WALHI saat orasi di Tugu Simpang Lima, pada Rabu (4/24/2024) sekira pukul 17.00 WIB. Foto : Naszadayuna/analisaaceh.com
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh dalam Peringatan Hari Bumi meminta penghapusan & eksploitasi Sumber Daya Alam yang mengakibatkan kehancuran lingkungan hidup. Kritik ini disampaikan WALHI saat orasi di Tugu Simpang Lima, pada Rabu (4/24/2024) sekira pukul 17.00 WIB.
Dimana kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat seperti UU IKN, UU CK, KEPMEN ESDM No 86 dan produk hukum lainnya yang bercorak kapitalis dan karpet merah untuk investasi ekstraktif, dimana tidak hanya menguntungkan segelintir oligarki, tetapi juga merugikan rakyat dan lingkungan.
Kemudian juga oligarki dalam pemerintah para pemuda Aceh juga menyoroti orientasi pembangunan yang mengabaikan kepentingan ekologi, tidak partisipatif, rakus ruang, tidak berkelanjutan, krisis informasi dan merugikan ekonomi kerakyatan.
Keadilan Ekologi yang menyoroti penegakan hukum terhadap pelaku perusak bumi belum setimpal dengan tingkat kehancuran serta dampak terhadap ekosistem.
Koordinator Lapangan, Arhami mengatakan ada tiga hal yang mendesak pulihkan bumi Aceh yaitu Krisis Iklim Dan Bencana Ekologis: Para pemuda Aceh menyadari bahwa eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan oleh industri ekstraktif.
“Yang juga didorong oleh kapitalisme yang tak terkendali, sebagai faktor utama terjadinya krisis iklim dan bencana ekologis yang kita alami saat ini,” ujarnya.
Dimana dampak nyata mereka merasakan dampak langsung dari krisis iklim melalui pengalaman pribadi dan melalui media sosial.
“Contohnya, laut yang penuh sampah dan perubahan bentang alam menjadi simbol kerusakan bumi secara dramatis saat ini,” sebutnya.
Indikator kritis juga menjadi hal yang mendesak, seperti kenaikan suhu global, permukaan laut yang naik, kebakaran hutan dan lahan, abrasi pantai, pendangkalan sungai, ancaman kelaparan, konflik satwa dan kerusakan lingkungan lainnya merupakan indikator nyata dari bencana ekologis yang disebabkan oleh krisis iklim.
Analisaaceh.com, Blangpidie | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mencatat sebanyak 578 orang…
Analisaaceh.com, Lhokseumawe | Bea Cukai Lhokseumawe mengungkap satu kasus penimbunan barang mewah yang diduga merupakan…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Seorang Jemaah Haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) BTJ-05 asal…
Analisaaceh.com, Banda Aceh | Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh menahan dua Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…
Analisaaceh.com, Tapaktuan | Dua pemuda asal Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan, berinisial LH (27) dan…
Analisaaceh.com, Bireun | Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, menziarahi makam ulama Aceh abad ke-18, Habib Abdurrahman…
Komentar