Rumah Warga Blang Weu Baroh Terancam Tertimbun Tanah Longsoran Developer

Kondisi rumah M Thaib warga Blang Weu Baroh, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe 'menampung' banjir lumpur kiriman developer. Inzet (tinggi banjir lumpur)

Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Rumah Muhammad Thaib (65) warga Desa Blang Weu baroh, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe terancam tertimbun longsoran dan banjir efek dari aktivitas pengembang (developer). M Thaib mengaku selalu khawatir dan terus waspada, terlebih bila turun hujan.

“Saya sangat sedih melihat keadaan rumah saya sekarang. Kami satu keluarga tidak pernah bisa tenang ketika hujan datang semenjak sudah ada timbunan tanah yang mau dibangun perumahan itu” ungkap M.Thaib dengan nada bergetar, Senin (13/6/22).

Thaib menjelaskan, sejak pihak pengusaha setempat yang ingin membangun komplek perumahan telah pula menyebabkan kondisi rumahnya terancam bencana.

Betapa tidak, pihak pengembang menimbun tanah di sebelah rumahnya dengan ketinggian hampir mencapai setinggi rumahnya. Hal ini menyebabkan kondisi rumahnya menjadi rendah dan terancam tertimbun suatu waktu.

Ditambah lagi, tidak ada drainase yang cukup baik sehingga apabila curah hujan tinggi, rumah M Thaib selalu menjadi sasaran air lumpur kiriman dari kawasan komplek pengembang.

Pernah beberapa waktu lalu, kata dia, rumahnya terendam banjir lumpur hingga ketinggian di atas 50 sentimeter. Hampir tidak ada perabotan rumah tangga yang bisa diselamatkan. Kasur dan lemari miliknya, terendam banjir sebelum dapat dipindah.

Mirisnya lagi, M Thaib dan keluarga malam itu terpaksa mengungsi dan tidur di komplek pekuburan yang tak jauh dari rumahnya. Di dalam komplek pekuburan terdapat balai pemakaman yang digunakan bagi peziarah.

“Pernah saat itu jam tiga malam tiba-tiba air naik hampir sepinggang, terpaksa kami ngungsi ke balai yang ada di pemakaman dan menyelamatkan barang-barang kami yang terendam. Namun tidak mungkin kami bertahan disitu jadi saya buat panteu (balai kecil) di dalam rumah agar bisa bertahan” ungkapnya.

M Thaib mengaku panteu yang dia buat setidaknya mengurangi rasa cemas nan was-was bila mana musim hujan tiba.

Hal itu juga diakui oleh Marzuki (43) kerabat Muhammad Thaib, ia mengaku hal ini sudah di laporkan ke Kepala desa namun belum ada solusi hingga saat ini, kades hanya mengatakan bahwa ditimbun tanah tersebut merupakan hak dari pemilik tanah sebelumnya.

“Sudah kami lapor kades namun tidak ada jawaban, setau saya saat banjir pun ada dibawa nasi bungkus entah inisiatif dari yang punya proyek,tapi setelah itu tidak ada tanggapan apapun hingga sekarang,yang ada dibilang kalo ditimbunnya tanah itu kan hak pemilik tanah” ucap Marzuki.

Karena kejadian itu, Marzuki dan Muhamad thaib berharap kades serta pihak yang berwajib menemukan solusi atas apa yang menimpa mereka dan pemilik tanah timbunan mau mengganti kerugian yang mereka alami.

Sementara itu, Kepala Desa Blang Weu Baroh, Bachtiar saat dikonfirmasi pewarta membenarkan hal tersebut. Dia menjelaskan bahwa permasalahan tersebut sudah berlangsung lama, namun ia berjanji akan melakukan rapat dan memanggil pemilik proyek dan warganya itu untuk melakukan musyawarah.

“Kejadian ini sudah berlangsung lama namun hingga saat ini belum bisa disimpulkan apa yang harus dilakukan kedepannya mengingat kedua belah pihak belum bertemu secara resmi untuk musyawarah,tapi dalam minggu ini saya akan memanggil yang punya timbunan dan pak Thaib untuk rapat dan musyawarah,” ucap Bachtiar.

Komentar
Artikulli paraprakTabrak Kerbau, Tiga Mobil Kecelakaan Beruntun di Abdya
Artikulli tjetërWali Kota Banda Aceh Wacanakan Bentuk Qanun Untuk Berantas Rentenir