2 hari ago