Pengunjung penuhi warung kopi (warkop) SH Kupi di jalan dua jalur menuju kompleks perkantoran, di Gampong Keude Paya, Kecamatan Blangpidie Kabupaten setempat. Foto:Ahlul Zikri/Analisaaceh.com
Analisa Aceh.com, Blangpidie | Pemadaman listrik yang terus terjadi di Aceh, termasuk di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sejak akhir November 2025, menimbulkan kerugian besar bagi sejumlah pelaku usaha. Salah satunya pemilik warung kopi (warkop), yang terpaksa mengeluarkan biaya tambahan demi mempertahankan operasional.
Owner SH Kupi, Suhaimi mengaku harus mengeluarkan dana sekitar Rp650 ribu per hari hanya untuk menyalakan mesin generatir set (genset). Langkah ini terpaksa dilakukan agar usahanya tetap berjalan dan pelanggan bisa tetap menikmati layanan seperti biasa.
“Untuk menyalakan mesin genset, saya harus mengeluarkan uang sebesar Rp650 ribu setiap hari. Pengoperasian mesin genset ,ini saya lakukan sejak 26 November 2025 hingga sekarang,” kata Suhaimi kepada Analisaaceh.com, Kamis (11/12/2025).
Biaya harian yang besar tersebut dikeluarkan Suhaimi demi memastikan warungnya tetap beroperasi normal dan pelanggannya yang mayoritas mengandalkan warkop untuk mengakses listrik tetap terlayani di tengah krisis listrik.
Sebagai pengusaha warkop, sebut Suhaimi, sulit baginya membatasi pelanggan, termasuk masyarakat dan mahasiswa, yang memanfaatkan fasilitas pengisian daya telepon genggam (charger), laptop, serta akses internet. Sebab, ia harus menjaga kenyamanan dan loyalitas pelanggan.
“Kami harus mempertahankan loyalitas pelanggan, padahal pengeluaran membengkak,” ucapnya.
Meski biaya operasional melonjak, Suhaimi mengakui bahwa omset usahanya justru mengalami peningkatan selama pemadaman listrik dibandingkan dengan hari-hari normal. Sebab, banyak warga dan mahasiswa menjadikan warkop sebagai tempat utama untuk mendapatkan aliran listrik dan jaringan internet.
Namun, lanjutnya, peningkatan omset ini berbanding terbalik dengan besarnya pengeluaran untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) untuk genset jauh lebih besar. Apalagi, saat ini untuk memperoleh BBM sebagai bahan bakar genset sangat sulit dan harus mengantre lama. Sehingga kondisi ini semakin menekan biaya operasional sehari-hari.
Suhaimi berharap, penormalan pasokan listrik ke Aceh, khususnya Abdya, dapat segera pulih sepenuhnya.
“Saya sangat berharap pasokan listrik di Aceh, khususnya Abdya, bisa segera normal kembali. Kalau terus begini, biaya pengeluaran kami semakin berat,” pungkas Suhaimi.
Hingga kini, pemadaman listrik di sejumlah wilayah di Aceh, termasuk Abdya masih berlangsung dan belum ada kepastian terkait pemulihan penuh.
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Dampak bencana hidrometeorologi yang melanda Aceh terus meluas. Hingga Rabu (11/12/2025)…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Di tengah sulitnya akses ke sejumlah daerah terdampak banjir dan longsor,…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pemerintah Aceh kembali memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi selama 14…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Pemerintah Aceh menekankan perlunya penyampaian informasi yang objektif kepada Presiden RI…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Komisi VIII DPR RI mendesak pemerintah pusat segera menetapkan banjir besar yang…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh menyatakan bahwa Masyarakat dapat menukarkan…
Komentar