Dukung Tambang di Linge, Dewan Adat Gayo Dinilai Keliru

Analisaaceh.com, Takengon | Jaringan Anti Korupsi (Jang-Ko) menilai statement Ketua Dewan Adat Gayo (DAG) Tagore Abubakar keliru perihal dukungan atas rencana kehadiran tambang emas di Linge Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah.

Menurut Maharadi, Dewan Adat Gayo telah menjatuhkan harkat dan martabat orang Gayo atas apa yang telah disampaikanya ke publik.

“Entah apa yang yang merasuki pernyatan Lembaga Adat ini mendukung tambang di Linge,” kata Koordinator Jang-Ko kepada Analisaaceh melalui sambungan selularnya, Selasa (17/12/2019) di Takengon.

Menurutnya, Negeri ini akan sangat berbahaya jika ada orang-orang berlaku khianat terhadap tanah leluhurnya sendiri.

Seharusnya Dewan Adat Gayo kata dia, mampu merefleksikan dirinya, mempertanyakan apa peran dan kontribusi terhadap kedaulatan tanah leluhur.

“Bukan ikut menyetujui dan memberikannya ke asing untuk di eksploitasi, Dewan Adat Gayo sudah menjatuhkan martabat dan harga dirinya,” papar Maharadi.

Lanjutnya lagi, Tagore bukanlah representasi tokoh Gayo, apalagi katanya, berbicara dukung atau tidak soal tambang, jika ia tokoh jelas Maharadi, harusnya aspirasi Mahasiswa dan masyarakat di dukung, bukan malah di bantah.

“Karena legalisasi Tagore sebagai dewan adat adalah fungsi kontrol atas kerja pemerintah,” paparnya.

Baca Juga : Dewan Adat Gayo Nyatakan Sikap Dukung Tambang Emas di Linge

“Apa yang telah disampaikan Tagore Abubakar merupakan ungkapan yg tidak bersandar pada kajian akademik dan sesuai kapasitasnya sebagai akademisi, Ia sebagai masyarakat biasa, yg kebetulan saja menjabat sebagai dewan Adat Gayo, dan Tagore harus tau fungsi dia sebagai dewan Adat Gayo,” timpal Maharadi.

Pihaknya menduga kuat bahwa dewan Adat Gayo merupakan bagian dari Perusahaan Tambang, sehingga segala narasi yang di ucapkan ke publik adalah narasi dukungan, bukan narasi telaah sebagaimana di pertanyakan oleh mahasiswa dan masyarakat lainnya.

“Dengan mendukung tambang sama artinya Dewan Adat Gayo telah membuka keran pengrusakan tatanan adat di Gayo, sosial budaya masyarakat akan rusak dengan hadirnya tambang. Apa yang disampaikan oleh Tagore bukanlah representatif keinginan atau kepentingan masyarakat adat gayo, tetapi lebih pada kepentingan pribadinya,” tutup Koordinator Jang-Ko itu.

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Hilangkan Stigma Ganja di Makanan, BNNP Aceh akan Melakukan Pengujian

Analisaceh.com, Banda Aceh | Ketua Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh menyatakan bahwa untuk menghilangkan…

10 jam ago

SBA Perkenalkan Praktik Tambang Berkelanjutan kepada Peserta International Summer School Program 2024

Analisaaceh.com, Aceh Besar | PT Solusi Bangun Andalas (SBA) berkolaborasi dengan Program Studi Teknik Pertambangan…

10 jam ago

Rekonstruksi Pembunuhan Kajhu, Tersangka di Perankan Oleh Polwan

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Penyidik Satreskrim Polresta Banda Aceh dan Penyidik Kejaksaan Negeri Jantho melakukan…

10 jam ago

KIP Abdya Tetapkan 45 Anggota PPK untuk Pilkada 2024

Analisaaceh.com, Blangpidie | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Barat Daya (Abdya) resmi menetapkan sebanyak 45…

15 jam ago

KIP Banda Aceh Sebut Hanya Satu Paslon Penuhi Syarat Jalur Independen

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Banda Aceh menyatakan bahwa hanya satu pasangan…

1 hari ago

Langgar Kode Etik, Anggota KIP Langsa Dipecat DKPP RI

Analisaaceh.com, Jakarta | Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Republik Indonesia (DKPP RI) memutuskan secara tetap terhadap…

1 hari ago