BI Perwakilan Aceh Terima Kunjungan SISC Abdya

BI Perwakilan Aceh menerima Kunjungan SISC Abdya yang turut dihadiri ISMI Aceh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Kepala Cabang Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh menerima kunjungan secara resmi tim dari task force Surin Industrial Smart City (SISC) Aceh Barat Daya di kantor BI, Selasa (10/9/19).

Dalam pertemuan tersebut turut hadir tim Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Aceh yang diwakili Nurchalis dan tim. Sedangkan dari BI hadir Zainal Arifin Lubis sebagai kepala cabang, serta dari SISC yang diwakili oleh Miswar Fuadi dan tim untuk menyampaikan informasi terkait rencana pembangunan kawasan industri di Surin sebagai bagian dari pengembangan ekonomi khusus di Barsela.

Kehadiran para pihak dalam kunjungan ini adalah bagian dari rencana planning mendorong lahirnya konsep ekonomi di wilayah kawasan Aceh Barat Daya. Selain ini tim masing-masing memaparkan rencana Business Plaining khusus pada kawasan ekonomi dan industri di kawasan Surin Aceh Barat Daya.

Kepala BI, Zainal Arifin dalam pengantarnya menjelaskan bahwa, genjot ekonomi di Aceh harus mendapat perhatian serius baik oleh pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Jika melihat pada trend yang ada saat ini, indeks pertumbuhan ekonomi Aceh masih sangat jauh dan rata-rata di bawah nasional serta di bawah Sumatera.

“Maka salah satu hal yang harus mendapatkan perhatian adalah bagaimana mempercepat pertumbuhan ekonomi dari sektor industri, yang bertujuan untuk menumbuhkan nilai ekonomi di Aceh. Karena jika hanya bergantung pada APBA, maka dapat dipastikan upaya percepatan pengembangan ekonomi tidak akan berjalan secara baik dan terintegrasi, karena sektor industri sama sekali tidak berjalan secara baik,” paparnya.

Miswar, dalam paparannya juga mengharapkan dukungan serta masukan dari BI dalam mempercepat proses yang sedang digagas di kawasan Surin. Keterlibatan BI tentu sangat penting karena pengembangan kawasan ini merupakan alternatif untuk pengembangan di 8 Kabupaten wilayah Barsela.

“Jika merujuk pada study yang ada, maka kawasan Surin menjadi alternatif yang sangat cocok dan berada persis di tengah, baik terhubung dengan kawasan Barsela juga berada di titik terdekat dengan kawasan penghubung tengah Aceh,” jelas Miswar.

Potensi ekonomi di wilayah Barsela lebih di titik beratkan pada pengembangan ekonomi agro industri yang meliputi bidang pertanian, perkebunan dan perikanan. Selain itu jika merujuk pada potensi wilayah di Barsela secara infrastruktur, saat ini sudah sangat menunjang untuk mempercepat lahirnya kawasan ekonomi baik infrastruktur jalan, penerbangan serta pelabuhan yang manjadi faktor pendukung percepatan lahirnya kawasan ekonomi khusus Surin di wilayah Barsela.

Ketua ISMI, Nurchalis dalam paparannya menjelaskan bahwa, rencana pengembangan ekonomi di wilayah Barsela menjadi sangat penting, karena jika melihat potensi nilai ekonomi di wilayah Barsela sangat tinggi dan bahkan SDA melimpah. Akan tetapi hingga saat ini yang belum terwujudkan adalah bagaimana wilayah Barsela memiliki kawasan ekonomi khusus, dengan harapan akan menambah nilai pendapatan baru yang berorientasi pada nilai ekonomi di Barsela.

“Hingga saat ini secara pertumbuhan ekonomi di Aceh sangat stagnan, apalagi hanya bergantung pada APBA. Sedangkan dari sisi industri dan produk, nyaris sama sekali tidak ada. Sehingga tidak heran jika indeks kemiskinan sangat sulit diturunkan dan bahkan setiap tahun angka penganguran akan terus bertambah, karena pertumbuhan ekonomi hanya bergantung pada APBA sedangkan dari sisi industri (investasi) sama sekali belum tersedia,” terang Nurchalis.

Dalam diskusi tersebut, Kepala BI perwakilan Aceh menyambut baik dan mendukung rencana Plaining Business yang dipaparkan oleh tim SISC, dan ini merupakan salah satu alternatif dalam mendorong ide kreatif mempercepat ekonomi di Aceh. Selain itu BI mengingatkan bahwa pengembangan kawasan ekonomi sangat membutuhkan komitmen yang kuat pada dua aspek penting, yaitu tata kelola pemerintahan yang baik serta kepastian hukum untuk menjamin pengusaha dalam berinvestasi di kawasan ekonomi yang didorong.

Di akhir pertemuan, BI mendorong supaya langkah-langkah untuk investasi serta perangkat lanjutan segera dipersiapkan mulai dari rencana plaining, master plan dan lainnya, karena hal ini bertujuan untuk mempercepat industri di wilayah hulu dan hilir dan dukungan pemerintah sangat dibutuhkan sehingga kawasan Surin bisa berjalan dan menjadi kawasan ekonomi baru di wilayah pantai barat selatan Aceh.

“Kami berharap lintas pemerintah Kabupaten/Kota bisa saling bersinergi dan menghilangkan ego sektoral masing-masing khususnya di wilayah Barsela. Kemudian salah satu hal yang paling urgent dari kehadiran KEK surin adalah untuk mencegah capital fligh ‘uang terbang’, dan mencegah agar uang tidak keluard ari wilayah Aceh, sehingga akan muncul multi player effec pertumbuhan ekonomi,” tutup Arifin.

Editor : Nafrizal

Komentar
Artikulli paraprakKapolres Lhokseumawe Silaturrahmi dengan Pak Cik, Warga Lhokseumawe Asal Papua
Artikulli tjetërTPID Gelar Bursa Inovasi Desa Tahun 2019 Tingkat Kecamatan Labuhan Haji Barat