Analisaaceh.com, Tapaktuan | Puluhan petani di dusun Kawat Gampong Pulo Ie Kabupaten Aceh Selatan, terpaksa bergotong royong menggali saluran irigasi sendiri di areal persawahan seluas 25 hektar, lantaran sudah bertahun-tahun di kawasan tersebut luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.
Hal itu diungkapkan oleh Keuchik Gampong Puloe Ie, Syafi’i kepada Analisaaceh.com, Jum’at (9/6/2023), bahwa masyarakatnya yang tergabung dalam kelompok Giat Tani Muda, telah melakukan gotong royong setiap hari Jum’at dalam satu bulan terakhir, guna membuat akses irigasi secara mandiri dengan menggunakan alat seadanya.
“Masyarakat terpaksa harus melakukan gotong royong membuat parit ini untuk mendapatkan akses air irigasi, karena kita ketahui saat ini sudah musim kemarau, jadi jika tidak ada air, sawah pun tidak bisa dibajak dan ini solusi satu-satunya yang bisa kami lakukan agar tidak gagal panen,” katanya.
”Masyarakat melakukan gotong royong setiap hari Jum’at mulai dari Pukul 07.00 WIB sampai 11.00 WIB, dan ini sudah Jum’at ke empat masyarakat menggali menggunakan peralatan seadanya, serta untuk biayanya masyarakat berinisiatif patungan bersama,” ujar Syafi’i.
Sementara itu, hal yang sama juga diungkapkan oleh Bustami selaku tokoh pemuda Gampong Puloe Ie yang juga tergabung dalam Kelompok Giat Tani, bahwa dalam sebulan terakhir ini, mereka telah berhasil menggali saluran irigasi sepanjang 300 meter.
“Berarti sudah 300 meter yang sudah kita gali selama 4 Jum’at ini, mulai dari Dusun Kawat dengan tujuan supaya tembus ke arah Puskesmas Kota Fajar, karena disana yang ada saluran irigasinya,” ujarnya, kepada Analisaaceh.com, melalui sambungan telepon.
Dirinya juga mengungkapkan, bahwa masyarakat dan kelompok tani daerah setempat, sudah mulai bosan menunggu perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Selatan, lantaran sudah berpuluh kali mereka meminta bantuan kepada instansi terkait, namun tak kunjung terealisasikan sampai saat ini.
“Sudan pernah kita melakukan komunikasi dengan Dinas Pertanian dan Bidang Pengairan PUPR Aceh Selatan, dan yang mereka katakan hanyalah “Iya-iya nanti akan kita kerjakan”, namun buktinya sampai sekarang tidak ada sedikitpun bantuan yang datang,”
Padahal, sambungnya, jika Dinas terkait mau membantu dalam pengerjaan penggalian saluran irigasi tersebut, sebenarnya sangat mudah, karena mereka hanya perlu menurunkan alat berat berupa Beko dan dipastikan dalam 3 hari penggalian itu selesai sampai ke Irigasi Puskesmas Kota Fajar.
“Jika memang tidak mau dibangun dulu, setidaknya dibantu penggalian menggunakan Beko saja dulu, berapalah biaya untuk menurunkan Beko selama tiga hari, masak mereka tidak mampu jika itu saja,” tegasnya.
Menurut dirinya, masyarakat yang ada di Dusun Kawat Gampong Puloe Ie, selama ini dalam bertani hanya mengandalkan metode sawah tadah hujan, yaitu dengan cara menampung air hujan untuk dialirkan ke lahan persawahan, namun jika hujan tak kunjung datang masyarakat dipastikan tidak akan bisa bertani dan terancam gagal panen.
“Perlu digarisbawahi, bahwa persoalan ketiadaan akses irigasi di persawahan Puloe Ie ini bukanlah hal yang baru, karena sudah berpuluh-puluh tahun kami merasakannya, terlebih tidak ada tindak lanjut dari para pemangku jabatan,” tuturnya.
”Kami bingung mau mengadu kemana lagi, bukannya kami mau mengungkit, namun Bupati dalam visi-misinya pernah mengutarakan slogan “Makmu Meutani” tapi kenyataannya visi misi itu tidak pernah kami rasakan,” pungkasnya
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Zulfadli, secara resmi melantik dan…
Analisaaceh.com, Blangpidie | Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya (Abdya) pada…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Sebanyak lima ruko tempat usaha di Gampong Lambheu, Simpang Lampu Merah…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Aceh (PA), T.…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Komisi Independen Pemilihan (KIP) Lhokseumawe sukses menyelenggarakan debat kedua calon Wali Kota…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Development for…
Komentar