Menyangkut PON 2024, Pordasi Minta Bupati Bener Meriah Tak Sebar Hoak

Ketua Pordasi Aceh Tengah Zuhadi, SH

Analisaaceh.com, Takengon | Menyangkut tuan rumah olahraga berkuda pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan di helat pada 2024 mendatang hingga kini terus menuai polemik. Bupati Bener Meriah pada pembukaan GAMIfest beberapa waktu lalu menyinggung kesiapan Kabupaten itu jika ditetapkan sebagai tuan rumah.

Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Zuhaidi, SH menanggapi pernyataan Bupati Bener Meriah, menurutnya Sarkawi terlalu dini berbicara tentang tuan rumah PON 2024 sedangkan SK hingga saat ini belum turun.

“Siapa yang memberi informasi kepada Bupati Bener Meriah terkait PON 2024, kenapa berani menyatakan sebagai tuan rumah, jangan menyebar hoaks, PON itu memang sudah ditetapkan di Aceh-Sumut, tapi SK hingga saat ini belum turun,” kata pria yang kerap disapa Cik Didi itu kepada Analisaaceh.com usai pembukaan Pacuan Kuda tradisional Gayo memeriahkan hari jadi Kota Takengon ke-443 di lapangan Blang Bebangka Pegasing.

Menurutnya, saat ini yang perlu dilakukan adalah berjuang bersama sehingga Pengurus Besar (PB) Pordasi pusat menetapkan Aceh sebagai tuan rumah PON 2024 mendatang. Kata dia tak baik jika mengklaim diri sebagai tuan rumah.

“Jika nanti sudah ditetapkan baru kita bicara, itupun harus ada kesepakatan antar 2 Provinsi ini yaitu Aceh dan Sumut, tidak mudah menjadikan Aceh sebagai tuan rumah harus ekstra berjuang,”jelas Zuhaidi.

Tambahnya lagi, Mereka (Pemerintah Aceh dan Sumut-red) harus melakukan koordinasi terlebih dahulu menetapkan tuan rumah olahraga berkuda, selanjutnya jika Aceh terpilih PB Pordasi akan dipanggil atas kesiapannya main di Aceh.

“Tidak sermerta-merta menentukan tuan rumah olahraga berkuda itu dimana, olahraga berkuda itu mahal, tidak seperti olahraga lainnya, sebagai contoh PON 2020 di Papua, tidak ada pacuan kuda disana, karena orang tidak mau bawa kuda kesana, biaya mahal, oleh karena itu kita minta dukungan dari petinggi-petinggi Aceh di pusat untuk segera menetapkan PON 2024 baru bisa mengatakan Aceh tuan rumah,” katanya.

Untuk itu kata dia, perjuangan masih panjang, terlalu dini jika mengklaim sebagai tuan rumah, bersabar menunggu penetapan adalah langkah yang tepat, setelah PB Pordasi Pusat menggelar rapat dan memutuskan siapa tuan rumah baru angkat bicara.

“Bener Meriah terlalu dini menyatakan kesiapan, kita tunggu dulu penetapan nya setelah dirapatkan, PB aja belum menggelar rapat tentang ini kita sudah berbicara tuan rumah, setelah SK secara resmi ditetapkan baru kita bicara, kita juga harus lobi dengan provinsi lain, makanya Aceh Tengah sudah Go juara 3 di Padang dan Salatiga, supaya mereka tau bahwa di Aceh ada pacuan kuda,” kenang Zuhaidi.

Meski Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues telah matang dalam hal persiapan, dibalik itu harus berupaya bagaimana caranya pacuan kuda digelar di Aceh. Ia meminta Pemerintah 3 Kabupaten itu tidak mudah di adu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Jangan mau di adu, yang perlu diupayakan bagaimana PON itu di Aceh, meski di Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues, ini Seolah-olah pemerintah Aceh Tengah tidak aktif, padahal ini masih proses berjuang. Jangan menggiring bola liar, sama-sama kita berjuang, semua butuh proses,” papar Zuhaidi berharap semua pihak bersabar.

Ia meminta masyarakat dan pihak terkait menahan diri atas penetapan tuan rumah PON 2024 mendatang, jika pun ada informasi yang tersebar saat ini di Media Sosial (Medsos) bahwa Bener Meriah sebagai tuan rumah. Itu dipastikan ulah oknum bukan informasi resmi.

“Jangan hanya karena mengejar proyek fisik terus kita berkoar-koar, sabar adalah jawaban terbaik, setelah nanti Aceh ditetapkan kita kembalikan dimana yang cocok, artinya kita kembalikan ke History Pacuan Kuda di Aceh” tutup Ketua Pordasi Aceh Tengah itu.

Komentar
Artikulli paraprakShabela Tegaskan Pacuan Kuda Tradisional Gayo Bebas dari Judi
Artikulli tjetërIbu Mertua Plt Gubernur Aceh Meninggal Dunia