Categories: NEWSSUMUT

Eksport Dihambat, Nelayan Kipang Menjerit

Analisaaceh.com, Medan | Lima ratusan nelayan tradisional tergabung dalam Persatuan Persaudaraan Pencari Kipang Tradisional (P3KT) melalui sekretarisya Yuzarwan Ermes protes keras terhadap kebijakan pihak kantor Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu (SKIPM) yang terkesan menghambat kegiatan ekspor hasil laut, Minggu (3/11/2019).

“Seenaknya aja mereka mempersulit kegiatan ekspor kipang (gurita berkaki panjang) nelayan. Di mana kami mencari uang dan menggantungkan kehidupan keluarga kami semuanya. Apa mereka mau menanggulangi kebutuhan nelayan Kipang. Sementara Pemerintahan sedang menggalakkan ekspor untuk kesejahteraan masyarakatnya,” kesal Yuzarwan Ermes alias Pak Siway kepada Analisaaceh.com, Sabtu (2/11).

Siway melanjutkan, dampak terhadap setelah adanya kebijaksanaan SKIPM sangatlah berat terhadap para nelayan pencari Kipang. Kebijaksanaan yang dianggap mengada-ngada itu terakhir menyengsarakan kehidupan para nelayan.

“Para nelayan sebelumnya telah nyaman karena bisa berhubungan langsung dengan importir luar negeri. Tapi saat ini ada oknum-oknum SKIPM yang mengarahkan kami kepada eksportir kipang yang harganya jauh lebih murah dari harga semula. Jadi ada apa ini?,” ungkap Siway.

Informasi dihimpun, awalnya para nelayan Kipang menjual tangkapannya kepada distributor hasil laut CV Soon Ho seharga Rp 80 ribu, sedangkan distributor lain hanya seharga Rp 30 ribu per kilogramnya. Dan saat ini juga ada pembatasan hasil tangkapan laut yang diberikan kepada CV Soon Ho karena kebijakan SKIPM.

Direktur CV Soon Ho, Soo Huan menerangkan bahwa pihaknya pernah akan mengirimkan kipang ke Taiwan. Saat itu pihak SKIPM Medan II langsung mengecek ke lokasi barang. Tapi anehnya tanpa alasan yang jelas sehari kemudian barang yang akan dikirim ke luar negeri tiba-tiba dibatalkan.

“Saat itu semua dokumen sudah dilengkapi dan kipang telah dicek oleh pihak SKIPM Medan II. Terakhir menurut mereka barang yang akan diekspor tidak layak. Ketika ditanya, menurut mereka sudah menjadi kebijaksanaan pimpinan,” ujar Soo Huan.

Upaya konfirmasi kepada Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Medan II, Edi Santoso belum membuahkan hasil.

“Senin aja datang pak. Ini hari Sabtu, Bapak nggak masuk,” kata pria yang mengenakan baju dan celana biru tua di depan kantor SKIPM.

Redaksi

Editor Analisaaceh.com

Komentar

Recent Posts

Kepala Biro Setda Sebut Gubernur Aceh dalam Kondisi Sehat

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Akkar Arafat, menegaskan kondisi Gubernur…

21 jam ago

Ini Lokasi Pemondokan Jemaah Haji Aceh Selama di Makkah

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Aceh, H Azhari menyampaikan…

21 jam ago

Gubernur Aceh Muzakir Manaf Jalani Pemeriksaan Medis di Singapura

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf atau Muallem, dikabarkan sedang menjalani perawatan medis…

1 hari ago

Bupati Abdya Resmikan Rumah Singgah di Banda Aceh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Dr Safaruddin meresmikan rumah singgah "Sigupai…

1 hari ago

Ketua Komisi V DPR Aceh Siap Tindak Perusahaan Pelanggar Hak Buruh

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ketua Komisi V DPR Aceh, Rijaluddin, menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan perlindungan…

1 hari ago

Peringati Hari Buruh Sedunia, Pekerja di Aceh Minta Tujuh Hal

Analisaaceh.com, Banda Aceh | Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day), Aliansi Buruh Aceh menggelar aksi…

1 hari ago